Setelah pulang kantor dan bersiap-siap. Ruby mengenakan dress sederhana yang dipadukan dengan kemeja Rey. Ia meminta saran kak Aisyah soal pakaian yang akan ia kenakan di acara makan malam nanti. Sambil menunggu Rey yang tak kunjung datang dari kantor padahal ia menyiapkan keperluan Rey untuk makan malam ini. Ia telah banyak bertanya pada kakak iparnya mengenai cara mengurus suami. Meski masih agak kaku namun ia mencoba untuk bisa menerima Rey sepenuhnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 20.30 dan Rey belum juga pulang. Hal itu membuat Ruby merasa aneh karena mereka seharusnya berangkat sejak 30 menit yang lalu. Namun Rey bahkan tidak ada kabar sejak pulang kantor tadi. Ruby lalu mengambil telponnya dan menghubungi Rey langsung untuk bertanya
"_Mas apa mas sudah dijalan_" kata Ruby begitu telponnya dijawab
"_Mas mendadak ada rapat penting malam ini, apa mungkin kamu bisa hadir disana tanpa mas ?_" kata Rey ditelepon
"_jam berapa mas bisa bergabung nanti_" tanya Ruby lagi
"_Mungkin agak malam mas baru bisa kesana, tak apa kan ?_" jawab Rey lagi
"_Mmm baiklah, aku akan pergi mas_" jawab Ruby
"_Kamu tidak apa kan_" tanya Rey memastikan
"_Yah mas, aku harus kesana dulu untuk tahu aku tak apa atau ada apa-apa kan_" jawab Ruby lalu menutup telponnya.
Ruby segera memesan grab agar bisa tiba disana. Sejak tadi nyonya Wilson sudah menghubunginya. Jarak rumah Rey dari rumah Ruby hanya butuh waktu 45 menit mengingat mereka tinggal di daerah yang sama hanya berbeda kompleks. Rey tinggal di sebuah perumahan mewah. Semua rumah di kompleks ini bertingkat bahkan ukurannya jauh lebih besar dari rumah Ruby. Ini kali pertama Ruby memasuki kawasan perumahan ini. Dia agak gugup mengingat ini pertama kalinya ia berkunjung sebagai seorang menantu. Seluruh keluarga besar Rey yang tidak sempat datang di acara pernikahan mereka berkumpul malam ini. Begitu masuk ke kompleks satpam menghentikan mobilnya dan menyuruhnya untuk turun agar diperiksa. Keamanan yang begitu ketat hingga menahan Ruby sekitar 15 menit. Karena baru pertama kali para penjaga memintanya untuk menelpon orang yang mengundangnya masuk ke kompleks itu. Ruby segera menelpon Rey namun tidak ada jawaban ia akhirnya menelpon nyonya Wilson
"_Mah, saya ada di depan kompleks dan tidak diizinkan masuk_" kata Ruby langsung
"_Apa, mengapa kamu tidak diizinkan masuk apa kamu tidak membawa mobil pribadi_" tanya Nyonya Wilson
"_Yah mah, aku kesini naik grab_" jawab Ruby
"_Aduh sayang, mengapa kamu tidak membawa mobil, di kompleks ini kamu akan ditahan jika datang seperti itu sayang_" kata Nyonya Wilson sambil menahan senyum
"_Aku tidak tahu mah, apa aku harus berjalan masuk ma ?_" tanya Ruby
"_Rumah mama jauh kedalam, tunggu yah mama minta sopir untuk menjemput mu disana_" kata Nyonya Wilson lalu menutup telponnya
Ruby lalu memberikan ongkos mobilnya dan meminta izin ke satpam untuk duduk. Ia telah berdiri selama 15 menit dengan sepatu hak tingginya. itu membuat kakinya terasa pegal. Setelah menjelaskan kepada satpamnya akhirnya ia dibolehkan menunggu di pos satpam kompleks itu.
Tak butuh waktu lama sebuah mobil datang dari dalam kompleks. Lalu beberapa orang dengan seragam hitam turun dari mobil itu menuju ke pos satpam. Ternyata itu adalah pengawal yang diutus Nyonya Wilson untuk menjemput Ruby. Mereka terlihat kesal kepada penjaga keamanan kompleks karena menahan Ruby terlalu lama. Ruby tidak bisa mendengar percakapan mereka namun dari gestur mereka terlihat para satpam itu mendapat teguran keras oleh salah seorang dari pengawal itu.
