Ruby berangkat lebih pagi menuju perusahaannya. Dia harus membantu pak Devan menyiapkan beberapa keperluan lagi untuk pesta nanti. Setelah sampai di Aula perusahaan, dia segera mencari pak Devan. Dia ingin bertanya apa yang harus ia lakukan nanti setelah menjadi wakil direktur.
"Kamu terlihat sangat cantik hari ini" tegur Devan dari belakang
"Aku telah memastikan semua list agenda hari ini kepada MC kita tadi pak." jawab Ruby tanpa memperdulikan pujian Devan
"Kamu setidaknya harus menghargai pujian ku" kata Devan tersenyum
"Terima kasih atas pujiannya pak" jawab Ruby dengan wajah datar
"Kamu sungguh tidak peka menjadi wanita ha ha ha" kata Devan lagi tertawa. Juniornya itu benar-benar tidak mudah untuk ditaklukkan. Tidak heran semasa kuliah, banyak yang mundur bahkan sebelum mereka saling mengenal. Yang tertolak pun sangat banyak dan yang masuk Friend Zone tidak sedikit termasuk Dirinya. Devan menyimpan perasaan tersembunyi untuk Ruby. Dia tidak ingin merusak hubungan keakrabannya karena perasaan yang ia miliki. Apalagi Ia telah kenal dekat dengan Rinto, dan dari Rinto pun ia mengerti kalo Ruby tidak memiliki perasaan lebih padanya.
"Presdir dan putra tunggalnya akan segera tiba disini, kita harus menyambut nya di pintu masuk" kata Devan pada Ruby
"Yah baiklah" jawab Ruby
"Ayo segera kita ke pintu utama" kata Devan sambil berjalan menuju pintu utama dari aula itu.
Seluruh direksi telah berjejer menunggu kedatangan Presdir dan calon Presdir baru mereka termasuk Ruby. Ruby berdiri tepat di sebelah Devan.
"Jam berapa mereka akan tiba ?" tanya Devan pada Ruby
"Seharusnya mereka telah tiba pak" kata Ruby. Sebelumnya ia telah memastikan keberangkatan Pak Presdir dari rumahnya 45 menit yang lalu. Namun ternyata mereka belum tiba padahal jarak tempuh dengan arus lalu lintas normal hanya 40 menit saja.
"Mereka telah di Lobby menuju kemari pak" kata Ruby setelah berkomunikasi dengan tim pelaksana acara yang dia tugaskan untuk menjemput Pak Presdir.
"Kalo begitu, periksa meja untuk Presdir kita, saya akan langsung mengarahkan kesana begitu ia tiba disini" Pinta Pak Devan
"Baiklah pak" kata Ruby.
Ruby bergegas menuju meja VIP untuk Presdir dan keluarganya. Dia meminta pelayan untuk memastikan kerapihan dan kebersihan sebelum pak Presdir datang. Para wartawan lokal pun telah siap untuk mengambil gambar Presdir baru yang akan memimpin salah satu perusahaan terbesar di kota ini.
Tidak lama, suara jepretan kamera wartawan terdengar sesaat setelah pak Presdir dan keluarganya memasuki aula. Mata Ruby langsung tertuju pada Pria yang berjalan tepat dibelakang Presdir nya itu. Yah dia adalah pria itu, pria yang sama waktu itu, pria yang ditemuinya di restoran dan yang menjadi investor untuk perusahaan kakaknya. Ruby menjadi sedikit gugup, ia tidak tahu apakah pria itu mengenalinya atau tidak. Dia berusaha menyembunyikan dirinya diantara kerumunan orang. Namun, Pak Devan terus saja menarik nya untuk bisa ada di dekat Presdir.
Ini adalah kali ketiga mereka bertemu tanpa sengaja. Ruby berusaha menolak tawaran Devan namun justru ia mendapatkan tawaran langsung dari Presdir nya. Kini apa yang kakaknya khawatir kan terjadi.
Pengumuman pergantian Presdir baru telah diumumkan selanjutnya adalah promosi kenaikan jabatan yang secara langsung disaksikan oleh Presdir baru mereka. Ruby merasa agak khawatir jika harus berjumpa kembali dengan pria itu. Apa yang akan ia katakan kepada Presdir barunya.
Di sisi lain
"Dia begitu cantik hari ini, aku tidak bisa mengalihkan perhatian darinya." kata Rey dalam hati sambil memperhatikan Ruby dari jauh.
