Kulit putih itu terlihat bercahaya di bawah terik matahari siang itu. Kemeja dark green yang kontras dengan warna kulitnya menambah kharisma ketampanannya berlipat ganda.
Tubuh tegap rambut cepak dengan dada bidang disertai tinggi yang tak bisa ditawar membuat pesonanya semakin memelehkan kaum hawa. Tapi siapa sangka, dibalik pahatan sempurna sang pencipta itu tersimpan jiwa beku seorang Ajishaka.
Beku atas ketidakadilan yang dia rasakan akibat kehilangan seseorang yang teramat penting dalam hidupnya.
Pelan tapi pasti, dia menaiki yatch yang telah disiapkan Panji di dermaga. Tanpa babibu dia langsung melesatkan yatch mengejar feri yang berada jauh di depannya menuju sebuah pulau yang sebentar lagi akan menjadi ladang uang mereka.
Pulau yang digadang-gadang sebagai paradise of the world. Resort dengan fasilitas luxury dan futuristic dan hanya orang-orang tertentu saja yang punya akses untuk masuk.
Sebuah pulau yang sedang digarap Waskito dan Danurdirdja dimana Rara dan Gera lah yang menjadi penanggung jawabnya.
Dan ini kesempatan emas bagi Shaka, saat tau jika mereka memutuskan memilih SAE sebagai pengembang engine dan Shaka adalah perwakilan di Indonesia.
Benar-benar kebetulan yang sangat menguntungkan. Dengan terlibat langsung dalam megaproyek itu, Shaka akan lebih leluasa untuk merusak hubungan keduanya.
Perlahan Shaka menghampiri sekelompok orang yang sedang mengukur kekuatan dan kecepatan arus laut . Terlihat senyum sinis yang teramat tipis di wajahnya.
Dengan aura penguasanya dianggukkan kepalanya pada semua tehnisi yang menyapanya.
" Selamat siang ! " Semua orang yang sibuk berdiskusi menoleh ke arah suara.
Wajah kaget jelas kentara terlukis pada Rara, Gera dan Banyu. Berbeda dengan Pandu, sejak awal dia sudah menduga jika hal ini akan terjadi.
" Selamat siang pak Shaka! Saya merasa sangat terhormat bapak sudi meninjau proyek ini langsung! " Ucap salah satu tehnisi yang sedang melakukan perhitungan daya.
" Oh, iya pak, bu, perkenalkan ini pak Shaka, ceo RWE (Roll Wafe Engineering) selaku perusahaan perwakilan SAE di Indonesia " lanjut tehnisi itu.
" Dan beliau sendiri yang akan memimpin langsung proyek pengembangan engine di pulau ini " terangnya.
Wajah Gera terlihat merah padam seketika saat mengetahui bahwa dia akan bekerja sama dengan orang yang sangat dibencinya.
Dia tidak paham kenapa selalu ada Shaka disetiap gerakannya.
Terasa sangat disengaja dan terencana dengan matang.
Sebenarnya tak jadi masalah dengan siapa mereka akan bekerjasama. Tapi entah mengapa, setiap menatap mata Shaka, Gera merasa ada sesuatu yang disembunyikan. Sorot mata Shaka menunjukkan amarah terpendam yang sangat besar.Padahal Gera merasa tidak mengenal Shaka dan tidak pernah bermusuhan dengan dia sebelumnya.
" Senang bekerja sama dengan anda! " Shaka menjabat satu persatu para stakeholder di depannya.
" Senang bertemu denganmu lagi Rosee... " mendekati Rara dan membisikkan kalimat itu tepat di telinga Rara.
Shaka tak mengindahkan delikan tajam dari Banyu dan Gera. Ia lebih fokus dengan asisten tehnisinya yang menjelaskan daya arus dan kecepatannya. Tanpa bergeming sedikitpun oleh pandangan menyelidik Banyu.
Banyu mengamati Rara yang sedang asyik mengambil fokus view. Entah kenapa sejak kedatangan Shaka perasaannya jadi tidak tenang.
Ada hal yang sangat mengganggu pikirannya. Dia merasa Shaka bukannya sosok yang baru. Terasa familiar tapi juga tidak mengenalnya. Yang ia tahu hanyalah Shaka yang seorang pewaris tunggal Ajishaka grup.
Tak menyangka jika dia punya perusahaan sendiri di bawah bendera SAE dan seorang enginer handal. Dan bagaimana kuat serta luasnya kekuasaan yang dia miliki, mungkin akan dengan mudah menjegal langkah Rara jika berseberangan dengan dia.
Lantas, apa tujuan dia mendekati Rara yang notabene hanya anak seorang jendral?? Bukan level dia untuk dijadikan pendamping. Dan selama ini dia juga tidak pernah mendengar apapun tentang dia yang mendekati Rara.
Hanya sejak Gera kembali ke Indonesia dia gencar mengusik hidup adik kesayangannya itu.
Tapi apa hubungan Rara dengan Gera dan Shaka? Rara bukan siapa-siapa Gera. Apa dia mengincar Gera melalui Rara? Kalaupun iya, kenapa harus adiknya, bukan keluarga Danurdirja atau lainnya?
Banyu medial nomor private seseorang untuk memastikan prasangkanya.
" Tolong cari tau semua yang berhubungan dengan orang yang aku kirimkan tadi, gracias !"
Sambungan telepon pun ditutup. Ditatapnya layar pipih yang menampilkan cv dari seseorang yang berada tak jauh di depannya.