Chereads / BULAN STORY / Chapter 16 - ciuman

Chapter 16 - ciuman

Setelah kejadian dimana Bulan diusir dari apartemen oleh ayahnya sendiri. Kini bulan tinggal bersama keluarga Devano dan diangkat menjadi anak dari orang tua devano, nama Bulan pun ikut diganti dengan Bulan khaira adiputra karena keluarga baru bulan tidak ingin bulan mengingat keluarga lamanya. Bulan juga merasakan kebahagiaan keluarga, setelah sekian lama dia tidak merasakannya. Namun Bulan juga masih memikirkan tentang perjodohannya dengan Kelvin, apalagi di tambah dirinya tengah menjalani hubungan dengan Reza.

Bulan dan Reza akhir-akhir ini disibukan dengan ulangan semester 1, sedangkan sebentar lagi mereka akan menghadapi ujian Nasional tinggal menghitung Bulan saja

Hari ini suasana diruang kelas XII IPA 5 begitu tegang karena semua siswa dihadapkan oleh soal fisika, dimana pelajaran yang sangat tidak disukai oleh siswa, rata-rata siswa dikelas IPA 5 memiliki otak dibawah dan di cap kelas memiliki segudang berandalan.

Bulan dan Reza begitu tenang menjawab soal fisika, karena memang mereka siswa yang cukup aktif di kelas ini dan selalu menduduki peringkat satu atau dua. Bahkan tidak jarang nilai mereka sama, walaupun mereka terkenal bandel tapi jangan ragukan otak mereka mungkin sering dicuci pakek venis, sekali cuci noda ilang :)

Kring kring kring

Bulan berjalan beriringan bersama Reza menuju kantin, seluruh sekolah sudah mengetahui bahwa mereka berpacaran dan Mentari tidak pernah berhenti mengganggu Bulan, sedangkan Kelvin hanya melihat kebersamaan pasangan tersebut tanpa mengganggu mereka.

Sesampainya di kantin bulan dan Reza memilih meja yang sudah diduduki oleh intan dan Bagas.

Disaat Bulan dan teman-temannya tengah sedang asyik-asyiknya ngobrol tiba-tiba saudara laknat Bulan dateng. Siapa lagi kalau bukan Mentari, "bodo amat gue dosa bilang sodara sendiri laknat abis dia ngeselin." Batin Bulan

Byurr

"Buju buset ni orang gue udah gatel pengen nabok sodara gue, persetanan dengan dia anak pemilik sekolah." Lagi-lagi Bulan hanya bisa diam.

"Mentari yang cantik,manis++++cakep kenapa atuh neng ganggu gue melulu"ucap Bulan setenang mungkin agar tidak terjadi keributan di kantin.

"Upss maaf ya tangan gue gatel soalnya pengen nyiram orang "ucap Mentari sambil tersenyum meremehkan Bulan.

Bulan sangat kesal dengan saudaranya, Bulan sangat ingin memasukan Mentari ke tong sampah.

"Terimakasih atas siraman tuan putri"bales Bulan lalu dengan senyum dan Bulan menyiram balik Mentari, Bulan tak terima dirinya di siram oleh Mentari meskipun Mentari saudara kembarnya.

"Mantap lan gue dukung lo " ucap Bagas memanaskan situasi, kalau tidak rame mungkin Bulan sudah tendang tu bocah.

"Love you 3000 Lan" ini apa lagi pacar gue, bukanya bantuin malah nontonin Bulan.

"Sabar aja jadi tontonan anak-anak, bwahahaha " tawa Intan pecah begitu saja.

"Dasar temen gue gak ada yang bener, bukanya bantuin gue malah ketawa-ketiwi". Bulan hendak menarik teman-temannya.

"Dasar jalang " deg hati Bulan kerasa dihantam ribuan batu tebing, ternyata ayah kandung Bulan sendiri yang ngucapin kata-kata yang menyayat hati Bulan.

