71. Kelak, kau akan menemuiku tengah bersujud di sepertiga malam. Ketika yang lain sedang tertidur, namun aku berdoa. Sekedar meminta agar aku mampu membahagiakanmu dari hari-hari sebelumnya. Hingga aku menjadikan Tuhan dan malaikat-Nya sebagai satu-satunya saksi, atas cinta yang kumiliki padamu sampai detik ini. Hingga malaikatpun bersedia untuk mengaamiinkannya. Hingga Tuhanpun tersenyum, kemudian merestuinya. (Puisi ke-1394, 09 Mei 2017)
72. Bersemangatlah sayang, jalani hari ini dengan senyum terindah yang kau miliki. Tak usah khawatir akan debu-debu keburukan, mereka telah aku singkirkan. Tak usah khawatir dengan kerikil tajam yang menghalangi jalan, mereka telah aku benahkan. (Puisi ke-1404, 10 Mei 2017)
73. Engkau lihat, Tuhan ? senyumnya begitu indah, merekah penuh pesona. (Puisi ke-1378, 08 Mei 2017)
74. Kini, tak adalagi milikku yang sepenuhnya milikku. Tak adalagi yang utuh dari keseluruhan milikku. Kini, milikku adalah milikmu. Duniaku, sajakku, angkasa bahkan langit hatiku, telah dipenuhi dengan segala tentangmu. (Puisi ke-1398, 10 Mei 2017)
75. Dan telah aku labuhkan puisiku pada tubuhmu. Semoga kau bukan hanya tempat untuk seluruh puisiku bersandar, tetapi tempat untuk aku tinggal dan menetap. Semoga, pelabuhanmu adalah tempat untuk aku selalu pulang. (Puisi ke-1424, 10 Mei 2017)
76. Aku mencintaimu melalui bait puisi. Sederhana, jika puisiku berhenti tertulis, maka saat itu juga kau tau bahwa aku telah berhentin mencintaimu. (Puisi ke-1410, 10 Mei 2017)
77. Terkadang ketika kau bernyanyi, aku bertanya tanya, kembali menerka. Siapa laki-laki beruntung yang berhasil menelusup kedalam rongga dalam dadamu ? (Puisi ke-1382, 09 Mei 2017)
78. Aku tidak menyapamu secara langsung, bukan berarti aku tidak perduli denganmu. Semua perhatian telah aku curahkan dalam bentuk doa dan puisi. Dimana tulisan kecilku selalu tersirat makna kasih sayang, dan ketulusan yang terdalam. (Puisi ke-1269, 27 April 2017)
79. Dan bila sungai aksara yang aku tulis selalu bermuara pada lautan puisi yang dengan pasti telah terikat denganmu, lantas aku harus bagaimana untuk membendungnya ? sedang engkaupun tau, bahwa sejauh apapun sungai mengalir, sederas apapun sungai beriak, ia tetap berpulang pada debur ombak ditengah laut. (Puisi ke-1330, 04 Mei 2017)
80. Aku menulis puisi disini bukan hanya untuk membuatmu kagum, namun hanya sekedar cara untuk membuatmu tersenyum. Dipenghujung senja, aku datang untuk membantu menyelesaikan masalahmu. Agar saat malam menjemput dan kerlip gemintang mulai bermunculan, kau bisa lelap tertidur bersama dengan segala mimpi dan cerita yang indah. (Puisi ke-1134, 16 April 2017)