Ruby terbangun dikamar ini ibunya. Dia merasa aneh ada seseorang di kamarnya. Bahkan seranjang dengannya. Tengah malam tadi ia berpindah ke kamar ibunya karena terbangun dan melihat ada laki-laki asing di kamarnya. Ibunya pun memaklumi hal itu mengingat putrinya baru saja menikah dan tidak terbiasa dengan orang lain. Sejak Ruby SD, ia sudah memilih untuk tidur sendiri dan meminta kamar sendiri.
Sementara Rey yang juga sudah bangun menyadari jika istrinya tidak di sampingnya. Ia tertawa kecil karena gemas dengan Ruby. Bagaimana tidak semalam Ruby mengendap-endap keluar dari kamarnya sendiri dan meninggalkan Rey. Tanpa sepengetahuan Ruby, Rey menyadari hal itu karena ia juga ikut terbangun. Ia tahu betul istrinya itu pasti lupa tentang dirinya yang telah memiliki suami.
Setelah sholat shubuh bersama keluarga Ruby, Rey lalu berbenah dan bergabung untuk sarapan bersama. Masih ada rasa canggung dari Ruby namun ia tetap melayani Rey dengan menyediakan sarapan untuk Rey.
"Bagaimana tadi Malam Rey ?" tanya Rinto mencoba memulai pembicaraan
"Ah itu kak, kami kelelahan dan langsung tertidur" jawab Rey dengan malu
"Kalian langsung tertidur begitu saja ?" kata Rinto lagi
"Yah kak, kami langsung tertidur. Bukannya sewaktu kakak dan kak Aisyah harusnya begitu juga" jawab Ruby
Semua orang langsung tertawa mendengar pernyataan Ruby. Mereka tahu Ruby sangat jujur dan blak-blakkan. Rey pun ikut tersenyum mendengar jawaban istrinya itu.
"Iya iya, kami juga tertidur karena kelelahan" jawab Rinto dengan tersenyum
Mereka menyelesaikan sarapan mereka dan bersiap kembali ke rutinitas masing-masing. Ruby dan Rey tidak mengambil cuti agar orang-orang di kantor mereka tidak curiga. Bahkan Devan pun tidak di beritahu soal pernikahan mereka.
"Apa kita berangkat bersama ?" tanya Rey
"Maksud mas, bukan kah kita sudah sepakat untuk menyembunyikan hubungan kita ?" kata Ruby
"Ah iya, tapi kupikir kita tidak apa untuk berangkat bersama toh kita sudah .."
"Mas akan ada banyak rumor lagi tentang kita" jawab Ruby
"Rumor itu bukan masalah kan kita memang sudah bersama" jawab Rey tersenyum
"Tapi kan mas tahu bagaimana jika seorang karyawan terkena rumor, pasti akan ada .."
"ya ya mas tahu betul itu, tapi apa kamu akan jalan kaki ke kantor ?" tanya Rey lagi
"Yah mas, aku lebih sering jalan kaki ke kantor" jawab Rey
"Kamu masih begitu dingin ternyata, entah bagaimana aku akan melunakkan mu nanti" kata Rey lagi sambil merapikan pakaiannya
"Maaf mas, aku belum terbiasa dengan hal ini, bahkan aku merasa masih canggung" jawab Ruby sambil menatap Rey
Melihat istrinya yang begitu menggemaskan membuat hati Rey meleleh. Ia bahkan tidak bisa marah melihat Ruby.
"Kalau begitu, maukah kamu membantu ku mengenakan dasi ini" kata Rey mencairkan suasana
"Mari mas, saya pakaikan" jawab Ruby. Ia pernah melihat kalau seorang istri tugasnya memasang kan dasi pada suaminya.
Setelah bersiap, mereka berpamitan dan berangkat ke kantor secara terpisah. Rey dijemput dan di antar oleh Dean sedang Ruby berjalan kaki.
Di dalam mobil
Rey terlihat sangat bahagia. Ini adalah hari pertama ia sebagai suami. Begitu menyenangkan bisa terbangun dan melihat wajah Ruby meski ada kejadian lucu tadi malam.
