Banyak yang menyaksikan ketika tangan Ruby ditarik oleh Rey. Forum kantor seketika langsung ramai membicarakan soal mereka berdua. Tak hanya itu, rumor kali ini pun dihubungkan dengan rumor sebelumnya jika ternyata Pak Presdir telah memilih Ruby untuk menjadi menantunya. Mendengar soal rumor itu Ruby kembali dihadapkan di situasi yang sama seperti sebelumnya. Beberapa kali ia diterpa rumor namun ia biarkan, tapi kali ini benar-benar membuatnya dalam masalah. Ruby tidak tahu mengapa Rey bersikap seperti itu. Dirinya pun telah memperingatkan Rey jika rumor pasti akan tersebar. Pak Devan pun telah memberikan peringatan kepadanya untuk tidak menyebabkan masalah seperti ini lagi.
"Saya tidak tahu pak, mengapa pak Presdir menarikku waktu itu" kata Ruby menjelaskan kepada Pak Devan
"Apa kamu pernah bertemu dengannya sebelum pesta itu ?" kata Pak Devan yang mulai curiga dengan sikap Presdir nya. Selama ini ia memperhatikan gerak-gerik Rey dan ia tahu kalau sebenarnya Rey telah jatuh hati pada Ruby. Rey bahkan memintanya untuk menjaga jarak dari Ruby. Devan menganggap bahwa ia masih memiliki harapan ketika Ruby belum terikat dengan siapapun. Namun mendengar permintaan egois dari bosnya membuatnya berpikir bahwa saingannya sangat berat.
"Sepertinya pernah pak, sewaktu saya menggantikan kak Rinto di pertemuan investor" kata Ruby jujur
"Sejujurnya saya tahu mengapa Pak Rey bersikap seperti itu padamu" kata Devan tersenyum kecut
"Maksud Pak Devan ?" kata Ruby bingung
Pak Rey mungkin telah menaruh hati padamu Ruby" kata Devan dalam hatinya. Ia hanya terus menatap Ruby.
"Jangan diam saja pak, atau saya tanyakan langsung padanya agar rumor ini bisa dihentikan pak" kata Ruby lalu pamit
Begitu Ruby meninggalkan ruangan Direktur. Ia langsung menuju ke kantor Presdir dan bermaksud meminta penjelasan agar bisa menghentikan rumor tersebut. Begitu sampai di depan pintu ruangan tiba-tiba saja Dean membuka pintu dan hampir menabrak Ruby.
Ada apa Bu Ruby kesini ?" kata Dean
"Saya ingin membicarakan sesuatu bersama Pak Presdir" kata Ruby
"Kalau begitu ikutlah denganku Ruby, aku akan keluar makan siang, kamu bebas ingin membicarakan apapun" jawab Rey yang ternyata telah berdiri dibelakang Dean
"Tapi pak, itu akan memperburuk rumor yang sudah ada di kantor jika kita harus makan bersama" kata Ruby
"Saya pikir kamu tidak memperhatikan hal semacam itu ?" tanya Rey
"Ini bukan tentang saya pak, tapi ini tentang bapak yang namanya akan rusak pak" kata Ruby menuturkan bahwa rumor itu akan memberikan banyak masalah pada Rey sendiri
"Kalau begitu mari kita hadapi bersama" kata Rey lagi.
Ruby berada dalam situasi yang tidak bisa menolak ajakan bosnya. Ia sadar jika bosnya itu telah menggunakan otoritasnya untuk membuat Ruby ikut bersamanya. Mereka kemudian berjalan terpisah. Ruby harus melapor kepada Devan karena akan keluar makan siang.
Ruby diberikan alamat oleh Dean melalui pesan. Ia lalu berangkat menuju restoran itu. Sepanjang jalan ia memikirkan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan. Dia tidak ingin membuat rumor itu semakin menjadi dan meminta untuk Rey menjaga jarak dan tidak memberikan perlakuan khusus padanya. Begitu sampai di restoran itu, Ruby segera disambut oleh para pelayan. Pelayan itu lalu mengantar Ruby ke depan ruangan makan siang yang telah Rey pesan.