"Ikut saya" tegas ayah kandung Bulan lalu jalan lewatin Bulan begitu saja. Sudah tidak peduli lagi Bulan dengan ayahnya. Walaupun ayah kandungnya sendiri Bulan juga merasa kesel dengan perkataan ayahnya yang sudah melewati batas. " jalang" anak mana yang enggak sakit hati di panggil seperti itu, coba deh kalian para pembaca digituin, kesel gak?pasti kesel lah.

"Kalau gak ada dosa udah gue seleding mulut ayah gue, biarin gue dibilang anak gak tau diri orang dia jadi ayah juga gak ngakuin gue anak." batin Bulan

Bulan mengikuti saja terus ayahnya sampai masuk keruangan khusus milik ayahnya.

"Terkejott gue ngeliat Kunti lanak lagi duduk di sofa ehh gak deng itu ibu kandung gue, duh lo lan berapa dosa lu ya ngatain ibu sendiri." Lagi-lagi tak hentinya Bulan berkata yang tidak-tidak.

"Hai jalang kecil"

ucap ibu Bulan yang membuat Bulan refleks,

"gak anak, gak orang tua sama aja."

"Maafkan lah hamba ya tuhan telah ngatain orang tua hamba sendiri

Amin " Bulan berdoa membuat dirinya heran sendiri.

"Sekarang jalang ini udah berani nyakitin anak saya " tegas ibu kandung Bulan.

"Dia kira gue gak anaknya apa pengen gue jambak rambutnya, sabar lan sabar orang tua lu tu." batin gBulan.

" Maaf tuan dan nyonya, bukan saya yang berulah duluan tapi anak tuan dan nyonyalah yang siram saya " ucap Bulan seformal mungkin biar mereka tau, Bulan sekarang bukan Bulan yang dulu.

"Dan saya tegaskan lagi, saya bukan jalang tapi saya pikir anak tuan dan nyonya yang lebih pantes dibilang jalang, sukanya ganggu pacar orang dan pulang malam-malam apakah itu bukan jalang namanya tuan dan nyonya terhormat?" Ucap Bulan sampai mulutnya berbusa saking keselnya sama orang tua kandung sendiri, setelah itu Bulan pergi dari ruangan itu "bodo amat kalau gue mau dihukum apa nanti."

Dan mereka hanya melongo mendengar ucapan Bulan, pasalnya mereka tidak mengetahui kalau putri tercintanya itu tidak ada bedanya dengan jalang bagaimana tidak pulang malam, ke club,sering gonta-ganti pacar malah ngajak ke hotel lagi Bulan masih ragu apa itu masih ke segel .

Sampainya Bulan diparkir, Bulan langsung masuk ke mobil Reza begitu saja berasa dirinya pemilik mobil itu.

"Gimana tadi lan, seru?tanya Reza tanpa dosanya, seru di mananya coba dikatain jalang sama orang tua sendiri mana ada seru. Kalau seru itu diberi uang jajan sekoper baru seru.

"Dimana serunya goblok yang ada gue kesel" ucap Bulan sambil menyentil kening Reza.

"Dih sakit bego, lama-lama gue cium lo"ucap Reza kemudian mendekat ke badan Bulan, refleks Bulan memejamkan mata serta Bulan sudah merasakan nafasnya Reza tepat di hidup Bulan. "kenapa jantung gue kayak habis lari maraton sih nanti kalau dia dengar kan malu , tapi kok gak dicium-cium ya astaga Bulan otak lo." Refleks Bulan memukul kepalanya pelan karena pikiran kotornya.

Cklek

Yahh ternyata memasangkan sabuk pengaman kepada Bulan. "duh malu gue, udah ngarep banget gue mau di cium Reza." Batin Bulan.

"Cie gr, mau gue cium ya" goda Reza yang membuat tingkat bad mood Bulan bertambah selama perjalanan pulang Bulan cuma diem doang kesel dengan Reza, karena mereka sudah pacaran kurang lebih sekitar 3 bulan selama tiga bulan itu juga Reza tak memperlakukan Bulan romantis seperti perilaku pasangan pada umumnya.

Sampainya Bulan dan Reza didepan rumah orang tua angkat Bulan, