Chereads / Wonder Academy Magic / Chapter 8 - °He is Mysterious°

Chapter 8 - °He is Mysterious°

Bunyi lonceng terdengar mengema menandakan jam istirahat telah dimulai. Semua siswa berdiri dan membungkuk kepada guru atas berakhirnya pelajaran ini.

Banyaknya kerumunan siswa dikelas salah satunya genk Kila.

"Eh kila katanya ada murid baru ya? "Ucap Lusi yang penasaran dengan murid barunya. Kila menoleh kearah Lusi dan menganggukan kepalanya kecil sedangkan Arvan yang berdiri bersandar dimeja dengan telapak tangannya ia masukan disaku bajunya dan Farell yang duduk dimeja dengan tampang coolnya.

"Wahh kalau bisa aku ingin berkenalan dengan mereka. "Ucap Lusi yang tersenyum senang. Farell yang disamping lusi segera menatap Lusi dengan tatapan tajam. Ia merangkul bahu Lusi posesif.

"Ingat kamu sudah memiliki mate. "Ucap Farell dengan nada berat. Lusi yang mendengar hal itu segera tersenyum dan menganggukan kepalanya kecil. Mengapa semua orang dapat mesra mesraan didepan orang banyak ya?

"Cuss ke kantin cuy. "Ucap Arvan yang memecahkan keheningan. Kami bertiga segera mengiyakan dan beranjak dari tempat itu. Dilorong berbagai siswa siswi sedang berbincang bincang bermain dan ada juga yang makan. Berbagai kegiatan mereka lakukan.

"Aku penasaran murid barunya itu siapa? "Ucap Lusi yang terlihat bingung. Farell yang masih merangkul lusi posesif hanya dapat menghela napas. Mereka serasi sekali deh. Aku dan Arvan berjalan dibelakang mereka. Terkadang ketika melewati lorong lorong ini sempat aku mengarahkan pandanganku kearah langit yang cerah berserta pemandangan disekitar academy ini. Indahnya aku harap indahnya dunia ini tidak akan hancur.

Sesampainya dikantin segeralah kami memesan makanan kami. Selagi menunggu makanan tersaji kami mulai berbincang bincang. "Ehh kasih tau lah tentang mereka Kila.. aku penasarann.. sangattt "ucap Lusi sambil memohon. Wajahnya terlihat imut sekali. "Huff.. salah satu dari mereka adalah perempuan yang memiliki rambut pirang dan bermata hijau. dia terlihat periang sepertimu. "Ucapku yang mengingat pertemuan pertama kami.

Mata Lusi terlihat berbinar mendengar murid baru itu seperti dirinya. Ia terlihat tak sabar menunggu murid baru yang lain. "Dan 2 lainnya adalah seorang pria. Salah satunya merupakan Mate wanita itu dia terlihat cerewet dan jahil. Pria itu memiliki rambut hijau dengan matanya kuning. "Ucapku yang terhenti karena minuman yang kami pesan telah datang. Aku menyeruput juiceku dan melanjutkan pembicaraanku.

"Satunya lagi dia terlihat cuek dan dingin aku lupa penampilannya gimana.. "ucapku yang melupakan pria itu. Lusi yang sedang minum es tehnya tersedak karena tertawa. Farell yang melihat itu segera menepuk punggung Lusi. "Pelan pelan baby~ "ucap Farell lembut. Lusi hanya menampilkan gigi kelincinya. "Hehe.. kau tau kila kamu adalah orang pertama yang aku ketahui memiliki daya ingat yang buruk. "Ucapnya yang melihatku dengan terkekeh. Mendengar hal itu aku hanya memutar bolaku dan menampilkan senyum masamku.

"Hanya bercanda. "Ucap Lusi sambil tertawa dan kembali tersedak. Farell yang melihat hal itu hanya bisa menepuk jidaknya saja. "Ya ampun.. "guman Farell.

Aku tidak menanggapinya dan mengalihkan pandanganku ke arah Arvan.

Deg...

Arvan sedang meminum minumannya. Terlihat sedikit keringat berada dileher dan keningnya. Ya ampun seksinya.. lihat jakunnya bergerak karena ia meminum esnya..

'kila ya ampun sadarkan dirimu. 'batinku berteriak.

