Rumor yang telah menyebar sudah mulai terlupakan. Mereka tidak lagi membicarakan soal Ruby dan Rey. Mereka telah melihat kinerja Ruby yang sangat baik. Bahkan dalam beberapa bulan perusahaan mereka telah dilirik oleh perusahaan asing lainnya. Rey juga kini fokus pada perusahaan. Ia mencoba profesional setelah kejadian di makan siang terakhir mereka. Ruby mengungkapkan yang sebenarnya pada Ibu Rey. Dia tidak ingin melukai hati Nyonya Wilson dengan berpura-pura sebagai calon istri Rey. Ia benar-benar meminta pengertian Rey hari itu.
Rey hanya berharap permintaan ta'aruf nya lah yang terpilih. Meski ia telah menerima penolakan tapi ia tidak bisa menyerah. Ruby telah menarik perhatianya. Sifat cuek namun sangat jujur membuatnya berbeda dari gadis-gadis yang pernah dia temui sebelumnya. Meski sempat tersinggung Nyonya Wilson tidak bisa menolak pilihan anaknya. Ia mengerti setelah Rey menjelaskan kronologisnya. Ia ingin menyalahkan Ruby namun tidak bisa karena Rey lah yang memulai semua itu. Ruby adalah gadis yang begitu sopan meski ia terlalu acuh dan sangat tidak peka namun nyonya Wilson bisa melihat ketulusan yang ada di matanya. Hari itu ia benar-benar merasa ditipu namun ia tidak bisa marah karena ada Rey dan juga Ruby yang menyampaikan hal tersebut dengan begitu jujur dan polos. Terlihat seperti seorang anak perempuan yang mengakui kesalahan kepada ibunya.
****
Ruby beranjak dari tempat tidurnya. Setelah sholat shubuh dia berjalan turun ke dapur untuk mengambil air minum. Aisyah dan Ibunya sedang sibuk menyiapkan sarapan.
"Duduklah, sarapan akan segera siap" kata Ibu Ruby
"Baiklah" kata Ruby
"Dengar, ayah dan ibu ingin membicarakan sesuatu padamu" kata Ibunya lagi
"Apa itu Bu, apa itu soal pernikahan ?" kata Ruby langsung
"Kata Kak Aisyah ada tiga orang yang mengajukan padamu" kata ibunya lagi
"Aku akan menyerahkan itu pada kalian Bu" kata Ruby
"Apa kamu tidak ingin memilihnya sendiri" kata Ibunya lagi
"Aku belum pernah memikirkan hal itu dengan serius, dan aku percaya pilihan ayah dan ibu" kata Ruby
"Baiklah, jangan protes nanti kalo kamu tidak menyukainya" kata Ibunya tersenyum
"Insya Allah, tapi ibu harus selektif" kata Ruby juga tersenyum
"Kamu hanya perlu menemukan orang yang bisa mengantar dan menjemput mu dari acara pesta" kata Ibunya tertawa
"Itu syarat utamanya dong" kata Ruby lagi
Ruby memilih mengikuti permintaan ayahnya untuk menikah. Ayahnya ingin melihat dirinya juga menikah. Selama ini Rinto lah yang selalu melindunginya namun kini Rinto telah memiliki kewajiban dan tanggung jawabnya sendiri. Ia memilih jalur ta'aruf dan menganggapnya sebagai kesempatan yang datang padanya.
Menerima laki-laki pilihan ayahnya nanti adalah bentuk kebaktiannya pada orang tuanya. Siapapun dia pasti akan menjadi pilihan terbaik untuknya.
Ruby kembali ke kamarnya setelah sarapan. Akhir pekan yang dia rindukan. Ia kembali ke atas kasur nya dan mulai lagi terlelap. Hari itu benar-benar menjadi akhir pekan yang indah untuk Ruby istirahat.