"Dean, menyetir lah dengan pelan-pelan. Aku ingin memastikan dia sampai dengan selamat ke kantor" kata Rey
"Baik tuan, saya akan mengikuti nona tapi pasti nanti ia akan menyadari hal itu" jawab Dean
"Tak apa Dean, aku masih ingin melihatnya. Hari ini dia yang memakai kan dasi padaku, jantungku berdegup kencang sejak pagi tadi" Kata Rey lagi
Dean hanya bisa tersenyum mendengar kata Tuannya itu. Kebahagiaan benar-benar terpancar dari wajah tuanya sejak kemarin. Dia merasa hari ini sangat cerah untuk tuannya.
***
Ruby tahu kalau mobil Rey mengikutinya sejak tadi. Ia tahu kalo keputusannya itu cukup egois dengan memilih untuk tidak berangkat bersama tapi ia tidak ingin kalau hubungan mereka sampai diketahui oleh banyak orang. Itu pasti akan mengganggu pekerjaan nya nanti. Hari ini ia merasa berbeda bahkan setelah berpisah dengan Rey pun jantung nya tidak berhenti berdegup kencang. Sejak ia mencoba memakaikan dasi pada jantungnya langsung berdetak lebih cepat. Ia tidak tahu jika perasaan seperti itu akan muncul padahal ia telah mencoba bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Begitu tiba di ruangannya sebuah pesan masuk dari Rey
"_Nanti malam mama dan papa meminta kita untuk datang makan malam bersama mereka, tolong luangkan waktu untukku_"
Membaca itu Ruby mengecek schedulenya dan ternyata ia punya banyak agenda hari ini. Ia tidak tahu harus bagaimana. Ia juga tidak bisa menolak undangan itu mengingat kini ia adalah menantu di keluarga Rey. Sebuah pesan masuk lagi dari Rey
"_Apa kamu tidak bisa membalas pesanku, aku begitu menunggunya_" kata Rey lagi
"_Aku masih berpikir, hari ini jadwal ku padat bahkan sampai jam makan malam_" jawab Ruby pada Rey
"_Terus bagaimana, apa aku harus membantumu, ini kali pertama kamu ke rumahku_" kata Rey sedikit memaksa
"_Baiklah, aku akan memastikan kita bisa hadir untuk makan malam, tolong tunggu saya pak_" kata Ruby lagi membalas pesan Rey
"_Pak ?, aku sudah jadi suami mu loh lol_"
"_Tapi ini di kantor ?_" jawab Ruby
"_Ini adalah pesan pribadi Ruby, bukan dari kantor loh_" kata Rey mencoba bercanda
"_Kalo begitu maaf Mas_" jawab Ruby langsung
Rey langsung tersenyum membaca pesa. dari Ruby.
"_Saya jemput nanti malam yah, kalo bisa jangan menolak kali ini, supaya kita tidak terlambat_" kata Rey lagi
"_Iya mas, tapi nanti saya pulang sendiri dulu yah mas_" kata Ruby lagi
"_Kok gitu ?_" tanya Rey lagi
"_Mas melupakan hal itu lagi ?_" tanya Ruby
"_tapi kan sudah pulang kantor ?_" kata Rey lagi
"_Karena itu mas, ada banyak orang akan melihat kita nantinya_" kata Ruby lagi
"Yah baiklah, sampai jumpa di rumah nanti_" kata Rey mengalah.
Hari itu Ruby berusaha mengerjakan pekerjaannya dengan cepat. Ia tidak boleh terlambat untuk datang ke acara makan malam itu. Akan tidak sopan ketika dia menolak ajakan suaminya itu.
Rey yang berada diruangannya bersorak ria. Ia begitu bahagia hari ini. Ia sudah bisa berkomunikasi langsung dengan Ruby. Mendengar Ruby memanggilnya dengan sebutan mas membuatnya sangat senang. Untuk merayakan hari ini ia meminta Dean Untuk membelikan minuman gratis untuk setiap karyawan di perusahaannya. Ia juga secara khusus mengirimkan minuman kesukaan Ruby keruangan nya langsung. Seluruh karyawan merasa heran dengan Presdir nya itu. Ini pertama kali sejak Rey menjabat membelikan mereka minuman gratis. Mereka semua terlihat bingung tapi juga senang karena mendapatkan minuman. Ruby yang juga mendapatkan minuman itu tidak menyadari jika hal ini terjadi karena dia. Dia botol minumnya terselip sebuah memo yang bertuliskan
_Terima kasih telah menerima ku_, Rey
Ruby mulai tersenyum kecut membaca memo itu. Ia merasakan di dirinya ada yang berubah.