Keempat anak manusia sedang berada di dermaga menunggu ferri yang akan menghantarkan mereka ke pulau dengan hamparan pasir terindah dan terumbu karang yang masih alami.
" Buat kamu... " Gera menyodorkan es krim stoberi ke hadapan Rara.
Si mata teduh memandang hangat sembari mengambil sepiring es krim.
" Terima kasih! " sambil tersenyum dan menyesapi sesendok demi sesendok.
" Ya elah... disini ada nyawa tiga oi... napa cuma atu yang dikasih?? " gerutu Banyu menahan lelehan es krim yang menggodanya.
" Karna di sini cuma ada satu cewek! " balasnya datar menyerahkan minuman dingin pada kedua cowok tampan yang berdiri di atas dek.
Gera menarik lembut tangan Rara, mengajaknya berjalan menyusuri pinggir dermaga. Sampai di sebuah bangku yang langsung menghadap laut lepas, Gera mengajaknya berhenti.
" Kamu gimana kabarnya Ra? " menatap jauh laut lepas.
Rara berhenti sebentar kegiatan menyendoknya. " Aku baik -baik saja! Bahkan lebih baik dari sebelumnya! "
" Maaf jika aku membuatmu terancam! " terasa sesal yang sangat dalam dari berat suara yang terdengar.
" Forget that... aku lebih baik sekarang... dan disini jauh lebih aman karna ada papa dan Damar yang ngejaga aku !"
" Aku kangen sama kamu Ra! " Gera menatap dalam mata teduh itu. Sama sekali tidak ada kebohongan sedikitpun dari dua mata yang saling bertatapan.
" Tapi aku tak bisa berbuat banyak! " ucapnya frustasi.
" Kita sama -sama terjebak dalam kondisi yang sulit ! " Rara menundukkan wajahnya mengudek -udek es krim di tangannya.
" Tapi kamu suka es krimnya kan? "
Rara memandang heran lelaki disampingnya. Tau jika Gera sedang menggodanya, kedua tersenyum berlalu meninggalkan bangku menuju feri yang telah menunggu.
Hempasan ombak berkejaran diiringi dolphin yang saling beradu cepat memberikan suasana tersendiri bagi Rara.
Gadis itu tersenyum simpul menikmati nyanyian sang lumba-lumba pengiring perjalanan.
Gera memandang lekat pesona itu, bagaimana dia bisa mendusta, jika sadar bahkan teramat sadar kalau hanya sang mata teduh yang mampu memenjarakan hatinya.
Ruang yang tetap dibiarkan kosong sampai sang empunya kembali.
Dan sekarang, saat sang empunya ruangan sudah di depan mata, ada teralis yang memagarinya. Bisa saja dengan arogan dia mendobrak, tapi dia tidak mau memilikinya dengan cara itu. Ia ingin menjadikannya wanita terhormat dan berharga. Dan akan dia jadikan orang yang sangat bearti dari apapun.
Banyu lekat memandang sepasang iris hitam yang sedari tadi menatap dalam permata jiwanya. Ada rasa bangga, haru, tapi juga rasa khawatir.
Dia senang, mengetahui sang adik sangat dicintai oleh seseorang seperti Gera. Dia tau dari dulu sampai saat ini, hanya Rara yang bisa menundukkan hati Gera. Seorang yang tegas, berkomitmen tinggi, pelindung, pekerja keras dan pemberani dan terkenal antipati sama mahluk yang namanya wanita. Yang pasti adiknya tak akan menderita ataupun berkekurangan jika hidup dengannya.
Tapi dia juga takut, karna dia sadar jika Gera mempunyai banyak musuh. Bukan karna kehidupan Gera yang kotor, tapi akibat kekuasaan dan pesatnya laju perusahaan yang membuat banyak rivalnya mendendam.
Terlebih seseorang yang selama ini memendam dendam yang amat sangat dalam terhadap Gera. Bahkan peristiwa di Australia silam yang begitu sadis menyekap Rara adalah hasil perbuatan dari orang itu.
Tapi sayangnya sampai saat ini dia sama sekali tak bisa melacak siapa orang itu.
Ferri yang membawa mereka menepi, keempat anak manusia itu turun satu persatu menapaki pasir putih yang masih perawan.
Terasa sangat lembut dan halus. Ombak kecil saling menyapa membelai setiap kaki yang melangkah.
Mereka disambut oleh seseorang yang mewakili perusahaan engine yang akan bekerja sama.
Sangat ramah, bahkan ketika sang tehnisi tersebut menjelaskan proyek engine mereka bisa mudah menerima penjelasannya padahal mereka sangat awam dengan energi terbarukan yang dipilih kali ini.
Sebuah energi yang belum terlalu familiar digunakan karna hanya negara maritim lah yang mampunyai potensi energi ini. Sebab energi ini memanfaatkan gaya yang dihasilkan oleh gerakan ombak. Sebuah terobosan baru yang sangat bermanfaat bahkan sangat potensial bagi negara seperti Indonesia yang memiliki lautan yang sangat luas.