Chereads / Tawaran Allah untuk Hambanya / Chapter 6 - Aisyah binti Arham

Chapter 6 - Aisyah binti Arham

Sejak kak Rinto menikah dengan kak Aisyah. Suasana di rumah semakin ramai. Keponakan kak Aisyah sering berkunjung ke rumah Ruby. mereka menambah keharmonisan keluarga lewat suara canda dan tawa mereka. Kak Aisyah adalah putri tunggal om Arham. iya begitu cantik dalam balutan gamis panjangnya. Pertama kali kak Aisyah melepaskan hijabnya di depan Ruby adalah di kamarnya. Saat itu Ruby diminta untuk membantu Aisyah melepaskan pakaian kebayanya lalu berganti dengan pakaian gamis sederhana. Kak Aisyah lulusan dari kampus yang sama dengan Ruby. Di mata teman-temannya, dia merupakan sosok yang begitu pendiam dan bahkan jarang berinteraksi dengan laki-laki. Sewaktu kuliah pun ia lebih banyak menghabiskan waktunya bergelut di organisasi mahasiswa Islam yang ada dikampus. Ia menjadi idola banyak mahasiswa sampai ia memutuskan untuk mengenakan gamis dan jilbab panjang. Kini ia bekerja sebagai seorang guru di sebuah Sekolah dasar Islam terpadu. Ia mengajar bahasa Arab kepada anak-anak di sekolah itu. Selepas mengajar, dia pergi ke sebuah pondok belajar di pinggiran kota. lokasi tempat itu tidak jauh dari kantor milik Rinto. Jarak rumah dan kantor Rinto cukup dekat sehingga mereka memilih tinggal di rumah ayah dan ibunya.

Momen pertemuan mereka ternyata sangat lucu hingga membuat Ruby tertawa terbahak-bahak ketika mendengarnya. Sore itu mereka berkumpul di ruang keluarga. Ruby yang sedang menikmati liburannya dengan bersantai dikamar tiba-tiba mendengar ibunya berteriak. Ia segera beranjak dari tempatnya kemudian bergabung bersama.

"Ada apa yah" tanya Ruby

"Kamu itu seorang kepala manajer sebuah perusahaan besar kenapa penampilan mu seperti ini" kata Ibunya

"Aku sedang tidak ingin melakukan apa-apa. Hari ini aku hanya ingin berbaring di kamar" ucap Ruby

"Mau dengar sebuah kisah dek ?" ucap Aisyah pada Ruby

"Aku sedang tidak ingin mende... Aduh!" ucap Ruby teriak kesakitan setelah Rinto mencubit pipinya

"Kalo orang tua minta yah di dengar, kamu itu masih bocah dan masih harus belajar" kata Rinto lalu mengambil tempat di dekat Aisyah istrinya.

"Ya ya baiklah, Apa ceritanya kak ?" kata Ruby tanpa basa-basi.

Mendengar ucapan Ruby yang seperti tidak ikhlas itu membuat semua orang tertawa. Mereka memang senang membuat gadis itu berada dalam kondisi terjebak. Mereka sangat paham akan sifat manis dari Ruby.

"Begini kisahnya.." ucapan Aisyah terhenti saat Ruby tiba-tiba beranjak

"Ehh kamu akan kemana ?" Ucap Rinto menahan adiknya itu

"Aku hanya ingin mematikan tv agar bisa fokus mendengar cerita kak Aisyah." Ucap Ruby dengan wajah datar

Sekali lagi semua orang tertawa mendengar ucapan Ruby. Aisyah hanya bisa ikut tertawa melihat tingkah manis adik iparnya itu. Rinto benar-benar jarang membicarakan adiknya sewaktu masa ta'aruf kemarin. Dia hanya bilang kalo nanti bertemu dengannya harus selalu istighfar. Benar saja, sejak mengenal Ruby, ia semakin tahu kalo adik iparnya berbeda. Dia perfeksionis tapi tidak menekan, Dia serius namun tidak ambisius. malam ini Dia juga tahu kalo adik ipar nya itu tidak suka menonton TV.

