Sejak penolakan Ruby malam itu, ada banyak rumor tentang dirinya. Ada yang menganggapnya terlalu merasa cantik Bahkan ada yang mengatakan kalau dirinya mencoba menarik perhatian Presdir perusahaannya.
Ruby tidak menggubris rumor itu bahkan dia tidak pernah sekalipun memberikan respon kepada mereka yang menanyainya perihal rumor itu. Dia hanya diam tanpa berekspresi sedikitpun ketika ditanya hal itu.
"Bu Ruby harusnya menjelaskan kesalahpahaman ini agar tidak ada lagi rumor tentang ibu" pinta Dea saat mereka sedang makan di kantin
Dea benar-benar kesal setelah mendengar rumor yang tidak benar tentang Ruby. Kejadian malam itu benar-benar murni adalah pertemuan yang tidak disengaja baik oleh pak Presdir ataupun Bu Ruby. Anggota tim pemasaran pun berusaha menjelaskan kalo rumor itu tidak benar namun semuanya akan sia-sia jika bukan Ruby yang memberikan penjelasannya.
"Aku tidak tertarik untuk menjelaskan bagaimana kehidupan ku apalagi itu adalah masalah pribadi yang bukan untuk publik" jawab Ruby sambil menyantap makannya
"Tapi kan Bu, citra ibu rusak karena hal itu. disini ada banyak yang ingin menjatuhkan ibu, ada banyak yang ingin di posisi ibu makanya mereka....
"Sudahlah, abaikan mereka. Mereka tidak memberikan dampak apa-apa pada divisi kita, aku juga tidak ingin lebih jauh membahas soal Pak Presdir...
"Yah ada apa Bu Ruby ?" Tanya Pak Presdir yang tiba-tiba saja ada dibelakang Ruby.
Semua karyawan langsung mengarahkan pandangan mereka ke Ruby dan Pak Presdir. Mereka semua terkejut bahkan Ruby pun merasa sangat terkejut begitu mendengar sapaan dari pak Presdir yang mendadak.
"Tidak ada apa-apa pak, kami hanya membicarakan soal rumor yang tidak penting mengenai saya dan bapak" jawab Ruby. Dengan pernyataan Ruby yang begitu gamblang membuat semua karyawan di kantin itu merasa terkejut karena ada beberapa yang turut mengambil bagian dalam menyebarkan rumor itu.
"Ah rumor itu, terus bagaimana kamu mengatasi rumor itu" tanya Presdir itu kepada Ruby sambil menatap nya
Keringat dingin Pak Devan terus mengucur, mengingat juniornya itu terlalu polos dan pasti akan mengatakan apa yang ada dibenaknya. Setelah malam itu Dia benar-benar berusaha untuk kembali memperbaiki citra Ruby dihadapan pak Presdirnya itu. Bahkan rumor yang telah menyebar membuatnya harus bekerja keras agar Ruby tetap bisa menjadi kandidat wakil direktur meski sebelumnya ia telah menolak. Kenyataan bahwa pak Presdir tahu rumor itu membuatnya semakin khawatir pada Ruby. Ia telah menganggap Ruby seperti adiknya sendiri.
"Rumor akan tetap rumor pak. itu tidak berpengaruh padaku" jawab Ruby yang telah berdiri karena Pak Presdir.
"Maksudnya rumor tentang ku itu tidak penting ?" pak Presdir terus memberikan pertanyaan yang cukup membuat semua karyawan menelan ludah mereka.
"Aku menganggap setiap rumor itu hanya akan berlalu pak. Rumor tentang saya dan Bapak jelas bukan sebuah kebenaran jadi untuk apa kita membuang waktu untuk ketidakbenaran itu pak" jawab Ruby terus hingga membuat Pak Devan semakin khawatir
"Kamu memang benar, dalam suatu hal kamu harus memikirkan perasaan orang lain yang juga terlibat dalam rumor itu" kata Pak Presdir. Mendengar itu, seluruh karyawan langsung terbelalak, forum kantor semakin ramai bahkan semakin banyak karyawan yang datang.
"Lebih baik pak kita selesaikan ini di kantor saya Pak" kata Pak Devan melihat situasi kantin yang semakin ramai
"Tidak perlu, aku hanya ingin mendengar pendapat Ruby tentang masalah ini, dan setelah mendengar nya aku sudah mengerti bahwa kita perlu menemukan siapa yang menyebarkan rumor itu" kata Pak Presdir dengan jelas.
"baik pak kami pasti menemukannya" jawab Pak Devan.
"Ruby datanglah ke kantorku dan buat surat penyataan permintaan maaf mu padaku" kata Pak Presdir seraya berlalu dengan diikuti oleh sekretaris pribadinya
"Mengapa harus ?" tanya Ruby dalam hati sambil menatap pak Devan
"Datanglah ke kantorku sekarang !" pinta pak Devan
Ruby segera menuju kantor pak Devan setelah dia menyelesaikan makan siangnya. Forum kantor benar-benar heboh setelah kejadian ini. Mereka semua mencoba mencari tahu siapa yang memulai kabar ini bahkan menebak kalo ternyata yang tertarik adalah Pak Presdir. Namun semua tahu kalo Pak Presdir itu telah memiliki istri dan bahkan umurnya adalah dua kali dari umurnya Ruby.