"Mari Nona, kami akan mengantar anda ke kediaman tuan Wilson" kata Pengawal itu pada Ruby dan mempersilahkan dia masuk ke Mobil
"Yah, kamu tidak perlu seperti itu, santai saja" kata Ruby melihat pengawal itu
Mereka telah sampai di rumah Rey. Sesuai bayangan Ruby, rumah itu begitu besar bahkan hanya dengan sekali lihat saja ia sudah lelah. Mungkin ketika ayahnya melihat ini ia akan berpikir seribu kali karena memilih pria yang sebenarnya tidak sederhana.
Ruby berjalan masuk ke dalam rumah dan langsung di sambut. Ruby kaget melihat dekorasi makan malam yang sangat mewah. Ia tidak menyukai acara yang seperti itu. Ia mengira makan malam kali ini akan seperti makan malam biasanya bersama keluarga tapi Ruby mengenali beberapa orang penting yang ikut bergabung. Nyonya Wilson langsung merangkulnya dan memperkenalkannya pada semua orang sebagai menantu satu-satunya keluarga Wilson. Semua mata kini tertuju padanya, ia hanya tersenyum dan menyapa semua tamu di acara makan malam itu. Tidak hanya diperkenalkan namun ia disorot dengan banyak pertanyaan tentang dirinya. Bahkan di antara para sepupu Rey ada yang mencibir dirinya karena datang dengan pakaian yang terbilang sederhana bukan yang bermerek. Ruby tidak menggubris hal itu dan terus mencari tempat agar dia bisa menelpon siapapun yang bisa menyelamatkannya malam itu. Terlalu banyak orang penting bahkan para petinggi di negeri ini hadir untuk makan malam. Tidak heran jika kemarin tuan Wilson tidak mau pernikahan yang sederhana.
"Kak kenalkan aku Clare" kata Seorang gadis muda yang tiba-tiba menyapa Ruby
"Yah, Aku Ruby kamu bisa memanggilku Ruby" kata Ruby dengan tersenyum
"Kakak tahu kakak yang paling cantik malam ini tapi apa menurut kakak pakaian mu terlalu sederhana untuk acara malam ini" kata Clare langsung
"Yah aku mengira makan malam kita itu lebih sederhana, ini lebih cocok disebut pesta daripada makan malam keluarga" kata Ruby
"Ini sudah termasuk makan malam yang sederhana kak" kata Clare lagi
"Ini sangat mewah kalo menurut saya" kata Ruby dengan tersenyum
"Aku menyukaimu kak. Ini kali pertama ada orang yang bisa bilang begitu padaku" kata Clare
"Maksudnya Dek?" tanya Ruby heran
"Benar kata kak Rey kalo dia memilih gadis yang pintar dan berani cantik pula dan begitu sederhana. Kudengar kakak adalah karyawan kak Rey" tanya Clare
"Kurang lebihnya begitu dek" jawab Ruby singkat
"Kakak tahu banyak yang menentang kakak karena kakak hanya seorang karyawan bukan seorang CEO" kata Clare lagi
"Kakak juga tidak tahu jika kakak akan menerima lamaran dari Mas Rey karena kami tidak seperti pasangan pada umumnya" jawab Ruby
"Yah, aku tahu kak. akulah yang paling di sayang oleh kak Rey. Ia terus memanjakan ku bahkan sampai sekarang, tadi dia menghubungi ku untuk menemani mu disini. Kakak harus tahu loh kalo kak Rey sangat menyukai mu kak, dia tetap ingin bersamamu meski ia harus menolak para putri pejabat yang ingin menikah dengannya" kata Clare panjang lebar
"Apakah benar seperti itu ?" tanya Ruby
"Jadi apa kakak juga menyukai kak Rey sebanyak itu ?" tanya Clare tiba-tiba
"Aku sudah berjanji akan memberikan hatiku pada siapapun yang kelak jadi suamiku meski tidak langsung bisa dikatakan aku menyukai nya sebanyak itu" jawab Ruby jujur
"Senang mendengarnya kak. Kakak benar-benar jujur pada perasaan kak. Biasanya perempuan akan langsung menyukai kak Rey begitu tahu kak Rey itu siapa" kata Clare lagi.
