Gera menghantam keras samsak di depannya berkali kali. Tak dihiraukan peluh yang membanjiri sekujur tubuhnya. Dibiarkannya jari yang membiru setelah semalaman melakukan duel dengan samsak. Bukan pasir ataupun karet, melainkan balok kayu ulin utuh yang dia ajak duel.
Hatinya meradang setelah mendengar laporan dari Dhani jika Rara keluar tengah malam untuk menemui Shaka dan pergi bersama pria itu tanpa satupun orang yang ikut.
Membayangkan apa yang dilakukan mereka berdua benar-benar sangat membuat dia terbakar emosi.
" Apa-apaan kalian hah?!! " Teriaknya memukul balok itu hingga pecah jadi dua.
Suara gaduh di teras belakang menghentikan langkah Pandu yang akan berangkat pergi. Tanpa pikir panjang dia berjalan menyusuri lorong yang dinaungi air mancur di kanan kirinya. Pikirannya hanya satu, adiknya akan melukai ajudan yang melapor tadi malam.
Dia tau betul bagaimana reaksi wajah Gera saat mendengar berita itu.
Bukan gelas yang terbanting, tapi gelas yang remuk akibat genggaman Gera yang begitu kuat. Tanpa peduli kaca yang menancap dan darah yang menetes, diayunkan tangannya menghantam balok samsak yang tergantung tepat di depannya.
Pandu menarik nafas panjang saat tau tangan adiknya sudah tak berwujud wajar. Satu pukulan telak mendorong telapak tanggannya menghentikan ulah sang adik. Terasa sangat ngilu, tapi apa boleh buat demi yang namanya 'ADEK' !!
" Stop it! " tandasnya
" Bersihkan lukamu! aku tunggu setengah jam di ruang makan dan berangkat bareng! "
" Where?? " jawab Gera pelan.
" rival lo! " mengayunkan samsak pasir di belakang Gera dan tepat mengenai kepala Gera.
" Kalo bego jangan banyak-banyak ! " Meninggalkan Gera yang mengelus belakang kepalanya.
-' benar-benar gak berubah! '- gumamnya meninggalkan teras.
Gera dengan angkuhnya memasuki lobi gedung Waskito grup diiringi Pandu dan Dhani sang asisten yang setia menemani.
Wajah datar dan sorot tajam seakan ingin mencincang apapun yang ada di hadapannya terus menghiasi penampilannya.
" Jaga emosi kamu! " perintah Pandu yang berjalan mendahului masuk.
Di dalam ruang rapat sudah ada Banyu dan Amelia sang sekretaris duduk menunggu.
" Morning Sir... lebih fresh kelihatannya " sapa Banyu sambil menjabat tangan Pandu.
" Pagi.... sama anda juga lebih bugar! " tersenyum ramah dan menganggukan kepala pada Amelia.
" Silakan... bisa kita mulai sekarang? "
" Bagaimana bisa dimulai jika penanggungjawab proyek ini bahkan tidak ada! " elak Gera sarkas.
" Maaf, bu Rara sebentar lagi kesini, beliau sedang ada keperluan penting sebentar! "
" hehe, emang ada yang lebih penting dari proyek ini? " ejek Gera yang sedari tadi menahan emosi.
Pandu memelototi sang adik yang dianggap sudah tidak sopan. Bagaimana mungkin dia bisa menjatuhkan harga dirinya hanya karna rasa cemburu!!!
" Permisi, selamat pagi! Maaf saya terlambat karna harus menghandel sesuatu! "
" Menghandel? bukanya meet some one? "
Rara mengernyitkan keningnya tidak mengerti. Bagaimana bisa dia bertemu seseorang jika sedari tadi dia berusaha menghubungi pihak Enel dan dan pihak SIMEC untuk membantu mereka perihal engine???
Rara hanya diam saja tak menanggapi, membiarkan seseorang dalam pemikirannya sendiri.
" Ini profil engine company yang saya pilih untuk bekerjasama di bidang energi. Enel Green Power (EGP) berpusat di Itali dan saya telah menghubungi langsung mr. Antonio selaku ceo. Yang satu ada Simec Atlantis Enginer (SAE) berpusat di Inggris, untuk ceonya Mr. Thimoty saya masih membuat janji karna beliau sedang dalam perjalanan bisnis! " Dengan anggunnya Rara menunjukkan kegesitannya selangkah lebih cepat.
" Untuk masalah engine resort tidak mungkin kita mengandalkan transmisi lokal, setidaknya kita harus punya pembangkit sendiri agar bisa memenuhi kebutuhan resort tanpa mengganggu kebutuhan masyarakat luas. Lebih baik lagi jika kita bisa menyalurkan sedikit engine itu untuk masyarakat yang membutuhkan sebagai bentuk CSR company !" tegasnya
" Kita bisa memilih enel dengan memanfaatkan angin atau simec dengan menggunakan wafe roller ( sistem pembangkit energi dengan memanfaatkan gelombang air laut). Tapi untuk menggunakan wafe roller, kita perlu mengadakan penyuluhan dan pendekatan pada masyarakat nelayan, karna kita tau model ini belum familiar, otomatis ada banyak pro dan kontra tentang dampak proyek tersebut. Dengan SDM masyarakat disana kita bisa menilai bagaimana tanggapan mereka kan?? " Deskripsi Rara secara detail.
" Dan ini yang membuat anda terlambat hadir ? " tanya Pandu.
Rara hanya mengangguk pelan.
Pandu memandang adiknya sambil menggelengkan kepala. Gera hanya bisa tertunduk malu tak berani menatap wajah sang kakak.
Dalam pikirannya hanya ada rasa cemburu dan curiga jika Rara bertemu lagi dengan Shaka.
Ya, musuh yang tak bisa dianggap enteng tentunya.
Seperti air yang mengalir dari puncak gunung, Rara menjelaskan secara detail deskripsi proyek itu.
Mengutarakan profit dan benefit, menjelaskan dampak positif dan negatif sampai kendala yang mungkin terjadi. Bahkan secara terperinci menjelabarkan progress sepuluh tahun ke depan serta prospek ekspansi ke depannya.
" Untuk menentukan engine yang akan digunakan, alangkah sebaiknya kita langsung terjun ke lapangan dan meninjau lokasi langsung? " Usul Gera menanggapai presentasi tadi.
" Dengan terjun langsung, kita bisa mendengar langsung bagaimana pendapat masyarakat disana. Dan kita bisa tau apa yang dibutuhkan dan diinginkan masyarakat dari adanya proyek ini! " Gera tau, jika Rara pasti akan mengedepankan nasib masyarakat yang terdampak, dan dia tidak ingin salah langkah yang menyebabkan Rara marah.
" Baiklah, saya pastikan sekretaris saya mereschedulle kegiatan saya. " Rara menatap Amelia memberi perintah dan diangguki sekretarisnya itu.
" Saya rasa pertemuan kita kali ini cukup sampai disini, dan sebagai tamu, saya wajib menjamu dengan makan siang tentunya. Saya sudah menyiapkan menu dan mari ke ruang sebelah! " Banyu berjalan memandu mereka ke sebuah longue kecil di atas rooftop disamping kafetaria.
Di meja bundar dikelilingi sofa telah tersaji berbagai menu yang khusus untuk para tamu. Ada soto lamongan beserta sate jeroan dan kerupuk, ada iga bakar asam manis madu, ada jeruk jahe hangat, ada puding stroberi dan berbagai buah.
Gera tersenyum lebar melihat hidangan di meja. ' ternyata mereka tau makanan favoritku' batinnya.