Di ruangan Pak Devan, Ruby langsung mengajukan pertanyaan yang membuat direkturnya itu tercengang
"Mengapa perlu surat permintaan maaf pak, apa yang salah dengan jawabanku" tanya Ruby
"Kamu bahkan tidak paham soal ini, selama ini apa yang kamu lakukan jika diterpa isu atau rumor" tanya Pak Devan balik
"Aku tidak menanggapi hal itu dan memilih mengabaikannya," jawab Ruby
"Ini tidak se sederhana itu Ruby, dia adalah Presdir, aku benar-benar tidak habis pikir padamu bisa dengan santai mengatakan hal itu" kata Pak Devan dengan nada yang agak kesal
"Terus harusnya seperti apa ?, Aku tidak mungkin ada hubungan dengan beliau" kata Ruby
"Karena itu kamu harusnya meminta maaf padanya di hadapan semua karyawan, jika kamu tidak menolaknya makan tidak akan ada rumor itu" ungkap Devan
"Rumor akan semakin menjadi ketika aku menerima tawarannya itu pak" balas Ruby
jawaban Ruby membuat pak Devan berpikir sejenak. Ada benarnya jika rumor itu akan semakin menjadi-jadi.
"Sudahlah, segera tulis permintaan maaf mu, dan kita ke ruangan direktur nanti." pinta Pak Devan
kali ini Ruby mengalah dan berjalan kembali ke ruangannya. sekilas ia mendengar karyawan lain berbisik tentang dirinya namun ia terus berjalan dan masuk ke ruangannya. Seluruh anggota timnya merasa semakin khawatir, mereka sungguh menyesal karena acara makan malam itu semua adalah rencana mereka. bahkan mereka tidak tahu darimana asal rumor ini tidak satupun dari mereka yang mungkin akan menyebarkan hal-hal seperti itu.
"Dea saya akan ke ruangan pak Presdir, tolong kamu handle semuanya dulu" pinta Ruby pada sekretarisnya itu
" Baik Bu" jawab Dea
Ruby menuju ruangan Presdir bersama dengan pak Devan.
"Tolong kali ini kamu hanya perlu menjawab jika ditanya" kata pak Devan sebelum masuk ke ruangan
Di dalam ruangan Pak Presdir hanya ada dirinya dan sekretaris nya. Mereka terlihat sedang bersantai dengan 3 cangkir kopi di atas meja.
"Kemarilah, silahkan duduk" kata Sekretaris Pak Presdir mempersilakan keduanya duduk
"Mohon maaf pak atas kejadian malam itu, saya sebagai Direktur gagal mengajari ....
"Sudahlah ini bukan salahmu" potong pak Presdir
"Ini surat permohonan maaf saya pak" kata Ruby lalu memberikan suratnya itu
"Aku tidak butuh ini, ini adalah alasan saya agar bisa memanggil mu kesini" kata Pak Presdir sembari tersenyum.
Melihat hal itu, kini Devan pun merasa curiga kenapa sikap bosnya itu seperti berlebihan dan menginginkan sesuatu lebih dari Ruby
"Aku akan terus terang padamu, aku ingin kamu pindah ke luar negeri dan menjadi direktur di perusahaan cabang baru yang akan saya dirikan" Kata Presdir lanjut
"Maksudnya Pak" tanya Ruby yang kebingungan
"Aku telah banyak mendengar dari Pak Devan tentang dirimu, aku rasa kinerja mu cukup bagus, leadership mu juga bagus dan yah kamu benar-benar orang yang saya butuhkan untuk menangani perusahaan cabang di Australia." ungkap Pak Presdir langsung
"Namun Aku belum cukup berpengalaman pak" jawab Ruby
"Aku tahu kamu akan mengatakan itu maka kamu harus menjadi wakil direktur untuk bisa punya pengalaman" jawab Pak Presdir lagi
Tekanan yang Ruby terima dari pak Presdir itu membuat nya seperti terjebak. Pak Devan yang masih tidak menyangka hal tersebut hanya bisa terdiam namun salah hatinya dia sangat bahagia. Dia dan Presdir kini ada di kubu yang sama meski sempat ia merasa curiga namun kali ini dia sangat mendukung keputusan bosnya itu.
"Ada banyak manajer disini yang lebih lama bekerja pak ...
"Aku tahu dan mereka semua merekomendasikan dirimu untuk maju" ungkap Pak Presdir
Tanpa sepengetahuan Ruby, seluruh manajer dari divisi lain pun memang mengakui dirinya meski ada yang iri padanya namun kinerja Ruby sangat bagus dan kompeten daripada mereka hingga mereka tidak bisa menolak usulan Presdir pada rapat pertemuan malam itu. Kini Ruby telah terjebak dan untuk menolak hal itu sudah tidak mungkin. Dia tidak bisa menemukan alasan saat ini.
"Kalau seperti itu pak berikan saya waktu beberapa hari untuk mempertimbangkan nya"
"Jika kamu menolak, kamu akan saya pindah tugaskan langsung" kata Pak Presdir lagi
"Saya perlu menyelesaikan pekerjaan saya sebagai manajer pak. maka sebelum itu biarkan saya untuk ...
"Baiklah, saya beri waktu 1 bulan untuk mu, toh wakil direktur juga akan diumumkan bulan depan" kata Pak Presdir
" Baik pak akan saya siapkan segera keperluan nya" kata Pak Devan yang sangat senang mendengar hal itu.
Hari berikutnya rumor berbeda kini tersebar ternyata yang menyebarkan rumor itu adalah karyawan divisi produksi yang tidak sengaja ada di kafe malam itu. Kini Ruby telah bersih dari tuduhan penggoda namun ia terus menjadi topik karena promosi nya yang begitu cepat yakni menjadi wakil direktur di perusahaannya. Bukan hanya populer di kalangan karyawan namun ia telah dilirik banyak perusahaan asing yang.mencoba membujuknya pindah ke perusahaan mereka dan mungkin hal ini yang mendorong Pak Presdir ingin menjadikan nya wakil direktur agar bisa mempertahankan pegawainya itu.