NAREN
_______
Aku baru saja menelepon layanan pesan antar di restoran bawah saat panggilan dari Mama muncul. Wanita pertama yang aku cintai itu tumben banget telepon siang bolong begini.
"Halo, Ma? Kenapa? Uang jajan dari papa habis? Atau kartu kredit mama diblokir gara-gara kelebihan limit."
"Huss! Kamu ini, belum juga Mama ngomong udah nyerocos duluan kayak petasan."
Aku terkekeh dan langsung bisa membayangkan ekspresi mama di sana.
"Iya, Mama Sayang, ada apa?" tanyaku mulai serius.
"Mama kangen sama Kanya, kapan kamu bawa dia ke sini?" rengeknya di ujung sana.
"Ya ampun, Ma. Cuma menantu Mama doang nih yang dikangenin aku enggak?"
Ini bercanda lagi, karena jujur aku senang banget dengar mama kangen sama Kanya.
"Ya kamu juga, sih. Cuma lebih besar kangen ke Kanya."
"Gitu, ya, Mama sekarang. Awas aja kalau pinjem kartu kredit ke Naren, nggak akan Naren pinjemin," ujarku pura-pura ngambek.