Satu bulan berlalu dengan cepat. Perusahaan nya sedang dalam persiapan untuk menyambut Presdir baru sekaligus mengumumkan Ruby sebagai wakil direktur. Ada juga pengumuman untuk manajer baru yang menggantikan Ruby di divisi Pemasaran.
Persiapan Pak Devan sudah mencapai 90 persen, hanya menunggu acaranya dilangsungkan.
Di ruangan divisi pemasaran, semua staff terlihat kecewa namun juga bangga karena pencapaian Ruby. Mereka merasa berat untuk melepaskan bos yang selama ini membimbing mereka.
"Mari kita adakan perpisahan untk ibu Ruby" kata Dea.
"Yah mari kita adakan" sahut salah satu staff divisi pemasaran
"Aku setuju, kali ini hanya ada tim kita" sahut yang lainnya
Dea berjalan ke ruangan manajernya itu dan kemudian memberikan semua yang perlu Ruby tanda tangani.
"Bu, malam ini kita ingin mengadakan perpisahan bersama mu, kali ini hanya ada tim kita" ungkap Dea langsung sambil menahan air matanya
"Aku bukan pindah perusahaan Dea, hanya pindah ruangan" jawab Ruby
"Namun, itu akan berbeda Bu, saya bukan lagi sekretaris mu, dan akan susah untuk kita berinteraksi seperti ini Bu, apalagi ibu akan semakin sibuk" jawab Dea
"Baiklah, mari kita makan malam" jawab Ruby tidak bisa menolak.
Ruby mengurus segala berkas yang ia butuhkan. Dan menyelesaikan setiap pekerjaannya sebagai kepala manager bagian pemasaran. Promosinya akan dilangsungkan seminggu kedepan sejak ia menerima tawaran untuk jadi wakil direktur.
Ruby berjalan ke luar ruangannya. Ia bergegas tidak ingin membuat semua staffnya menunggu lebih lama di depan kantor.
Mereka semua sampai di sebuah cafe sederhana di seberang kantor yang juga dekat dengan rumah Ruby. Itu adalah Cafe favorit Ruby. Staffnya sengaja memilih tempat itu agar mereka bisa membuat bosnya itu merasa lebih nyaman tidak seperti makan malam sebelumnya.
"Bu, tolong jangan lupakan kami" kata salah seorang staffnya saat mereka sedang menyantap makanannya
"Saya tidak mudah melupakan orang, tenang saja" jawab Ruby
"Ibu sepertinya sedang melucu" sahut Dea
"Ada apa ?" tanya Ruby kebingungan
Semua staffnya terlihat menahan tawa mendengar pernyataan Ruby yang tidak mudah melupakan orang padahal kenyataannya ia sangat mudah melupakan nama orang yang hanya pernah ditemuinya.
"Ibu sering melupakan setiap karyawan magang yang dari divisi kita, bahkan saat mereka telah bekerja di bawah ibu, ibu tidak ingat kalo dia pernah jadi karyawan magang dan mengenalkannya seolah-olah dia orang baru" jelas Dea lalu tertawa
"Ya, dan itu terjadi padaku, aku sangat ingin masuk kembali sebagai karyawan tetap sejak magang di divisi ini, berharap bisa ketemu ibu terus, dan yah pas saya masuk ibu tidak mengenalku dan menganggap ku seperti karyawan baru yang datang untuk pertama kalinya" ungkap Salah seorang staff Ruby yang memecah tawa semua staff lainnya
"Benarkah saya seperti itu, kali ini saya akan bilang maaf untuk hal itu, tapi jauh dalam lubuk hati saya kalian adalah staff yang akan saya ingat" kata Ruby sambil tersenyum
"kami yang akan selalu mengingat ibu" kata Dea
"Yah itu betul, kami berterima kasih untuk selama ini Bu" sahut semua staff lainnya.
"Boleh kah Bu kami mengambil gambar bersama ibu" pinta Dea
"Yah, mari ini adalah tim kita, aku benar-benar tersentuh, sebagai kepala manager kalian, aku merasa ada kehangatan yang kalian berikan" ungkap Ruby
"Ah ibu Ruby benar-benar telah membuatku semakin ingin bersama ibu" Ungkap Dea
Makan malam itu selesai pukul 22.00. Ruby hanya perlu berjalan masuk kompleks perumahannya. Ruby langsung beristirahat karena besok dia harus ikut ke pertemuan direksi sebelum pelantikan nya sebagai wakil direktur.
Ia terbangun pada tengah malam dan mendapati kakaknya sedang ada di meja makan.