"Mengapa anda berdiri diluar pak Dean ?" tanya Ruby ketika melihat Dean hanya berdiri di depan pintu seperti penjaga
"Masuklah Bu, tugas saya adalah memastikan Anda bisa makan siang dengan tenang" jawab Dean
"Tidak perlu, masuklah kita akan makan bersama" kata Ruby lalu membuka pintu ruangan.
Ruby begitu terkejut setelah membuka pintu, di dalam terlihat ada Tuan Wilson dan istrinya.
"Masuklah Ruby" panggil Rey
Dean lalu mendorong tubuh Ruby kedalam dan segera menutup pintu.
"Sepertinya saya mengganggu pak, mohon maaf saya akan keluar dulu" kata Ruby setelah sadar dari keterkejutannya
"Jangan keluar, kita disini kan ingin makan siang bersama" kata Rey sambil berdiri dan menarik Ruby untuk duduk di dekatnya
"Tapi pak..." Sebelum Ruby menyelesaikan ucapannya
"Perkenalkan mah pah, dia adalah gadis yang aku jadikan istri" kata Rey tiba-tiba
Ruby semakin terkejut dengan ucapan Rey. Ia tidak tahu jika bosnya akan berkata seperti itu.
"Jadi ini adalah gadis yang membuat mu menolak semua gadis yang ibu kenalkan" ucap nyonya Wilson
"Saya tidak menyangka kalo Ruby adalah kekasihmu" tambah Tuan Wilson
"Sepertinya disini ada kesalahpahaman, saya bukan..."
"Dia bukan kekasih saya pah, kami tidak dalam status itu karena kami ingin menikah langsung" sahut Rey. Dia tidak ingin Ruby mengungkapkan yang sebenarnya. Ia tahu tindakannya ini telah melewati batas tapi jika ia ingin mendapatkan gadis pujaannya itu maka ia akan melakukan segala cara untuk hal itu. Ruby yang mendengar itu hanya bisa bungkam. Ia tidak tahu akan jadi seperti ini. Ia tadinya ingin menjelaskan soal rumor itu namun sepertinya rumor itu akan menjadi masalah besar. Kali ini ia sadar jika Rey tertarik dan suka padanya. Ruby kini tahu alasan dari semua perlakuan Rey padanya.
Jamuan makan siang itu berjalan lancar. Tuan dan Nyonya Wilson begitu ramah pada Ruby. Bahkan mereka berniat untuk mengadakan pertemuan keluarga. Begitu orang tua Rey pergi, Ruby terus menatap wajah Rey dengan ekspresi bingung
"Kamu bisa membunuhku jika terus menatapku seperti itu" Kata Rey
"Apa maksud dari semua ini Pak?" tanya Ruby kesal
"Ini adalah bukti kalau aku serius menyukaimu bukan" kata Rey dengan tersenyum
"Bapak tidak bisa mempertemukan saya dengan orang tua bapak tanpa ada izin dari saya pak" kata Ruby
"Aku tahu tindakan ku ini melewati batas, tapi kelihatannya orang tua sangat menyukai mu, tidak bisa ka dirimu menyukai ku juga" tanya Rey sambil menatap Ruby
"Pak, ada banyak rumor mengenai kita sekarang, di posisi ku yang sekarang ada banyak orang yang akan mempertanyakan kemampuan dan aku tidak ingin hal itu, terlebih lagi aku telah menerima sebuah permintaan ta'aruf yang di ajukan oleh seseorang pak" jawab Ruby. Ia bermaksud menolak pak Rey dengan cara yang halus
"Apa kamu tahu siapa yang mengajukan itu ?" tanya Rey
"Itu adalah urusan saya pribadi saya pak, Saya menghargai bapak dan terima kasih telah menyukai saya namun sejak lama saya sudah memutuskan untuk tidak menyukai seseorang sampai saat itu" kata Ruby mempertegas penolakannya
"Baiklah, tapi aku mungkin tidak akan menyerah untuk bisa mendapatkan mu. Apalagi orang tua ku telah mengenal mu" kata Rey tersenyum
