Chereads / Tawaran Allah untuk Hambanya / Chapter 11 - Presdir Baru

Chapter 11 - Presdir Baru

Di depan pintu ruangan pak Presdir, Ruby menghela napasnya. Kali ini ia telah siap untuk menerima konsekuensi atas masalah yang telah ia buat sendiri. Di pecat di hari pertama ia sebagai wakil direktur pasti akan membuat Pak Devan dan karyawan yang mengenal terkejut. Namun itu semua sudah ia pikirkan sejak ia meninggalkan ruangannya.

"Masuklah Bu"kata Dean membukakan pintu untuk Ruby

"Yah, terima kasih"kata Ruby sambil melangkah masuk ke ruangan Presdir.

Ruby sudah siap menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi jika diminta oleh Pak Presdir nya itu.

"Boleh saya memanggil mu Ruby ?" tanya Rey tiba-tiba

"Maksud bapak ?" tanya Ruby kebingungan

"Yah, seperti direktur memanggil mu aku juga ingin memanggil mu seperti itu" kata Rey lagi.

Ruby terdiam, ia tidak mengerti mengapa Rey menyapa nya dengan begitu ramah sementara ia dipanggil kesini untuk masalah itu.

"Jika itu yang bapak inginkan, silahkan pak" jawab Ruby. Dia tidak ingin menambah masalah dengan berdebat soal nama panggilan.

"Baiklah, apa kamu tahu kenapa kamu kesini ?" Kata Rey

"Apa itu tentang pertemuan kemarin pak, saya bisa menjelaskan jika berkenan bapak mau mendengarkan" jawab Ruby dengan tegas. Ia tidak ingin menutupi apapun dan telah siap mengambil resiko

"Kamu memang pandai, aku tidak perlu mendengarnya, tapi kupikir kamu harus memberiku sedikit penjelasan terkait dengan sikapmu di restoran malam itu" kata Rey

"Saya pikir saya telah meminta maaf untuk kejadian itu pak" kata Ruby kebingungan dengan penjelasan apa yang harus ia berikan

"Tidak bukan itu, kenapa kamu tidak menatap seseorang saat berbicara, dan disini kamu melihatku bahkan dari kejauhan" kata Rey lagi

" Maaf pak, terkadang saat seseorang tengah merasa lapar mungkin yang ia pikirkan adalah makanan, dan sepertinya malam itu saya sudah sangat lapar hingga tidak ingin memperpanjang masalah pak" kata Ruby

"Ah makanan, kamu suka makan " Tanya Rey

"Maksudnya pak" tanya Ruby

"Aku tanya apa kamu lebih suka makanan daripada saya" tanya Rey dengan tersenyum. Dia menikmati percakapannya dengan Ruby. Ruby benar-benar membuatnya jatuh hati, sikapnya yang jujur dan dan terlihat sangat percaya diri membuatnya tidak bisa menahan untuk selalu berbicara dengannya.

"Saya tidak bisa membandingkan bapak dengan makanan, makanan itu adalah apa yang saya butuhkan untuk hidup" kata Ruby

"Dan saya adalah..." kata Rey lagi

"dan Bapak adalah bos dari Perusahaan tempat saya bekerja" jawab Ruby dengan sedikit tersenyum. Ia tidak bisa memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan Pak Presdirnya itu

"Baiklah, sepertinya kamu punya banyak pekerjaan, silahkan kembali ke ruanganmu. Aku ingin kita bertemu lagi nanti pada saat pulang kerja" kata Rey bermaksud untuk mengajak Ruby makan malam

"Maaf pak, apa ada rapat sepulang kantor ?" tanya Ruby

"Kenapa jika ada dan kenapa jika tidak" Tanya Rey gemas pada Ruby

"Jika ada saya akan datang, jika tidak ada pak saya berencana untuk langsung pulang" .kata Ruby langsung

"Saya ini Presdir perusahaan yang meminta mu langsung bertemu, apa kamu tidak ingin terlihat baik di mata saya, biasanya setiap karyawan langsung menerima ajakan saya" kata Rey lagi

"hmhm, begini pak, saya mungkin terdengar kurang sopan, tapi Pak saya sangat jarang mengikuti pertemuan diluar jam kantor kecuali itu adalah urusan perusahaan. Dan Untuk disukai oleh bapak, saya pikir setiap Presdir perusahaan akan menyukai karyawan yang bisa bekerja dengan baik di bawah arahannya" jawab Ruby tegas

"Jadi kamu ingin aku memberikan arahan langsung padamu begitu" kata Rey. mempermainkan gadis yang ia sukai itu membuatnya sangat senang. Jawaban-jawaban Ruby membuatnya bahagia.

"Arahan dari Pak Devan pasti juga adalah arahan dari bapak" kata Ruby mencoba mengalihkan percakapan

"Aku dengar kamu dekat dengan pak Devan, apa dia sangat baik padamu ?" kata Rey lagi

"Kedekatan kami di kantor adalah hubungan Atasan dan Bawahan pak, jika diluar beliau adalah Senior saya" jawab Ruby

"Ah begitu" Kata Rey. Ia merasa lega setelah mendengar jawaban Ruby, ia sempat curiga kalau Ruby dan Devan ada hubungan karena mereka terlihat sangat akrab.

"Boleh saya permisi pak" kata Ruby ingin pamit

"Yah silahkan, nanti malam tidak ada rapat saya hanya ingin mengajakmu makan malam tapi kamu sepertinya menolak ku" kata Rey dengan tersenyum

"Saya pamit pak" kata Ruby lalu meninggalkan ruangan itu

....