"Tuan, nona itu adalah wakil direktur baru yang akan ditunjuk" bisik Dean
"Ini adalah jodoh, Dia pasti sekarang merasa khawatir karena telah melihatku kan" tanya Rey pada Dean dengan tersenyum
"Ya tuan, aku telah menemukan beberapa informasi mengapa ia bisa berakhir di pertemuan kemarin, itu karena kakaknya adalah pemilik perusahaan ARC" jawab Dean
"Apa maksudmu" tanya Rey bingung
"Ya tuan, sepertinya dia membantu kakaknya dengan datang sebagai perwakilan karena kakaknya ada sedikit kendala hingga ia tidak bisa datang langsung" kata Dean
"Dia adalah wanita yang benar-benar baik, aku mungkin telah menemukan gadis yang selama ini kucari" kata Rey. Matanya terus saja menatap Ruby dari kejauhan. Ia melihat raut wajah gadis itu sedikit gugup mungkin karena dirinya.
...
"Ruby jangan terlalu gugup" bisik Devan
"Iya pak." jawab Ruby sambil terus mencoba menyembunyikan dirinya dibalik Devan
"Kamu lihat, Presdir baru kita. aku heran mengapa ia terus melihat kearah sini" tanya Devan melihat tatapan Presdir barunya itu
"Aku juga tidak tahu pak mengapa ia terus saja melihat ke arah sini" kata Ruby. Meski ia tahu kalo jelas Pak Rey terus menatap dirinya. Mungkin karena pertemuan kemari lusa. Dia seperti kucing yang tertangkap basah karena telah mencuri ikan. Presdir barunya itu mungkin akan berpikir lain tentang dirinya. Ada banyak hal yang membuatnya merasa tidak enak, kesalahpahaman di restoran, dan Ia telah memperkenalkan dirinya sebagai perwakilan dari Perusahaan lain. Sungguh semua hal itu sepertinya akan membawa masalah pada dirinya.
"Ibu Ruby kami persilahkan untuk naik memberikan sepatah kata pada kami sebagai wakil direktur baru di perusahaan" panggil MC
Suara tepuk tangan dari para tamu undangan mengiringi Ruby hingga ia berada di atas podium.
"Kepada bapak Presdir sebelumnya terima kasih telah mempercayakan posisi ini kepada saya, dan untuk rekan-rekan mari kita bekerja sama untuk kemajuan perusahaan kita" kata Rubt singkat. Dia segera berjalan turun dari podium. Ia langsung berjalan ke arah meja Presdir untuk bersalaman sebagai bentuk penghormatannya
"Terima kasih pak telah mempercayakan pada saya" kata Ruby sambil membungkuk sedikit pada Presdirnya
"Aku sengaja memilih mu, kuharap kamu bisa bekerja sama dengan putraku" jawab Presdir
"Yah pak. Akan saya usahakan sebaik mungkin" jawab Ruby lalu ia menyapa Presdir barunya itu dengan gugup
"Aku akan banyak meminta bantuan anda Bu Ruby" kata Rey langsung
"Ah yah pak," jawab Ruby sambil tersenyum kecut karena sapaan tuan Rey itu
Ruby bergegas kembali ke mejanya dan mengikuti pesta itu sampai akhir. Sepertinya ia harus menjelaskan kejadian sebenarnya pada Pak Rey.
Setelah acara Ruby segera berjalan ke arah ruangan barunya. Ruangannya tepat disebelah ruangan Direktur utama yakni Pak Devan. Ia menata barang miliknya di atas meja. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangannya. Ia berjalan dan membuka pintu itu lalu terlihat seorang yang asing berdiri dihadapannya.
"Dengan Bu Ruby ?" tanya pria itu yang tak lain adalah Dean
"Ya, dengan saya pak, kalo boleh tahu ada apa dan anda siapa ?" tanya Ruby lalu mempersilahkan Dean masuk
"Tidak perlu repot Bu, saya kesini ingin menyampaikan perintah dari pak Presdir untuk anda" jawab Dean
"Secepat itu ia akan memecat saya ?" gumam Ruby
"Ada perintah apa pak" tanya Ruby
"Anda diminta keruangan nya sekarang" jawab Dean
"Saya belum memiliki laporan apapun untuk beliau dan mengapa di hari pertama ini ia langsung ingin menemui saya " kata Ruby kebingungan
"Mari Bu, saya antar anda ke ruangan direktur" kata Dean mempersilahkan Ruby untuk berjalan lebih dulu
Pikiran Ruby tak tenang, apakah kali ini ia akan dipecat. Sepertinya Pak Rey mengenali dirinya.