"Bilang saja kamu terganggu dengan suara bising dari TV itu kan ?" ucap Rinto menggoda adiknya

"Aku hanya ingin mendengarkan sebuah kisah bukan mau menonton TV" jawab Ruby

"Sudah, kakak mulai yah kisahnya, Ada sepasang insan manusia yang bertemu secara tidak sengaja dalam sebuah acara amal" kata Aisyah

"Keduanya ternyata saling menaruh hati namun tidak ada yang berani mengungkapkan, lantas mereka kemudian berpisah" timpal Rinto

"Tuhan berkehendak, ternyata sang Pemuda kemudian terjatuh tepat di depan sekolah sang gadis" kata Aisyah

"Sang gadis bermaksud menolong tapi ternyata pemuda itu sudah ditolong lebih dulu oleh gadis cantik yang terlihat lebih muda darinya. Hati sang gadis pun penuh tanda tanya. Dia hanya menatap dua orang tersebut sedang berbincang sambil tertawa karena pemuda itu terjerembab ke dalam selokan. Sang gadis itu terlihat sangat puas tertawa hingga membuat cemburu gadis yang satunya"

"Kenapa kisahnya hampir mirip dengan kejadian waktu itu yah kak ?" tanya Ruby pada Rinto

"Ternyata kamu memang hanya pintar dalam belajar" jawab Rinto tersenyum

"Kakak lanjut yah, keesokan harinya tiba-tiba ada ustadzah yang mendatangi gadis yang cemburu itu. Ustadzah itu memberikan sebuah amplop yang ternyata adalah biodata seorang pemuda yang ingin mengajaknya ke jenjang lebih serius. Karena ingin melupakan pemuda yang kemarin, gadis itu pun menerima pengajuan itu. Hari pertemuan pertama, sang gadis begitu terkejut melihat pemuda yang tak lain adalah pemuda yang kemarin."

"Perkenalan awal membuat keduanya berbunga-bunga, namun ada yang mengganjal di hati sang gadis, Dia merasa tidak ingin menyakiti hati gadis yang kemarin"

"Dua Minggu perkenalan, sang gadis memutuskan untuk menghentikan ta'aruf karena hal yang mengganjal. Dia kemudian mengungkapkan kepada pemuda itu. Pemuda itu pun kebingungan dengan permintaan sang gadis, namun iya tak bisa memaksa. Minggu depan mereka akan sama-sama ke ustadzah untuk menyudahi ta'aruf mereka"

"Tuhan berkehendak lain, di sebuah acara lainnya, sang pemuda terlihat lagi bersama gadis muda tersebut. Ternyata sang Gadis muda tersebut menjadi tamu undangan spesial untuk pemuda itu. Melihat hal itu gadis yang satunya pun memantapkan untuk mundur. Tiba-tiba, ia mendengar jika gadis muda tersebut adalah adik dari sang pemuda itu. Matanya terbelalak dan tidak percaya atas apa yang ia dengar"

"Akhirnya, sang gadis merasa sangat malu karena ia telah salah mengira tentang pemuda itu. Ia kemudian menghubungi pemuda itu lalu meminta maaf. Jika berkenan ia tetap akan melanjutkan ta'aruf mereka. Pemuda itu dengan senang hati menerima dan menjelaskan jika selama ini sang gadis telah salah paham. Pemuda itu mengatakan bahwa ia memang belum sempat menceritakan tentang keluarga nya karena ingin terlebih dahulu mendengar cerita sang gadis"

"Dua bulan berlalu, akhirnya sang pemuda melamar sang gadis dan mereka berdua telah duduk bersama di hadapan mu Ruby" kata Rinto.