"Pak Rey itu akan membuat saya semakin sulit, rumor kemarin pun masih ramai dibicarakan" kata Ruby sambil menghela napas
"Itu tidak masalah, kudengar kamu harus menulis permintaan maaf pada ayahku karena sebuah rumor yang kamu abaikan" tanya Rey
"Yah itu karena menurut saya rumor itu benar-benar salah pak, saya tahu Presdir telah beristri dan memiliki putra jadi tidak mungkin saya akan menjalin hubungan dengan beliau" kata Ruby menjelaskan
"Berarti dengan saya ada kemungkinan karena saya masih muda dan lajang" tanya Rey serius
"maksud bapak ?" tanya Ruby
"Yah, kamu mengabaikan rumor yang sebelumnya karena kamu bisa memastikan jika kamu tidak bisa punya hubungan dengan ayahku, tapi kali ini kamu mendapat masalah karena aku masih muda dan belum beristri berarti ada kesempatan untuk kita bersama" kata Rey percaya diri
"Bukan itu pak maksud saya" jawab Ruby
"Lalu" tanya Rey
"Bapak masih muda, bapak seorang Presdir, apa jadinya nanti jika rumor seperti ini akan merusak citra bapak. jika rumor sebelumnya itu saya yakin Tuan Wilson dapat membuktikan dirinya karena selama ini pun rumah tangga beliau tidak pernah terusik" jawab Ruby lagi
"Tidak bedanya bagiku, Ada banyak orang yang mengejar ku hingga membuat ku tidak tertarik pada mereka, tapi kamu sama sekali tidak mengejar ku, kenapa ?" tanya Rey
"Saya tidak pernah benar-benar bisa tertarik pada seseorang pak, terlepas dari semua itu saya juga yakin pada akhirnya akan ada orang yang saya sukai nantinya" jawab Ruby
"Dan itu adalah saya" jawab Rey sambil tersenyum
"Saya tidak tahu kalau bapak senang bercanda. Waktu makan siang sudah habis pak, saya harap bapak bisa mengerti maksud saya" kata Ruby yang lebih dulu pamit meninggalkan restoran itu
****
"Bagaimana menurut mu Dean ?" tanya Rey
"Apanya Tuan ?" tanya Dean balik
"Ruby, dia sangat menarik bukan, dia pintar, sopan dan tahu langkah apa yang harus dia ambil untuk menyelesaikan masalah" kata Rey
"Yah Tuan, wajar saja jika banyak yang mengejarnya, tapi saya tidak mengerti mengapa anda langsung memperkenal dia pada orang tua anda" kata Dean
"Tadinya aku ingin makan bersama dengan orang tua ku, tapi ia muncul begitu saja depan pintu ruangan dan ingin membicarakan sesuatu dan aku tahu itu pasti tentang rumor yang beredar" kata Rey
"Apa ini sebabnya tuan langsung mengajaknya makan siang bersama" tanya Dean
"Yah begitulah, memanfaatkan kesempatan dalam kesempatan mungkin tindakan pengecut tapi itu akan menambah peluangku untuk mendapatkannya" kata Rey
"Tapi kalo saya tidak salah dia memutuskan untuk menerima permintaan ta'aruf dari seseorang" kata Dean lagi
"Ah soal itu, bukannya aku telah memintamu untuk mencari tahu bagaimana cara melakukan permintaan seperti itu ?" tanya Rey
"Aku telah melakukannya tuan, tetapi .."
"Tetapi apa Dean"
"Ternyata ada sebelum tuan ada dua orang yang mengajukan permintaan ta'aruf pada Ruby" kata Dean
"Apa, mengapa kamu tidak langsung mengatakan itu padaku" kata Rey kesal
"Maafkan saya Tuan" kata Dean
"Aku berharap bisa menjadi orang yang dia pilih, kesempatan itu pasti datang dan yah menurut ku Ruby belum menaruh hati pada kami bertiga jadi itu pasti masih bisa." kata Rey.
