Chereads / BULAN STORY / Chapter 5 - Hari Sial 1

Chapter 5 - Hari Sial 1

Montor yang dikendarai Reza tiba-tiba kempes, membuat Bulan kesel karena ia makin terlambat gara-gara hal ini ditambah cuaca yg begitu terik membuat Bulan makin kesel dengan Reza.

"Lo sih kalau bawa montor hati-hati dong kan gak kempes" gerutu Bulan .

"Terus terus salahin, udah untung gue mau bantuin lo" ucap Reza tak mau kalah.

Bulan melirik jam tangan yang ia gunakan ,"Terus sekarang gimana?sekolah masih jauh gini, udah siang juga" ucap Bulan .

Reza melirik kiri dan kanan "Jalan kaki aja, siapa tau ketemu angkot" Reza hendak berjalanan namun tangan Reza ditahan Bulan .

"Ahhh?Lo gila ini masih jauh, nanti kaki lo kayak gajah mau?" tanya Bulan.

Reza melepaskan genggaman tangan Bulan "Yaudah kalau lo gak mau, tetep disini sampe lo digangguin preman"Reza pergi meninggalkan bulan.

"Tungguin gue za"Teriak Bulan.

Setelah berjalan beberapa meter, Bulan sudah merasa capek karena memang Bulan tak kuat berjalan jauh." gila panas banget" gerutu Bulan.

Reza melirik Bulan yang berjalan dibelakangnya ia kasihan melihat Bulan yang kecapean "Capek ?sini gue naik kepunggung gue" tawar Reza.

Bulan naik ke punggung Reza, Bulan merasa cuaca panas berubah menjadi adem "kalau gini terus gue rela dah" batin Bulan.

"guk guk guk"

"Lan perasaan gue kok gak enak ya" ucap Reza sambil melirik kanan kiri.

"iya za gue juga ngerasa, aaaaa Reza anjing lari cepet lari za" teriak Bulan diatas gendongan Reza membuat Reza lari secepat mungkin .

"guk guk guk" .

"anjing jauh-jauh lo, gue masih jomblo jangan gigit gue" teriak Bulan membuat telinga Reza makin pecah, Reza mengambil tisu bekasnya dan memasukannya kedalam mulut Bulan.

"dasar Reza kampret lo" teriak Bulan

"Hahaha, makanya lo diem" teriak Reza dengan terus berlari.

Reza merasa punggu dan kaki sakit namun ia tak boleh terlihat capek cowok harus kuat dong, Reza tetap berlari hingga gerbang sekolah kelihatan "akhirnya" Batin Reza.

Dua remaja sedang berusaha membuka gerbang sekolah yang sudah tertutup 10 menit ya lalu, dan upacara sudah berjalan sejak tadi mereka hanya merapalkan banyak doa agar mereka tidak dihukum,

"Pak satpam yang ganteng, bukain dong pintunya saya mau masuk nanti telat" ujar Bulan sambil menggedor-gedor gerbang sekolah.

"Lah neng gelis kamu dah telat dari tadi dan sekarang tunggu saja pak Deden ke sini" ujar pak satpam.

"Saya cuma telat 10 menit aja pak, ini juga gara-gara dia pak" tunjuk Bulan ke Reza.

"Lah kok gue?harusnya lo berterimakasih dong inget berterimakasih, lo gak telat-telat amat" ucap Reza tidak mau disalahkan.

"Coba kalau montor lo gak kempes, gak mungkin kan kita kesini pakek lari-larian dan ujungnya telat" ucap Bulan tak mau kalah .

Ketukan kaki seseorang mendekat membuat jantung Bulan berdetak lebih cepat, "dug dug dug" Bunyi jantung Bulan tak karuan.

"Lo takut ya?" tanya Reza dengan alis naik turun .

"diem lo" ketus Bulan.

Langkah seseorang mendekat, semakin mendekat membuat dua remaja tersebut gemetar terus merapalkan doa agar Dewi portuna berpihak kepada mereka. Mendengar ucapan keluar dari mulut orang itu membuat dua remaja tersebut menghela napas panjang .

"Hai kalian ,cepat pergi ke lapangan kalian sudah telat 10 menit!!" ucapan pak Deden membuat Bulan dan Reza menghela nafas dan berjalan mengikuti guru tersebut .

"Gara-gara lo nih " kata Bulan menyalahkan Reza.

"Gue lagi, gue lagi yang salah. Lo dah yang paling bener" ucap Reza memutar bola matanya malas.

"Ehh kalian udah telat, berisik lagi cepat maju ke depan sekarang!!"

Bulan dan Reza tak henti-hentinya menghela napas panjang dan maju kedepan, mereka malas harus berdiri di tengah lapangan jika mereka berbaris dikelas maka mereka akan bebas duduk -duduk dibawah pohon deket baris kelas mereka .