"Oo ini ternyata alasannya mengapa aku harus menemani kak Rinto untuk berjalan kaki sejauh itu" kata Ruby sambil tersenyum

"Yah, hari itu benar-benar membuat ku hampir kehilangan kepercayaan diri"

"Rupanya yang membuat kakak jatuh kedalam got itu karena melihat kak Aisyah" kata Ruby sambil tertawa. Dia mencoba mengingat kejadian waktu itu.

Flashback On

"Ruby, ayo kita berjalan-jalan. Mumpung hari ini kamu libur dan kakak juga tidak terlalu sibuk" kata Rinto mengajak adiknya keluar untuk jalan-jalan

"Aku sedang tidak ingin melakukan apa-apa hari ini kak" jawab Ruby malas

"Kalo kakak yang minta, adik harus ikuti" kata Rinto memaksa.

"Kak ini pukul berapa, kalo mau jogging sekalian sore nanti, ini sudah lewat kalo mau jogging pagi hari" kata Ruby tetap menolak

"Kakak tidak ngajak kamu jogging, mari kita jalan-jalan cari makanan ringan, jika kamu tidak ikut kakak juga tidak akan menjemput mu lagi" kata Rinto

"Yah baiklah. Aku akan bersiap" jawab Ruby

Mereka pun berjalan mengelilingi kompleks. Tidak lama mereka telah sampai di depan sebuah toko kelontong kecil yang di depannya ada sebuah SDIT. Rinto meminta untuk berhenti dan beristirahat sambil melihat ke arah sekolah tersebut. Karena tidak memperhatikan jalan, Dia pun terjerembab masuk ke dalam selokan. Ruby segera membantunya namun sambil tertawa terbahak bahak melihat kakaknya yang penuh dengan lumpur dan bau busuk yang menyeruak.

"Apa yang membuat mu kak tidak melihat jalan, Apa sebenarnya yang kamu cari ?" kata Ruby sambil membantu kakaknya

" Aku hanya .... aku ahhh ayo cepat kita pulang" pinta Rinto dengan muka merona karena malu

Di tempat lain

"Lihat Bu, Ada om yang jatuh ke selokan" tunjuk salah seorang murid kepada gurunya

Sang guru pun melihat ke arah yang ditunjuk oleh siswanya itu. Dia begitu terkejut melihat wajah pemuda itu. "Sepertinya tidak asing, ah itu pemuda yang ku lihat sewaktu acara amal" batin sang guru

"Mari kita bantu dia nak" kata sang guru

"tapi ada pacarnya yang membantunya" celetuk seorang siswa lain

"Iya Bu, itu ada Tante yang tertawa dan membantunya naik" timpal seorang siswa lagi

Sang guru terus memperhatikan kedua orang itu. Pikirannya terus di hantui oleh pertanyaan-pertanyaan tentang sosok pemuda itu dan tambah lagi seorang gadis.

Flashback Off

Ruby tertawa terus menerus dan meninggalkan ruang Keluarga. Ia beranjak ke ke kamarnya dengan perut sakit karena tertawa. Dari kisah kakaknya ia bisa tahu kalo ternyata kak Aisyah ini sosok yang sensitif dan cukup perasa. Dia juga begitu penyayang dan sangat baik hati. Mungkin karena didikan orang tuanya. Pak Arham dan Ibu Nurhaliza adalah ustadz dan Ustadzah di Sebuah Ponpes hingga nilai-nilai agama kak Aisyah begitu kuat. Tidak heran jika Dia berjodoh dengan kak Rinto yang juga sama seperti kak Aisyah

Ruby menerima Aisyah sebagai istri dari kakaknya, dia merasa Aisyah benar-benar sosok isteri ideal untuk kakaknya. Aisyah selalu bangun lebih awal untuk menyiapkan keperluan kak Rinto. Dia pandai memasak, begitu sederhana dan bahkan dia sangat pintar mengambil hati orang lain. Melihat kepiawaian Aisyah membuatnya berpikir tentang masa depannya kelak.