KANYA
Seharian ini aku membunuh bosan dengan melakukan beberapa kegiatan fisik. Seperti lari pagi dan berenang. Namun, tetap saja aku merasa bosan.
Naren beberapa kali mengirim pesan menanyakan aku sedang apa dan memastikan dirinya akan pulang lebih awal dari hari kemarin. Aku nggak terlalu berharap, apalagi jika masalah yang dia hadapi sedang pelik. Dia masih belum niat berbagi denganku. Yang aku tahu, JSO Bali sedang dalam proses pembangunan dan butuh biaya besar.
Keluar dari kolam renang, aku menghubungi Kenan. Lelaki itu pasti tahu tempat yang menarik di Bali ini. Dia lumayan aktif di komunitas wall climbing meskipun sibuk, tidak sepertiku yang males ikut kegiatan rame-rame setelah lulus kuliah.
"Nggak salah nih, kamu hubungi aku?"
Ada nada meledek di ujung sana. Aku sangat hapal apa yang ada di otaknya.
"Aku pikir kamu sudah memblokir nomorku, Kan."
Aku terkekeh singkat. "Naren nggak sampai seekstrim itu. Apalagi ada peran kamu sampai akhirnya dia menikahi aku."