Siswa siswi saling berbisik saat Bulan dan Reza melangkah ketengah lapangan, semua mata melihat siapa yang telat di jam upacara

karena di sekolah mereka setiap siswa atau siswi yang telat akan dihukum di tengah lapangan menghadap ke semua orang dan itu hal paling memalukan, bakal diceramahi habis-habisan oleh pembina upacara.

Bulan dan Reza adalah siswa yg sering malah selalu telat dalam jam upacara membuat guru-guru jengah dengan sikap mereka.

"Kalian lagi kalian lagi capek bapak ngeliat kalian telat"ucap pak Dio selaku kepala sekolah sambil geleng-geleng kepala.

"Jangan dilihat pak kalau capek " ucap mereka barengan membuat kepala sekolah naik darah .

"Kalian ya ,bapak harus pakek cara apalagi biar kalian gak ngelanggar peraturan sekolah, dan kamu Bulan kamu ini murid berprestasi tapi tingkah kamu seperti orang tidak berpendidikan kamu tau ?ucap pak Dio dengan mukak memerah menahan amarah.

"Saya memang pinter tapi bukan berarti pinter gak boleh nakal pak!" Ucap Bulan dengan meletakkan tangannya di depan dada, padahal jantung Bulan udah dag dig dug ser.

"betul pak saya juga capek denger ocehan bapak setiap upacara gak habis-habisnya bikin kepala saya pusing "Ucap Reza memancing amarah pak Dio.

"Sekarang kalian hormat di sini dan mengucapkan kata Maaf selama upacara selesai, habis upacara kalian bersihkan semua toilet !!!" Teriak pak Dio.

"Baik pak botak !" Ucap mereka berbarengan mengundang gelak tawa orang-orang dilapangan.

Bau toilet adalah bau yang dibenci semua siswa apalagi harus membersihkan, habis upacara bulan dan Reza disuruh pergi ke toilet, untuk menjalankan hukuman mereka.

Mereka berjalan dengan males karena mereka tidak mau membersihkan toilet yang kotor dan bau itu .

"Sekarang kalian bersihkan toilet ini!!" Ucap pak Deden yang sudah capek menghukum mereka.

"Bapak marah-marah terus nanti cepet tua pak "ucap Bulan membuat pak Deden marah.

"Nyahut lagi kalian bapak tambah hukumannya sekarang cepat bersihkan !!" Teriak pak Deden.

"Baik pak tua " ucap Reza sambil menahan tawanya.

Toilet tersebut begitu kotor dan juga bau mambuat Reza dan Bulan harus menghabiskan waktu banyak untuk membersihkanya. Saat mengepel lantai tiba-tiba Bulan terjatuh dan mengakibatkan Pakian sekolah ia basah.

"Bwahahah"

"Muka lo lucu banget kek tong sampah, udah kotor lagi tu baju hahaha" ucap Reza mengejek bulan.

"Lo ya temen lagi susah, malah lo ketawain "kesal Bulan dengan sikap Reza.

"Aduh -aduh neng jangan ngambek sini abang bantu "ucap Reza lalu mengulurkan tangannya.

"Gue kerjain ahh" batin Bulan.

Saat Reza akan membantu bulan, tiba-tiba Bulan menarik tangan Reza dan mengakibatkan Reza terjatuh dan menindih Bulan mereka berdua saling bertatapan dengan posisi Reza di atas tubuh Bulan .

"Ehh kalian !!" Suara seseorang mengejutkan mereka dan memutuskan pandangan mereka lalu berdiri.

" Kalian ngapain basah-basahan ahh?bapak suruh bersihin toilet malah bercanda"ucap pak Deden tersebut.

"Aelah bapak, baju saya basah pak malah bilang bercanda saya capek tau pak makanya saya main-main dikit" ucap Reza sambil senyum-senyum.

" Kalian ya cepat ganti baju kalian dan masuk kelas !!" Teriak pak Deden bak toa .

"Yaelah teriak Mulu nih pak dadada" ucap Bulan memberikan alat pel ke pak Deden dan berlari keluar toilet.

"Ini -ini pak lagi satu saya pergi dulu ya pak dadaaa bapak tua " ucap Reza berlari keluar toilet.

" Dasar guru tua " ucap Meraka berbarengan lalu berlari sambil tertawa.

"Buwahahaha"

"Dasar anak setan kalian" ucap pak Deden ingin mengejar mereka namun tiba-tiba dia terjatuh.

"Bapak ngapain duduk disana "ucap guru wanita cantik yang masuk ke toilet .

"Ehh ibuk "ucap pak Deden gugup lalu keluar toilet.