"Minggu depan cobalah untuk bertemu dengan orang yang ayah pilih" kata Ayah
"Baiklah yah" jawab Ruby
"Apa benar kamu akan mengikuti keputusan ayah, ini menyangkut hidupmu loh" kata Rinto
"Aku percaya itu pasti adalah pilihan terbaik" kata Ruby
"Kamu percaya diri sekali" kata Rinto lagi
"Aku bukan percaya diri kak, hanya saja itu mungkin jalannya" kata Ruby
"Kamu menolak semua yang datang padamu tahu gitu aku tanya saja Devan kalo dia hanya perlu baik sama ayah" kata Rinto tersenyum
"Nak Devan ada rasa sama Ruby ternyata" tanya Ibu Ruby
"Itu dulu mah, pas jaman kuliah, Ruby banyak yang naksir cuma semua langsung minder sekelas Devan aja di tolak apalagi yang lain" kata Rinto menjelaskan
"Alhamdulillah kalo Ruby belum pernah pacaran" kata Aisyah
"Yah, ada bagusnya dia ini terus diterpa rumor tapi waktu terus membuktikan kalau dia tidak bersalah. Dulu dia hampir dilabrak senior karena dikira jadi selingkuhan parah gak tuh" cerita Rinto
"Apa benar begitu mas" tanya Aisyah penasaran
"Terus nih yah, dia tuh cuman diam dan tidak menanggapi rumor itu, jadi dah tuh senior manggil semua teman2nya " kata Rinto semakin seru bercerita
"Terus gimana mas ?" tanya Aisyah lagi
"Sebelum dilabrak, saya dan Devan sudah lebih dulu menghalangi mereka. Selain itu juga, dia ini banyak berteman dengan laki-laki istilahnya kasi PHP, tidak jadi dilabrak lah dia karena banyak yang melindunginya" kata Rinto
"Terus.. terus ..terus" Kata Aisyah yang semakin penasaran dengan akhir cerita Rinto
"Yah, tuh senior akhirnya tahu kalo Ruby nih bukan selingkuhan pacarnya tapi dia di fitnah sama saingan Ruby waktu itu" kata Rinto
"Untunglah, habis nanti cewek itu di pukul sama adikmu kalau dia maju" kata Ayahnya tertawa
"Dia belum tahu aja Ruby itu kan...", "Jagonya high kick" kata Ayahnya sambil melirik Ruby yang sedang menikmati makan malamnya tanpa perduli jika dirinya sedang ditertawakan.
"Sudah, habiskan makanan kalian, Aisyah makanlah nak kamu harus istirahat" kata Ibu Ruby
****
"Apakah sudah ada kabar Dean" tanya Rey pada Sekretaris nya itu
"Tunggu lah bos, saya yakin Bu Ruby pasti memilih anda" kata Dean mencoba mengurangi kekhawatiran Bosnya itu
"Kamu lihat sikap dinginnya, itu membuat ku tidak tenang" kata Rey yang semakin gelisah
Hari ini ia akan mendapatkan jawaban atas permintaannya. Hal itu sangat membuatnya gugup. Apakah ia harus melepas gadis itu dan merasakan patah hati untuk pertama kalinya. Tidak, Rey tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Ia sudah sangat mengagumi gadis itu bahkan telah jatuh hati padanya. Ia tahu pada awal ketertarikannya pada Ruby karena penampilannya tapi ia tidak mengira jika hati gadis itu juga secantik parasnya. Begitu jujur, percaya diri, kompeten yah meski kadang tidak berperasaan tapi itu lah yang menarik dari dirinya.
"Jam berapa sekarang ?" kata Rey lagi
" Satu jam lagi tuan sebelum ustadz itu memberikan kabar" jawab Dean
"Kamu sudah mencari tahu soal siapa dua pria yang juga mengajukan permintaan itu padanya" tanya Rey lagi
"Tidak tuan, mereka tidak ingin membagikan informasi kepada saya" kata Dean dengan sedikit kecewa
"Sudahlah, aku harus percaya diri" kata Rey lagi
"Yah tuan, jika dia jodohmu pasti akan.."
