Hari Ini adalah Hari Terakhir aku bersekolah pada minggu ini. Besok merupakan akhir pekan. Aku tidak mengetahui mengapa aku dapat bangun sepagi ini. Aku merasa sungguh bersemangat akan tetapi ada perasaan kecil dihatiku yang terasa tidak enak. Sepertinya firasatku mengatakan akan terjadi hal yang buruk.
Terkadang Firasatku benar benar akan terjadi. Aku tidak tau mengapa Itu bisa terjadi tetapi firasat wanita selalu benar. Tak ambil pusing segeralah aku mempersiapkan alat alat mandiku dan menuju kamar mandi. Sehabis melakukan ritual mandiku segera aku merapikan rambutku yang basah. Setelah itu aku bersiap membuat sarapan. Sarapan yang akan aku buat adalah nasi goreng.
Ketika sedang memasak secara tiba tiba telur yang ingin aku pecahnya jatuh mengenai kakiku ini. Sungguh betapa lengketnya telur yang mengenai kakiku ini.
Ya seperti yang kalian tau rasa baunya sangat tidak enak. Aku langkahkan kakiku secara hati hati dan membasuhnya dengan air dikamar mandi. Setelah itu aku melanjutkan memasak nasi gorengku yang sempat tertunda. Tiba tiba dari arah belakang ada yg memelukku.
"masak apa sayang? wanginya harum sekali. "kata Arvan yang merupakan pelaku nya. Wajahnya berada dipundakku. Ya rasanya agak geli. Hembusan napasnya terasa sekali. Ahh.. membuatku malu saja.
"N-nasi g-goreng"Kataku Kemudian mematikan kompor. Beberapa saat aku melamun memikirkan sesuatu.
"Kila Apa Yg kau pikirkan? "Tanya Arvan yang mempererat pelukannya. Satu tangannya ia gunakan untuk membelai kepalaku. Hening terjadi tidak ada jawaban sepatah katapun dari mulutku
"Sayangg.. bila ada yg membuatmu takut .. bilang kepadaku.. aku akan membantu mengerti?"Kata Arvan yang membalikan badanku menghadapnya.
Kriet..
"Kila Ma....."ucap Lusi.
Arvan segera langsung melepaskan pelukannya dariku.
"Ah..aku keluar dulu maaf menggangu kalian.. "Kata Lusi sepertinya mukanya sudah seperti Tomat saja.
"Hmm..Arvan? "lirihku yang tidak menatapnya. Arvan membelai kepalaku lembut.
"Ya? "Kata Arvan dengan nada lembut.
"aku merasakan hal yg buruk akan terjadi. "Lirihku kecil. Arvan sepertinya merasa kaget.
"T...Tenang sayang.. mungkin itu hanya Firasatmu saja. "Kata Arvan dengan lembut segera ia memelukku lembut.
"tapi itu... "Ucapku sambil menoleh cepat menatap iris matanya akan tetapi ucapanku dipotong cepat oleh Arvan dengan jari telunjuknya dibibirku.
"Sstt Jangan pikirkan Itu.. sekarang makanlah sarapanmu.. hal itu tidak akan terjadi karena aku akan selalu menjagamu.. okay? dan aku mau mandi terlebih dahulu.. aku panggil lusi untuk kemari saja ya. "Kata Arvan yang mengelus kepalaku lembut.Aku hanya menghela napas dan mengangguk. Ia segera mengarahkanku kekursi. Setelah itu ia mengambilkan makananku.
Chupp..
"aku pergi sebentar dulu ya.. selamat makan sayang. "Ucapnya dengan nada lembutnya. Aku membalasnya dengan senyum tipis.
Kriet...
Arvan segera menuju kamarnya. Tak beberapa lama pintupun terbuka kembali.
Kriet..
"Kila aku mendengar Hal itu dari Arvan. "Kata Lusi yang menatapku cemas.
"Iya. "Kataku dengan lesu.
"bestieku yang unyu unyu jangan bersedih ya.. "Kata Lusi yang duduk disebelahku ini.
"Ok. "ucapku dengan senyuman tipis.
"Nah ini baru Kila yang aku kenal. Btw rupanya arvan bisa romantis ya. "ucap lusi sambil menaik turunkan alisnya. Ia mengodaku. Sepertinya mukaku kini sudah menjadi merah nih..
"Ciee tadi ada yg mesra mesraan. "kata Lusi sambil tertawa. Melihatnya tertawa aku mulai ikut tertawa karena Harta kebahagiaan Terbesarku Adalah mereka.