"Benar-benar menarik" batin Rey

"Apa yang bapak sukai darinya, dia adalah gadis yang benar-benar dingin pak, bahkan sekalipun ia tidak terpengaruh dengan gombalan bapak" kata Dean dengan tersenyum

"Itu yang membuatnya berbeda. Jelas ia tahu aku adalah pewaris perusahaan dan sangat tampan. tapi dengan semua itu bahkan ia tidak tertarik, dia adalah gadis yang aneh" kata Rey

"Saya masih tidak mengerti tuan" kata Dean bingung

"Aku harus memilikinya apapun yang terjadi, kali ini aku akan terang-terangan mendekatinya" jawab Rey

"Tapi tuan, menurut rumor ia belum pernah pacaran sama sekali, sudah banyak yang ia tolak" kata Dean

"Aku akan langsung melamarnya untuk jadi istriku Dean" kata Rey

Ucapan Rey membuat Dean terkejut. Tuannya sama sekali tidak tertarik untuk menikah, namun Ia ingin melamar gadis itu. Gadis yang bahkan tidak melirik Tuannya sama sekali.

Rey MC Wilson. Putra tunggal Tuan Wilson. Lahir dan di besarkan di USA. lalu kembali ke Indonesia untuk meneruskan perusahaan ayahnya. Ia terlahir dengan segala kesempurnaan. Sampai hari itu, ia adalah playboy dengan banyak kisah cinta. Ia hanya bermain-main dengan para wanita di kencan butanya. Orang tuanya telah berusaha mengenalkannya dengan banyak wanita namun tidak satupun dari mereka yang menarik hatinya. Ia tidak pernah menyukai gadis-gadis yang diperkenalkan oleh ibunya. Namun kali ini, Ia tertarik dengan salah satu karyawannya. Ia memutuskan untuk berusaha mendekatinya. Rey tidak ingin membuang waktu. Ia tahu ada banyak yang mengincar Ruby baik itu sebagai kekasih ataupun karyawan.

Sebulan sejak ia menjabat, Ruby menjadi semakin sibuk bahkan di hari libur ia harus membantu Pak Devan menangani setiap masalah yang terjadi di Perusahaanya.

Hari Minggu ini pun ia harus mengikuti pertemuan dengan para direksi perusahaannya. Ia tidak sempat lagi untuk mengikuti kajian Aisyah karena hal itu.

"Kamu sudah ada Perusahaan ?" tanya Devan melalui telpon

"Saya baru akan berangkat pak, saya agak terlambat, maaf pak" jawab Ruby

"Apa perlu saya jemput ?" tanya Devan

"Tidak perlu pak" jawab Ruby menolak

"Baiklah, pastikan kamu tiba sesegera mungkin" kata Devan

"Baik pak" jawab Ruby lalu menutup telponnya.

Ia meminta Rinto untuk mengantarnya ke kantor. 10 menit kemudian Ia telah sampai di Kantor. Ia segera berlari menuju lift untuk naik ke lantai 5 tempat ruang rapat. Ruby berdiri tepat di depan lift karyawan. Ia menyadari kalo ternyata akhir pekan pun masih banyak karyawan ke kantor. Selama ini ia jarang bahkan mungkin tidak pernah ke kantor pada hari-hari seperti ini.

Begitu pintu lift terbuka semua orang bergegas masuk, tapi Ruby tidak bergerak dari tempatnya. Dia tahu kalo lift tidak akan menampung mereka semua jadi ia memutuskan untuk menunggu lift selanjutnya namun seseorang tiba-tiba saja menariknya masuk ke lift yang satunya. Lift itu adalah lift khusus untuk para dewan Direksi perusahaan jadi karyawan biasa tidak bisa menggunakannya. Begitu pintu lift tertutup Ruby menatap orang yang menariknya.

"Pak Rey ?" tanya Ruby heran

"Yah, mengapa kamu melihat ku seperti itu ?" kata Rey dengan tersenyum

"Seharusnya bapak tidak melakukan hal ini pak, akan ada rumor yang tersebar soal bapak dan saya" kata Ruby

"Biarkan saja Rumor itu menyebar" kata Rey

"Tolong jangan seperti ini pak, saya bingung mengapa bapak seperti ini" kata Ruby

"Karena ..." sebelum Rey menyelesaikan ucapannya pintu Lift terbuka. Para dewan direksi telah berjejer menunggu kedatangannya. Mereka agak terkejut melihat Ruby berada dalam lift yang sama dengan Pak Rey.

"Mari kita segera mulai pertemuan nya" Kata Rey langsung

Mereka semua berjalan masuk ke dalam ruangan. Ruby duduk di samping pak Devan. Rapat itu berlangsung selama 2 jam. Ada banyak hal yang mereka bahas mulai dari masalah di setiap divisi hingga cara direktur dan wakil direktur menangani masalah tersebut. Tidak banyak yang mengkritik Pak Devan dan Ruby karena kinerja mereka. Mereka sangat baik dalam menangani masalah bahkan terlihat sangat kompak. Kekompakan mereka membuat Rey sedikit cemburu karena mengingat kedua orang itu pasti berinteraksi setiap saat. Berbeda dengan dirinya yang perlu sebuah alasan untuk bisa berjumpa dengan pujaan hatinya itu.