Seminggu kemudian, beredar foto-foto makan siang Ruby bersama dengan Rey dan orang tuanya. Tanpa sepengetahuan mereka ada yang mengambil gambar saat kejadian waktu. Ruby kini menjadi sorotan di perusahaannya. Pak Devan yang mendengar hal itu menjadi tidak tenang, dan segera pergi ke ruangan Ruby.
"Ada apa ini Ruby?" tanya Devan
"Begini pak, hari itu saya bermaksud untuk meminta Pak Rey untuk membantu saya menghentikan rumor itu, saya dan beliau benar-benar tidak dalam hubungan seperti itu, namun ternyata dia mengajak saya makan siang bersama untuk membahas hal itu" kata Ruby
"Terus mengapa ada foto-foto seperti itu" tanya Devan lagi
"Ternyata hari itu Pak Rey akan makan siang bersama dengan orang tuanya. Aku menerima ajakannya karena kupikir ini adalah hal pribadi jadi mungkin harus dibahas diluar kantor dan akhirnya pun saya berakhir disana pak" kata Ruby
"Aku percaya padamu" jawab Devan setelah melihat kejujuran di mata Ruby
"Terima kasih pak, dan maaf telah menyebabkan masalah" kata Ruby
"Sebaiknya pikirkan cara untuk mengatasi rumor ini" kata Devan lalu pergi meninggalkan ruangan.
Ruby kini hanya bisa makan bersama dengan sekretaris pribadinya di kantin. Begitu banyak mata yang melihatnya hingga membuat ia merasa tidak enak. Tiba-tiba saja Dea dan beberapa staff pemasaran ingin bergabung di sampingnya.
"Apa tak apa Bu kami bergabung" tanya Dea
"Yah tentu, kemari lah" jawab Ruby
"kami merindukan mu Bu, akhirnya kita bisa berjumpa" kata Dea lagi
"Yah, aku cukup sibuk hingga kadang aku melewatkan makan siang ku di kantin" kata Ruby
"Kami tahu kalo rumor itu tidak benar Bu, pasti ada sesuatu hingga ibu terjebak dalam situasi itu" Kata Dea. Dia memang ingin menghibur Ruby. Karena ia tahu semua rumor itu pasti bukan karena Bosnya itu tapi karena yang lain.
"Terima kasih sudah mempercayai saya." kata Ruby.
Ketika mereka menikmati makan siang mereka tiba-tiba seseorang menepuk pundak Ruby
"Nak, apa ibu bisa minta waktu mu" kata Nyonya itu
"Nyonya Wilson ??" kata Ruby dengan terkejut
"Ah kamu mengenali saya ternyata, saya kesini ingin makan bersama denganmu saya juga sudah memanggil Rey" kata Nyonya Wilson
"Tapi Bu, itu saya ... saya .. sepertinya tidak bisa " ucapan Ruby terpotong setelah kedatangan Rey
"Tidak bisa menolak permintaan mu ma, kan Ruby" kata Rey langsung
"Baguslah kalo begitu, ayo kita keluar bersama" kata Nyonya Wilson
"Sejujurnya Bu, waktu makan siang karyawan sudah habis, saya harus kembali bekerja" kata Ruby lalu memanggil sekretarisnya untuk pergi. Namun Rey tidak membiarkan hal itu
"Pergi dan laporkan pada Pak Devan kalo Bu Ruby sedang ada urusan di luar" kata Rey pada Sekretaris Ruby
"Baik Pak" jawab Sekretaris Ruby.
Ruby nampaknya terjebak lagi. Ia tidak tahu mengapa nyonya Wilson bisa kemari dan mengajaknya untuk makan bersama. Dea yang melihat kejadian itu semakin yakin jika Ruby hanya terjebak oleh pak Rey yang mungkin lebih dulu menyukai Ruby. Dea sebenarnya tidak khawatir karena sejak dulu memang sudah banyak yang menawari Ruby untuk jadi menantunya namun inilah yang paling agresif sampai-sampai membuat Ruby tidak bisa menolak.
Rumor tentang kedekatan Ruby dan Rey kini semakin banyak dibicarakan. Ada banyak yang menyaksikan kejadian di kantin waktu itu. Mereka semakin yakin jika Ruby akan menjadi istri dari Presdir mereka.