Keceriaan mereka membuatku ceria.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
#Setelah Kami selesai bersiap siap kami segera pergi menuju sekolah.
"eh Farell kamu tadi gak lihatkan ada yg sedang mesra mesraan lho. " Kata Lusi sambil tertawa. Mukaku dan Arvan sudah memerah layaknya tomat.
"Siapa? "Kata Farell yang tertarik dengan arah pembicaraan. "Ya yang Didepan Kita ini lho. "Kata Lusi yang masih terkekeh. Farell sempat terdiam mencerna perkataan Lusi. Tak beberapa lama mukanya sangat syok.
"APA!!Arvan dan Kila!! "Teriak Farell yang sangat syok.
"Iya Heheh. "Kata Lusi yang tersenyum.
"Cih!Tak adil aku tak melihatnya.. "Kata Farell yang mendecih kesal. Rasa kesalku telah mencapai ubun ubun. Aku segera menggunakan Elementku Yaitu air dan membasahi mereka. Aku dan Arvan Langsung menggunakan teleportasi untuk kekelas.
"KILA!!!ARVAN!!! "Teriak mereka berdua yang terlambat meneriaki kami. Di kelas, Aku dan Arvan tertawa terbahak bahak. Pipi kami telah memerah menandakan kami sungguh tertawa kencang. Disisi lain Hani yang melihat hal itu merasakan amarahnya yang besar.
"Cih!dasar. "Guman Hani dengan nada kesalnya. Tak beberapa lama Pelajaran pertama dimulai. Sedangkan keadaan Lusi dan Farell. Mereka dihukum karena dikira bermain Air.
Sekarang Waktunya Istirahat(Free Time)
Aku Menuju kantin bersama dengan Arvan sedangkan Lusi dan Farell kami biarkan Karena kami malas mendengar ocehan mereka. Arvan memesan 2 Ice Krim Cokelat.
Sedangkan aku menunggunya disini. Arvan memberikanku Ice Krim.
Aku senang karena kebetulan hari ini cuacanya panas sekali akhirnya dapat yg dingin. Aku bersenang senang dengannya.
Kebersamaan ini tidak akan pernah kulupakan. Tetapi bagiku ini seperti Kencan sajaš
Bel Masuk telah berdering. Aku dan Arvan menggunakan Telepor untuk kembali kekelas. Ketika sesampai dikelas aku sudah berdiri Dibangkuku(Sepatu harus dilepas saat masuk kekelas). Aku merasakan sakit sekali dikakiku. Setelah aku melihat kakiku aku sangat heran karena telah banyak darah bercucuran dari kakiku ini.
Seketika penghelihatanku memburam
Akupun jatuh ...cinta lagi Jatuh cinta lagi š
okay abaikan kita lanjutkan lagi
Akupun Jatuh pingsan..
Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi.
Pukul š 4 Sore
Aku Terbangun dari pingsanku. Pandangan pertama yang aku lihat adalah ruangan serba putih. Sepertinya aku berada diClinik lagi.
"Kila Kau bangun?Udah Baikan ?Apa Yg terjadi tadi?Kok bisa Gitu?Jelaskan? "Kata Arvan yang tampak cemas sekali.
"Satu satu dong.. gak lihat aku baru bangun!! Aku udh baikan,
Itu terjadi saat teleporku langsung kebangku tiba tiba Kaki ku perih dan aku pingsan. "Kataku dengan cepat dan bernada kesal.
"Oh. "Ucap Arvan yang rasanya ingin aku pukul dan aku kubur hidup hidup.
"Kila kakimu tidak bisa disembuhkan dgn Magic dipaku itu ada ramuan beracun. Kakimu begini akan sembuh selama 1 Tahun. "Kata Dokter
"APA! "Ucapku dengan sangat syok.
"jadi kau harus naik Kursi roda Kila"Kata Arvan yang nadanya menyiratkan kesedihan.
"Yah. "Kataku yang masih tidak percaya. Setelah itu aku diperbolehkan keluar.
Benarkan Firasatku terjadi. Aku dan Arvan kembali keasrama. Karena sudah sore aku disuruh mandi. Lah kok bisa mandi ?
Kaki Aku kan terluka? Tenang Karena aku memiliki Magic seketika tubuhku Segar Tanpa Mandi. Mandinya Cuma Kurang dari 1 detik Tapi wangi gak bau
Setelah itu kami Berkumpul untuk makan Malam.
