Rara menatap lekat dua mahluk di depannya yang terlihat serius berdiskusi. Ada rasa kagum, takut, khawatir, curiga dan senang yang beradu mencari tempat terluas dibenaknya.
Kagum akan kecerdasan dan keuletan dua mahluk ini, takut karna keduanya mempunyai misteri dan sifat temperamental yang besar.
Khawatir karna notabene dua orang ini selalu bersebrangan, ya meski kakaknya pun selalu bersebrangan dengan Gera, tapi tak seekstrim saat berhadapan dengan Shaka.
Curiga, memang perlu karna Rara sendiri tidak tau apa maksud dari dua orang ini yang sekarang terkesan mendekatinya.
Dan hal yang sangat Rara rasakan adalah senang. Karna dengan adanya dua ahli yang handal memastikan proyek ini akan sangat berjalan lancar dan sempurna. Itu jika keduanya bisa solid bekerjasama.
Gak tau jika nanti dalam perjalanannya mereka bersebrangan dan malah menghancurkan proyek ini. Dan pastinya Rara harus siap dengan segala konsekwensinya.
Rara kembali menatap draf di layar tabletnya, meneliti setiap angka di akun neraca. Mencermati setiap detail design pavilion dan semua sarana yang tersedia di resort nanti. Tak lupa dengan safety dan comfortability yang memang menjadi jaminan bagi mereka pemuas paradise of the world. Sama layaknya Rara yang penggila laut... resort ini akan memanjakan mereka yang memang menyukai kebebasan. Tapi kebebasan yang bertanggungjawab tentunya. Karna untuk masuk ke wilayah resort ini Rara sudah menyediakan perjanjian untuk para guest agar tidak merusak habitat laut. Rara tidak segan akan menindak semua pengunjung yang dengan sengaja merusak ekosistem disana. Termasuk hal yang paling kecil seperti membawa pulang kerang ataupun teripang karna disana adalah lumbungnya.
Dari kejauhan Shaka tampak memandang kagum ke arahnya. Sekarang dia tau kenapa Gera dan ajudannya itu memendam rasa yang sangat besar pada gadis itu. Bukan hanya ayu, lembut, cerdas dan tegas. Tapi dia adalah paket komplit yang memang bener-bener komplit.
Jika saja dia bukan gadis yang terlindung, mungkin Shaka akan dengan mudah mendapatkannya. Karna tak pernah ada satu wanitapun yang berani menolak pesona seorang Ajishaka. Hanya satu, ya cuma Rara tentunya. Satu -satunya wanita yang sama sekali tak tertarik dengannya. Tapi tak mudah juga bagi Shaka untuk bisa mendekatinya. Harus ektra hati -hati dan sangat halus.
Sudah cukup dulu dia harus berurusan dengan Gera dan ajudannya yang sangat merepotkan. Dia tidak mau membuat masalah dengan kakaknya yang seorang agen... ya Banyu adalah Zero, agen terbaik yang dimiliki UDA, Un Detected Agen. Agen rahasia yang dimiliki Austria dan sangat tersohor di dunia bisnis akan kerapian kinerjanya sampai tak mampu diendus oleh para pemain bisnis.
Dan Shaka adalah satu-satunya pengusaha yang tau identitasnya. Dan kalian tau bagaimana Shaka bisa mengantongi identitas Banyu? Jawabannya adalah dengan masuk menjadi agen rahasia juga dan itu dia lakukan dengan mempertaruhkan nyawa. Dan kalian tau kenapa Shaka bisa sejauh itu? Karna dia benar-benar ingin membuat Gera hancur sehancur hancurnya. Entah dengan apapun akan dia lakukan. Jika dengan cara keras dia tak mampu membobol benteng perlindungannya, maka dia akan melakukan dengan cara halus sehalus mungkin sampai Banyu pun tak mampu merabanya..
Sudah hampir tiga bulan Rara bolak balik Surabaya-Naira. Sebuah pulau yang masih perawan dan sedang digarap pengembangannya.
Kali ini Rara hanya ditemani dua mahluk yang baginya sangat menjengkelkan. Bagaimana tidak menjengkelkan jika setiap bertemu mereka selalu berdebat dan berperang urat.
Sama seperti sore ini mereka berdebat hanya karna pilihan menginap atau pulang ke hotel.
Gera mengajak balik hotel mengingat aktivitas Rara yang seharian ini sangat menguras tenaga. Tentu dia ingin gadis yang dicintainya itu bisa beristirahat dengan nyaman. Karna sedari tadi dia melihat Rara yang semakin memucat wajahnya. Dan jika tetap menginap di pulau ini tidak akan baik mengingat fasilitas yang ada belum sepenuhnya sempurna. Dan jika Rara sakit, tidak ada tenaga medis yang memadai, karna memang fasilitas kesehatan belum sempurna dibangun.
