Di tengah kekacauan itu, Leo muncul sebagai kesatria yang menyelamatkan sang putri dari kejahatan monster jahat.
Leo membantu Jihan berdiri dan memungut satu per satu buku Jihan yang berserakan di lantai koridor.
Pemandangan ini adalah kejadian langka, dimana Leo, seseorang yang tidak pernah melebur dengan semesta di sekitarnya, menolong seseorang untuk pertama kalinya.
Uniknya lagi, Leo tidak keberatan berurusan dengan Zavier yang selalu dihindarinya.
"Mari tidak saling mengganggu", ucap Zavier.
"Bukannya kita udah sepakat?", lanjutnya.
"Bukannya kita juga sepakat untuk tidak saling mengusik keluarga masing-masing ? ", sahut Leo yang terbiasa menggunakan bahasa baku nan formal.
"Apa sekarang kalian keluarga?", sahut Zavier.
"Control yourself before the Queen being mad at you", balas Leo.
"Queen?", ucap Zavier seperti bertanya.
Zavier kemudian mengedarkan matanya, memperhatikan penampilan Leo yang terlihat berbeda dari biasa. Lalu, menyadari jika Leo tidak mengenakan all black fashion.
"Lea udah pulang ?", lanjut Zavier.
Tiba-tiba Aryan mendekat ketika nama Lea terdengar. Zavier menatap Aryan sekilas ketika sepupunya itu mendekat.
Kini, mereka sama-sama menunggu jawaban Leo mengenai keberadaan Lea, sahabat kecil nan dingin yang tetap menjadi favorite semua orang, termasuk oma dan tante mereka, Zaara Albert yang mengganggap Lea seperti adik kecil kesayangannya.
"Lea udah pulang ke Indo ?", tanya Jihan yang juga mulai penasaran.
"Jika Lea kembali, kebebasan kita akan segera berakhir", jawab Leo.
"Lea tidak akan kembali dalam waktu dekat", lanjutnya.
Setelah mendengar jawaban Leo, Aryan menyingkir, meninggalkan gerembolan yang masih berkumpul di koridor menyaksikan tontonan live itu.
"Akan lebih baik jika Lea kembali secepatnya", ucap Zavier yang mulai melunak.
Leo tidak lagi menanggapi ucapan Zavier, kepentingan mereka telah berakhir, dan pembicaraan mereka sudah selesai. Zavier juga tampak seperti bicara pada dirinya sendiri.
"Titipan Lea", ucap Leo seraya memindahkan bingkisan itu ke tangan Jihan sebelum meninggalkan koridor.
"Akan lebih baik lagi kalau Lea gak cuma perhatian pada orang tertentu", ucap Zavier dengan nada kesal sambil melihat ke arah bingkisan yang berada di tangan Jihan sebelum pergi.
Kumpulan itu bubar bersama kepergian Zavier, sedangkan Jihan masih mematung seorang diri di sana sebelum akhirnya kembali ke kelas.
🍁🍁🍁