Hari Senin hari begitu melelahkan bagi Bulan ditambah dia harus berbaris ditengah lapangan, sudah 10 menit Kepala Sekolah Gemilang berdiri didepan lapangan memberikan arahan-arahan yang membuat semua siswa mengeluh.
Untuk pertama kalinya Bulan tidak terlambat saat upacara namun Bulan merasa tidak enak badan, muka pucat dengan bibir kering Bulan berdiri terus didepan Intan. Intan dari tadi sudah memberitahu Bulan agar istirahat ke UKS namun Bulan menolaknya.
bruk
Tubuh Bulan terjatuh dengan sigap Reza mengangkat tubuh Bulan dan membawanya ke Uks, banyak pasang mata melihat adegan tersebut termasuk seseorang yang membenci hal tersebut" awas lo ya" batin seseorang lalu dia pergi .
Sudah 2 jam Bulan tak kunjung bangun membuat Intan panik, melihat wajah Bulan yang sangat pucat Intan yakin penyakit mag Bulan kambuh " kebiasaan sih lo telat makan gini kan jadinya" omel Intan kepada Bulan yang masih tertidur.
Reza yang melihat adegan tersebut hanya geleng-geleng melihat sifat mak-mak Intan kambuh, lalu Reza memutuskan keluar untuk membelikan Bulan bubur untuk dia makan saat sudah sadar.
Reza berjalan di koridor yang cukup rame, banyak mata kaum hawa curi-curi pandang dengannya namun Reza tidak menghiraukan pandangan tersebut.
Saat sampai di depan kelas mentari Reza dicegah oleh Indah " Za nitip bubur dari Mentari buat Bulan katanya " setelah mengatakan itu Indah langsung pergi entah kemana.
Reza menatap bubur itu curiga " tumben dia baik sama Bulan, kesambet setan kambing pasti itu bocah" Reza terus berjalan menuju kantin untuk membelikan minum karena bubur sudah dikasih oleh mentari untung-untung hemat batin Reza .
Setelah Reza kembali dari kantin dia melihat Bulan sudah sadar . " nih dikasih bubur sama Mentari"
Intan melirik bubur tersebut " kesambet setan apa itu bocah "
"Entah"
"udah-udah sini gue makan aja mumpung gratis " Bulan mengambil alih bubur tersebut lalu menyuapinya kedalam mulut, baru satu sendok mulut Bulan seperti kebakar bubur itu sangat pedas .
" air Za air "
lalu Reza memberikan air kepada Bulan "Lo kenapa Lan? "
"Buburnya pedes banget "
"udah gue duga pasti ini ulah saudara Lo" Intan mengambil bubur tersebut lalu berdiri hendak keluar UKS.
" mau kemana Lo?" Reza menarik pergelangan tangan intan, tanpa menjawab pertanyaan Reza Intan melepas genggaman tangan Reza.
saat Intan sudah keluar saat bersamaan Bagas dateng " Gas Mak lampir marah cepat kejar"
" bentar nyawa gue belum kekumpul "
" lama Lo cepat nanti gede masalahnya kalau beradaban sama Mentari nanti Intan dikeluarkan dari sekolah "
"otw "
Intan berjalan tergesa-gesa menuju kelas Mentari dengan wajah merah membara Intan melempar bubur pedas itu kearah meja Mentari. " Lo gila ya mau bikin Bulan pingsan kepedesan " bentak Intan ke Mentari mengundang perhatian warga kelas .
" Maksud Lo?"
"alah gak usah gak ngerti deh Lo, itu bubur dari Lo kan?" tunjuk Intan kebubur yang sudah berantakan diatas lantai .
" iya itu bubur dari gue, tapi itu gak pedes tadi gue sendiri yang beli"
" yaelah maling mana ada ngaku, kalau enggak iklas nolong mending Lo gak banyak tingkah" Intan pergi dari kelas Mentari dengan menutup pintu keras .
" tapi gue enggak ngelakuin" bantin Mentari.
Bagas tergesa-gesa menuju kelas Mentari dia yakin Intan pasti menuju kelas tersebut, dalam perjalanan tidak sengaja Bagas melihat Intan " dari mana kamu? "
"bisa diem gak Lo" tegas Intan lalu pergi menuju kelas .
" jangan marah muka kamu jelek"
" ngomong lagi gue lempar Lo pakek batu" Intan bersiap-siap mengambil batu.
" ehh jangan aku pergi sekarang" perasaan yang bikin ulah Mentari kenapa gue yang kena semprot .
Bulan berjalan menuju apartemennya dengan keadaan wajah lesu sangat melelahkan kegiatan dia hari ini ditambah dengan keadaan sakit seperti ini" tau gini gue mau aja tadi dianter Reza dasar Bulan" .
saat Bulan sampai Bulan melihat ayahnya tengah duduk diatas sofa dengan sigap Bulan mengambil hp untuk menghubungi Devano agar tidak pulang sekarang." ada apa ayah kesini? "
Ayah Bulan melirik Bulan lalu memberi kode untuk duduk " ayah ingin menjodohkan kamu dengan anak temen ayah " kata-kata tersebut mampu membuat Bulan terdiam mematung .
"maksud ayah?"
" kamu bakalan dijodohkan dengan anak temen ayah karena kamu kakak dari Mentari membuat kamu harus menikah sebelum dia"
"Bulan masih mau sekolah gak ada nikah-nikah gila aja Bulan masih seneng sekolah ayah"
" turuti kemauan ayah sekali aja"
"pokoknya Bulan gak mau, titik gak mau sekarang ayah bisa tinggalkan tempat ini" Bulan pergi meninggalkan ayahnya menuju kamarnya.
Bulan menatap foto dirinya dengan Reza yang di ambil diam-diam oleh Intan" kenapa disaat gue udah mulai membuka hati gue untuk orang lain, malah keluarga gue ngerusaknya? salah gue apa ? gue cuma mau bahagia dengan cara gue sendiri"