Keesokan harinya
Ditaman
Aku dan Arvan sedang berjalan jalan.
"Kila Aku tahu Siapa Dalang dibalik semua ini"Kata Arvan dengan nada sinis.
"Siapa?"kataku yang cemas. Arvan menatapku sebentar. "Itu Sumi "gumannya. Aku menatapnya cepat
"APA!!mana mungkin. "kataku yang kaget tidak percaya sumi bisa melakukan hal itu.
"aku sudah menceritakan semuakan
Tentang Hani. Lebih tepatnya Hani Willson.
Sekarang ditambah Aderson
Mengganti namanya Menjadi Sumi,
Ia ingin balas Dendam atas kau sudah mengambil aku darinya. "Kata Arvan yang akhirnya menghela napas.
"Iya sebenarnya aku tahu. "Kataku dengan lirih.
Dibalik pohon
"Apa? Kila Tahu.. "Kata Hani yang kaget.
"Apa? "kata arvan yang menoleh cepat kearahku.
"Aku sempat melihat orang yg menculikku memiliki gelang yang sama dengan Sumi
tetapi Sumi juga temanku aku tidak berhak Menuduhnya dan juga itu memang benar kau sebenarnya miliknya.
Tetapi karena aku.. Aku sadar Bahwa Kau memang miliknya Karena kalian sudah dijodohkan. Aku hanya Orang ketiga untuk kalian..aku minta maaf atas semua yg aku lakukan aku..."kataku yang dipotong cepat oleh Arvan.
"Ssstt.. kamu bukan orang ketigaa kila.. kau tau setelah aku bertemu denganmu aku tersadar bahwa kamu adalah hartaku yang telah lama aku cari.. kamu adalah sumber kebahagianku kila.. ya dulu aku sempat dijodohkan karena kami sangat dekat tetapi aku sadar.. "ucap arvan yang menatap langit yang cerah. Ia menghela napas kasar. Aku menatapnya lekat menunggu balasannya.
"...aku hanya memiliki rasa sayang yang besar kepadanya tetapi rasa sayang itu berbeda dengan sayangku padamu kila.. "ucap Arvan yang matanya bersinar. Ia menatapku dengan tatapan lembut. Mengapa disaat seperti itu wajahnya menjadi sangat tampan?
"Setelah aku mengenalmu.. aku merasa ingin selalu berada didekatmu.. membuatmu tertawa.. menjagamu.. aku merasa sangatt sedih rasanya sesak ketika melihat kamu mengeluarkan mutiara kecil dari matamu itu... Aku merasa benci dengan perasaan kesalku ketika melihatmu didekat pria lain...aku merasa sangat takut sekali jika kamu pergi dariku.. aku sadarr.. sayangku padamu jauh berbeda dengan sayangku kepada hani.. ketika bersama hani aku hanya merasakan sayangku sebagai sahabat kepada hani.. "ucap Arvan yang menatapku lembut. Tak terasa air mataku keluar dengan perlahan.
"Aku merasa sayang kepada hani seperti adik dan kakak... aku tidak merasa cemburu, takut,dll ketika bersamanya.. jadi kila.. kamu bukanlah perusak.. tapi kehadiranmu membuat duniaku menjadi lebih indah.. "ucap Arvan yang mulai menitikan air matanya perlahan senyum manis yang tak pernah ia tunjukan mengitari wajahnya. Aku tak sanggup lagi hanya isakan yang dapat aku utarakan.
Hatiku terasa sangat bahagia mendengar seberapa besarnya ia menyayangiku. Arvan mengusap air matanya kasar dan memelukku erat. Ia mencium keningku lama sambil mengelus kepalaku lembut.
"Kamu adalah mutiaraku yang sangat berharga kumohon jangan pergi.. temani aku didunia ini maupun dunia setelah aku tiada.. "Lirih Arvan kecil. Aku hanya dapat menganggukan kepalaku dengan terisak bahagia.
"I love you my little queen~ "ucapnya yang mengangkat dahu ku lembut dan menatap iris mataku. Senyuman manisnya terpancar diwajahnya. Ia mengusap air mataku.
"I-i love you too my king "ucapku yang ikut tersenyum tipis. Setelah itu ia mendekatkan wajahnya kewajahku.
Chupp..
Itulah ciuman pertamaku.
'terima kasih arvan... 'batinku bahagia
Bersambung