Aku segera mengambil tisu dan berusaha mengelap keringat Arvan. Arvan yang merasakan hal itu segera melihatku dan tersenyum kecil. "Terima kasih. "Ucapnya sambil tersenyum terlihat matanya menyipit karena tersenyum manis. "T-tentu. "Ucapku gagap karena ketampanannya bertambah drastis. Bisa bisa aku mati muda melihat ketampanannya.

Setelah itu makanan kami datang dan kami memakan makanan kami dengan perlahan. Keheningan melanda hanya terdapat bunyi alat makan kami yang beradu. Tiba tiba..

Bruk..

"Ah kila bisakah kami ikut bergabung?semua tempat telah penuh. "Ucap seorang perempuan yang berambut kuning. Aku yang menyadari hal itu segera menatap genkku. Mereka hanya membalasnya mengangguk terutama Lusi yang mengangguk senang. "Tentu. "Ucapku sambil menatap wanita itu. Mereka bertiga segera mengambil bangku. Wanita itu duduk disebelah Lusi dan matenya berada disamping wanita itu dan pria lainnya duduk disebelah Farell.

"Halo aku Lucyana Veronica Bunnysa. "Ucap Lusi sambil tersenyum. Zira yang mendengar hal itu segera tertawa kecil. "Halo juga aku Zirani Rynace. "Ucap Zira sambil tersenyum manis. Lusi sangat senang karena bisa berkenalan dengan Zira. "Oh.. hai bro. "Ucap Farell yang menepuk pelan Erik. Erik hanya menanggapinya dengan berdehem. "Farell kenal dia? "Ucap Lusi sambil menatap Farell kaget.

"Tentu dia adalah sepupuku. "Ucap Farell sambil tersenyum. "Woahh.. calon sepupu. Haha "ucap Lusi yang menatap Erik. Acara perkenalan dimulai. Setelah acara perkenalan dimulai kami melanjutkan makan kami yang sempat tertunda.

Beberapa saat terlihat hani yang sedang membawa roti berjalan melewati kami. Aku mengalihkan pandanganku ke teman teman tetapi pandanganku terpaku kepada Erik. Mengapa ia melihat Hani dengan tatapan seperti itu? Aku menatap dia intes. Tak lama Arvan yang menyadari hal itu segera mendengus kesal dan menutup mataku. "Auhh van.. "ucapku kesal. "Jangan memperhatikan dia. "Bisik Arvan tepat ditelingaku dengan kesal. Ia melepaskan tangannya dari mataku.

Aku alihkan pandanganku kearahnya dan tersenyum. "Ihh van ku kok cembeyut gini cih.. "ucapku dengan nada seperti bayi. Arvan yang mendengar hal itu tersenyum tipis. "Nah gini donk. "Ucapku membalas senyumannya. Setelah makanan telah habis kami segera berdiri dan bergerak ketaman. Dalam perjalanan ketaman aku menatap Erik aneh. Ia tampak terlihat memikirkan sesuatu. Ketika yang lain mendahului kami segera aku berbisik kepadanya.

"Kenapa? "Ucapku kecil tetapi pandanganku mengarah kearah lain. Ia terlihat terdiam kaget. "tidak. "Ucapnya datar dan dingin. "Oh. "Balasku tak kalah dingin. Sempat aku mencurigai dirinya. Tak memerlukan banyak waktu. Kami telah tiba ditaman ini segeralah kami menduduki bangku taman akan tetapi hanya para wanita dikarenakan tidak cukup. Sekali lagi aku alihkan pandanganku kearah Erik. Ia terlihat memperhatikan sesuatu dengan intes.

Ketika aku melihat arahnya aku melihat hani yang memakan roti sendiri dibangku terpencil. Hani hanya ditemani animalnya dan beberapa burung disana. Aku alihkan lagi pandanganku kearah Erik. Dia terlihat mendecih kesal. Beberapa lama bel kembali berbunyi menandakan istirahat telah berakhir. Arah kelas kami dari taman sama sehingga kami bergerak kekelas. Akan tetapi aku pelankan pergerakanku sehingga menyisakan aku dan Erik dibelakang.

"Aku tidak tau mengapa tetapi sepertinya ada sesuatu yang kau sembunyikan. "Ucapku kecil dengan nada sini kepada Erik. Erik hanya menatapku sekilas dan berkata "kau bukan siapa siapa jadi tak perlu tau. "Ucapnya kembali dengan senyuman sinisnya. Aku melihat hal itu hanya dapat tersenyum sini membalas.

"Jika kau berbuat seuatu aku tak akan tinggal diam. "Ucapku kembali dengan sinis.

Bersambung