****
Di kantor
Rey yang baru saja selesai rapat tersenyum sendiri. Ternyata sedari tadi ia mendengarkan percakapan adik sepupu dan Istrinya. Lewat itu ia tahu bahwa Ruby adalah wanita yang tepat untuknya meski ia tahu kalau Ruby butuh waktu untuk menyukainya. Rey melihat jamnya dan ingin segera menuju ke rumahnya. Tiba-tiba sebuah pesan masuk dari kak Rinto
"_Kamu dimana, apakah kamu meninggalkan Ruby sendiri di sebuah pesta_" kata Rinto dalam pesannya
Rey langsung terheran setelah membaca pesan dari kakak iparnya. Ia tidak mengerti mengapa tiba-tiba saja Rinto bertanya seperti itu padanya. Rey lalu menelpon Rinto dengan cemas
"Ada apa kak ?" tanya Rey pada Rinto
"Tadi Ruby mengirim pesan untuk di jemput, kurasa dia refleks mengirimkan pesan itu padaku" kata Rinto
"Saya tidak mengerti kak, Ruby sedang ada di rumahku untuk makan malam bersama keluarga ku kak" kata Rey
"Apa dia tidak memberitahu mu bahwa dia tidak suka berada di sebuah pesta ?, atau acara makan malam yang mengundang tamu-tamu penting selain urusan pekerjaannya, Dia selalu mengirimkan pesan ke saya jika dia terjebak di situasi seperti itu" kata Rinto panjang lebar
"Dia tidak pernah mengatakan itu padaku. Kalau begitu kak saya akan segera kesana kak. Terima kasih kak dan maaf" kata Rey lalu menutup telponnya.
Dia langsung meminta Dean untuk mengambil mobil. Mobilnya melaju dengan kencang menuju rumahnya. Ia sangat gelisah setelah mendengar kata-kata Rinto. Ruby sangat tertutup. Ia benar-benar memisahkan kehidupan pribadinya dengan urusan pekerjaan. Kini ia tahu bahwa dia benar-benar tahu bahwa kehidupannya bisa menjadi masalah bagi Ruby. Ia tidak pernah lepas dari pemberitaan, pertemuan dengan orang-orang penting dan petinggi negara bahkan ada banyak pesta yang harus ia hadiri. Keputusan Ruby untuk menyembunyikan hubungan mereka adalah pilihan terbaik Ruby untuk dirinya sendiri. Mengumumkan ke publik tentang hubungan mereka mungkin tidak bisa ia lakukan dalam beberapa waktu kedepannya. Setelah sampai di rumahnya ia melihat ada banyak sekali tamu undangan tidak hanya keluarganya saja. Tidak heran jika Ruby merasa tidak nyaman karena beberapa pasti adalah petinggi perusahaan yang Ruby kenal. Rey lalu mencari Ruby di sekeliling ruangan.
"Oh Rey kamu sudah datang nak, cepat sapa para tamu ayahmu" kata Nyonya Wilson begitu melihat putranya datang
"Nanti mah, aku ingin menemui Ruby dulu" kata Rey masih melihat sekeliling
"Tadi mama sudah memperkenalkan dia kok, semua sudah bertemu dengannya sayang kamunya tidak ada" kata Nyonya Wilson lalu meninggalkan putranya untuk menjamu tamu-tamu yang datang
Rey akhirnya menemukan Ruby yang sedang duduk sendiri. Terlihat ia agak tidak nyaman dengan tamu-tamu yang terus datang dan bertanya padanya. Rey langsung menghampiri Ruby dan duduk di dekatnya nya.
Ruby kaget tiba-tiba saja Rey sudah ada didekatnya. Dia tidak mendapatkan balasan dari Rey sejak tadi.
"Apa kamu ingin pulang dan merasa tidak nyaman ?" kata Rey tanpa basa-basi
"Aku bukan tidak nyaman dengan keluarga mas, tapi sejujurnya aku tidak suka dengan. pesta mas" Kata Ruby
"Apa kamu bisa disini sampai acara selesai, sejujurnya mas juga tidak bisa membiarkan papa dan mama malu karena kita pulang lebih awal ini acara untuk kita" kata Rey blak-blakkan
"Kalo begitu mas, saya ngikut saja tapi mas saya tidak senang jika harus bertemu orang-orang penting itu" kata Ruby lagi
"Iya mas mengerti sepertinya kedepannya mas akan terus meminta maaf" kata Rey
"Kenapa mas ?" tanya Ruby heran
"Mas tahu kamu menghubungi kak Rinto untuk bisa pulang kan, mas ingin mengerti prinsipmu itu tapi di kehidupan mas pemandangan seperti ini sudah biasa dan itu harus ada karena kami adalah pebisnis. Dan Yah selalu ada pertemuan seperti ini" kata Rey
Ruby hanya terdiam mendengar Rey mengatakan hal itu. Satu hal yang ia tidak pikirkan adalah bagaimana kehidupan Rey sebagai seorang Presdir. Melihat Ruby terdiam Rey pun ikut terdiam. Keduanya sama-sama larut dalam pikiran masing-masing meski mereka ada ditengah-tengah pesta itu.