"Aku harap dia jodohku" kata Rey melanjutkan kata-kata Dean
"Kudengar keluarganya cukup agamis tuan, kakaknya pun menikah dengan jalur ta'aruf, sepertinya tuan harus belajar agama dari sekarang" kata Dean
"Kamu pikir aku anak nakal" Tanya Rey kesal
"Tidak Tuan, bukan seperti itu, keseharian Bu Ruby tuh berbeda dari gadis cantik lainnya, dia tidak suka pesta, tidak suka belanja, lebih banyak tinggal di rumah dan dia adalah guru di sebuah tempat pelatihan bela diri" ucap Dean setelah mencari beberapa informasi tentang Ruby
"Dia seorang ahli beladiri ?" Tanya Rey tidak percaya
"Ya tuan, itu benar hanya dia tidak pernah ingin ikut pertandingan. Baginya itu adalah hobi, bahkan seharusnya dia bisa menjadi dokter tapi karena ia tidak ingin membebani orang tuanya jadi ia memilih jurusan lain. Namanya sudah ada di daftar beasiswa tapi ia menolak dengan alasan jika dia tidak bisa menutupi kekurangan dari beasiswa itu. Dia berasal dari keluarga yang terbilang cukup kaya tapi dia juga sangat mandiri" kata Dean
"Itu aneh, apa orang tuanya tidak bisa melihat mana karir yang baik untuk anaknya" kata Rey lagi
"Sepertinya dia adalah anak yang sangat dikasihi Tuan, Orang tuanya selalu percaya jika anaknya itu akan berhasil dimana pun ia berada, dan terbukti sekarang di usianya yang sangat muda ia telah jadi wakil direktur" kata Dean lagi
"Apa kamu terpesona juga padanya, kamu terdengar sangat mengenalnya" kata Rey melihat ekspresi Dean saat mendeskripsikan Ruby
"Seandainya tuan tidak tertarik padanya, aku mungkin akan memasukkan juga permintaan ta'aruf untuknya" jawab Dean jujur. Dean telah menjadi tangan kanan Rey sejak kecil. Mereka bersahabat dan Dean adalah putra dari salah satu Karyawan Tuan Wilson yang sangat setia.
"Jadi kamu memendam perasaan padanya" tanya Rey lebih intens
"Sejujurnya tuan, saya akan berbohong jika mengatakan tidak setelah tahu dia orangnya seperti apa, ku yakin dia akan menerima laki-laki dengan apa adanya" kata Dean lagi
"Aku suka kejujuran mu tapi kali ini aku juga sakit hati mendengar kamu memiliki perasaan padanya" kata Rey
"Tuan adalah prioritas saya, perasaan saya ini tidak perlu anda pikirkan" kata Dean
"Tidak Dean, aku tidak ingin kehilanganmu karena gadis itu, kamu akan cemburu padaku begitu melihat dia bersamaku" kata Rey lagi
"Tidak tuan, sungguh saya hanya seorang laki-laki yang mengagumi gadis bak malaikat itu" kata Dean lagi
"benarkah hanya sebatas mengagumi ?" tanya Rey lagi
"Ya tuan, sungguh saya tidak apa-apa jika tuan bersamanya" kata Dean menenangkan tuannya. Dia tahu tuannya sangat baik padanya bahkan menganggap dirinya seperti saudara. Dia tahu perasaannya juga telah jatuh pada Ruby. Sejak ia mulai menggali informasi tentang gadis itu, dia seperti menemukan sosok yang dia cari selama ini. Namun ia tidak bisa membiarkan orang yang telah memberikan kehidupan yang layak ini melepaskan cintanya karena dirinya.
Di tengah lamunannya tiba-tiba sebuah pesan teks muncul di layar handphone nya.
_Datanglah kemari esok, permintaan ta'aruf diterima oleh ayah dari gadis itu, kita akan membicarakan lebih lanjut_ dari Ustadz Anto
"Tuan permintaan anda diterima" kata Dean begitu semangat
"Benarkah itu benar ?" kata Rey,
"Yah Tuan" kata Dean dengan tersenyum
"Aku seperti mimpi, aku tidak bisa menahannya lagi" kata Rey dengan sangat senang. Perasaanya seperti meluap-luap. Dirinya begitu bahagia dan tidak menyangkan bahwa apa yang ia inginkan terjadi.