Minggu, 19 Maret 2017, Pukul 15:40 Sore || Puisi ke-969
Kau ingat, ketika tawa kita membunuh banyak waktu yang mencumbui persahabatan kita ?
Ketika senja dengan langit kuning keemasan, sebuah pertemuan yang bagiku cukup berarti.
Tak ada yang istimewa saat kita beradu tatap, hanya senyum dan tawa yang menghiasi waktu kita kala itu.
Perlahan, ntah dari mana datangnya rindu, ia semakin menyesak hati dan meracuni fikiran.
Saat kukira semua tentang kita adalah persahabatan biasa, justru aku tersentuh untuk bisa membahagiakanmu lebih daripada sekarang ini.
Tanpa ucapan, terlebih lagi ungkapan.
Tentang rasa yang membukit, tanpa mengenal bahwa hati ini sangat sempit.
Tanpa kenal waktu, kau terus saja tersenyum dalam fikiranku.
Yah meski nyeri begitu dahsyat, dan ronta jiwa begitu hebat, andai kau tau, rasa ini lebih dari sekedar sahabat.
Dan hanya padamu, hati ini telah tertambat.