"Ada masalah apa kak ?, Mengapa kamu disini ?" Tanya Ruby
"Itu cabang perusahaan kakak ada masalah dan sepertinya kakak harus keluar kota tapi tadi pagi baru saja Aisyah bilang kalo dia sedang hamil" ungkap Rinto
"Bawa kak Aisyah bersama mu kak" jawab Ruby
" Aku tidak bisa membawanya nanti disana dia akan selalu sendiri kalo kakak pergi mengurus sana sini." Jawab Rinto
"Ajaklah ibu bersama mu kak. Nanti ayah biar aku yang temani atau mau aku yang bantu kakak " jawab Ruby
"Memangnya kamu sedang tidak sibuk ?" tanya Rinto
"Besok aku ada pertemuan sampai pukul 12 siang dan yah setelah itu aku dibebas tugaskan hingga hari Ahad nanti karena ada promosi" jawab Ruby
"baiklah bantu lah kakak, kamu hanya perlu datang sebagai perwakilan untuk menemui investor baru kakak" Jawab Rinto
"Apa hanya itu ?" tanya Ruby
"Yah, kamu harus menggantikan kakak untuk memberikan presentasi dihadapan investor itu. Orang yang kakak tunjuk tiba-tiba mendapat kemalangan, harus ada yang siap buat pertemuan lusa tapi kakak belum bisa menemukan orang yang tepat" kata Rinto menjelaskan titik masalahnya
"Baiklah disana aku kan jadi perwakilan menggantikan kakak, berikan padaku bahan presentasi nya akan aku usahakan" jawab Ruby
"Kamu tidak apa-apa buat menggantikan kakak, kamu tahu yang akan kamu temui adalah orang dari perusahaan mu sekarang" kata Rinto
"Di perusahaan ada banyak divisi kak, dan hanya kemungkinan kecil dia akan mengenaliku karena dia mungkin dari divisi Investor asing" kata Ruby
"Yah, tapi apa itu tidak akan berdampak padamu kedepannya" tanya Rinto lagi memastikan
"Mungkin akan sedikit berdampak, aku akan dipanggil oleh Presdir langsung jika memang itu adalah sebuah masalah kak" kata Ruby
"Baiklah, besok kamu berangkat sore saja disana sudah ada hotel yang karyawan kakak siapkan" kata Rinto berharap banyak pada adiknya itu
Setelah sholat shubuh, Ruby bersiap untuk pergi ke pertemuan direksi. Ia langsung menuju ke meja makan untuk sarapan sekaligus memberi tahu pada keluarganya kalau dia harus keluar kota menggantikan Rinto.
"Yah, aku akan ke luar kota untuk tiga hari ini" kata Ruby
"Rinto sudah meminta izin untukmu tadi shubuh" jawab Ayahnya
"Baiklah yah" jawab Ruby
"Kudengar akan ada pesta di perusahaan mu ?" tanya Ayah Ruby
"Itu adalah pesta untuk promosi yah" jawab Ruby
"Promosi jabatan ?" tanya Ayahnya penasaran
"Yah, dan aku akan menjadi wakil direktur" jawab Ruby
"Apa, ibu tidak salah dengar ???" tanya Ibunya kaget
"Aku belum sempat memberi tahu pada kalian karena terlalu sibuk mengurus semua berkasnya" jawab Ruby
Rinto dan Aisyah baru saja bergabung dan mereka jadi ikut kebingungan melihat ekspresi ayah dan ibunya.
"Ada apa ayah Bu ?" tanya Rinto
"Adikmu akan jadi wakil direktur di perusahaannya" jawab Ayahnya dengan muka terkejut
"Benarkah itu Ruby" tanya Rinto yang tidak kalah shocknya
"Yah, seperti itu kak, makanya hari ini aku harus pergi untuk serah terima kepada kepala manager baru" jawab Ruby
"Kita harus syukuran, ada banyak berita baik hari ini, Aisyah sudah hamil 3 Minggu dan kamu akan jadi Wakil Direktur" kata Ibu Ruby dengan penuh semangat
"Jangan berlebihan Bu, aku belum resmi masih harus menunggu dulu" kata Ruby
"Selamat kami semua bangga padamu" kata Rinto sambil mengelus kepala adiknya itu.
Di gedung Pertemuan Direksi
Seluruh direksi hadir di pertemuan itu termasuk pak Presdir. Mereka membahas susunan baru yang akan diumumkan pada pesta mendatang. Ruby telah siap menyerahkan semua berkas yang perlu untuk divisi Pemasaran kepada manager baru yang menggantikan dirinya. Ia digantikan oleh Pak Tony yang sebelumnya adalah ketua tim di Bagian Perencanaan.
"Ruby hari ini kamu akan dibebastugaskan sampai hari kamu diangkat jadi wakil Direktur" kata Pak Devan dengan wajah sumringah
"Apa bapak senang sekali jika aku yang menjadi wakil bapak ?" tanya Ruby melihat ekspresi pak Devan
"Ini seperti mimpi, aku sempat merasa kecewa karena kamu menolak ku namun rejeki pasti jatuh pada pemiliknya" kata Pak Devan
"Aku merasa aku belum mampu, tapi mari kita coba" Jawa Ruby pasrah
"Aku percaya kamu bisa. Oh iya hari ini harusnya Presdir baru kita juga akan muncul tapi sepertinya dia belum kelihatan" kata Pak Devan lagi
"Ada apa dengan Presdir kita yang sekarang, mengapa ia harus diganti ?" tanya Ruby
"Ia sudah tua, ia ingin anaknya menggantikan dirinya, kudengar dia adalah karyawan di Perusahaan luar negeri" kata Pak Devan
"Oh begitu" kata Ruby
"Kenapa respon mu seperti itu ?" tanya Devan melihat respon Ruby
"Aku harus memberikan respon yang seperti apa pak" tanya balik Ruby
"Setidaknya kamu harus lebih merespon, dia akan lebih banyak berinteraksi dengan kita nantinya" jawab Pak Devan kesal
"Yah pak, nanti kedepannya saya akan lebih responsif" jawab Ruby
"Kamu tidak berubah" jawab Pak Devan menghela napas
Pertemuan itu berakhir. Ruby bergegas pulang dan bersiap keluar kota. Ia berangkat stelah sholat ashar dengan mengendarai mobilnya.