Tapi Shaka ngotot untuk menginap dengan keterbatasan sarana yang ada.
" Bisa gak kalo kamu gak egois! Lihat kondisi Rara! " wajah Gera terlihat sangat sebal menatap Shaka.
" Saya tidak egois, tapi kenyataanya kita memang tidak bisa pulang! sarkas Shaka.
" Why? bukannya kamu bawa yacht kesini? dan kita bisa pulang pakai itu kan!! " Gera melotot tajam. Dia sudah putus asa melihat wajah Rara yang semakin memucat.
" Bukan masalah yacht, tapi lihat kondisi arus laut! Apalagi malam ini full moon dan kita berada di kordinat yang paling dekat dengan bulan. Anda yakin mau pulang?? " tanya Shaka datar!
Gera memandang tenggara dan benar, malam nanti akan ada full moon. Bisa dipastikan arus laut akan naik. Dan kita tidak akan bisa memprediksi apa yang akan terjadi pada saat gravitasi berada di puncak.
Gera membuang nafas lelah. " Sorry, saya hanya khawatir dia akan semakin buruk! "
Shaka paham apa yang dirasakan Gera, tidak memungkiri dia juga sebenarnya khawatir dengan keadaan Rara. Wajahnya semakin telihat pucat dan tubuhnya juga semakin lemas. Tapi dia juga tidak ingin mengambil resiko yang lebih buruk dengan membawa mereka pulang.
Saat mereka berdua hanyut dalam pikirannya sendiri, tiba-tiba seorang pekerja menghampiri mereka dengan tergesa-gesa.
"Pak, maaf itu...anu...." tersengal-sengal kehabisan oksigen
" Anu apa? " tanya Shaka.
" Anu....itu.. anu.... "
" Pak, bicara pelan-pelan... ambil nafas dulu.. " sahut Gera.
" Kenapa pak...? " tanya Shaka penasaran.
Pekerja itu mengatur nafas setelah berlari dari ujung pulau " maaf.... mb Rara pingsan pak... badannya panas... "
Seketika itu juga Shaka dan Gera berlari sekencang mungkin untuk sampai di tempat Rara.
Gera dan Shaka terengah-engah saat sampai di klinik. Resort ini memang difasilitasi klinik modern dan canggih, tapi berhubung belum semua selesai sempurna, maka peralatan medispun belum sepenuhnya lengkap.
" Jangan khawatir, dia hanya kelelahan dan sedikit anemia! " seorang dokter paruh baya tersenyum menghampiri mereka.
" Tolong untuk sementara waktu biarkan dia beristirahat dan tolong jangan diforsir kerjanya. Dalam kondisi seperti ini dengan cuaca yang ekstrim, saya takutnya dia bisa hipotermia dan itu sangat berbahaya! " jelas dokter.
" Baik dok, kami akan memastikan dan menjaganya!" jawab Shaka pasti.
Gera menatap wajah pucat itu pias.
" Baiklah jika begitu saya tinggal dulu. pastikan setelah sadar dia meminum jus itu! " pamit dokter.
" Iya dok, terima kasih! " jawab Shaka.
Dokterpun melangkah meninggalkan ruangan. Gera melangkah keluar menyusul dokter. Tepat di depan pintu Gera memanggil menghentikan dokter.
" Dok,...!"Gera tak melanjutkan bicaranya.
Dokter itu berhenti dan menoleh.
" Dokter tau kan kekhawatiran saya...! " pelan Gera mengatakan itu. Dia tidak ingin ada orang yang mendengar dan tau kelemahan Rara.
Dokter itu tersenyum dan mendekati Gera "jangan khawatir.. dia hanya kelelahan tidak sampai kekurangan... tapi yang ditakutkan adalah hipotermia jika terjadi dan itu sangat bahanya. Apalagi klinik ini belum ada ruangan khusus penghangat, kita hanya bisa melakukan pertolongan manual jika itu terjadi !" dokter itu menatap Gera lekat dan tersenyum. -' jadi kamu bocah kecil yang tertusuk it! '- batinnya.
" Jaga dan awasi dia... jika terlihat kedinginan segera lakukan apa yang bisa membuat dia hangat dan tolong langsung panggil saya.! "perintahnya.
" Baik dok, terima kasih! " Dokterpun menepuk pundak Gera dan berlalu meninggalkannya.
Sepanjang langkah dokter yang diketahui bernama Pras itu tersenyum, menerawang masa lalu. Dia tidak menyangka jika dua anak manusia itu ditakdirkan untuk kembali bertemu. Dua bocah yang punya jiwa pelindung dan penyelamat... sama2 rela berkorban demi orang lain.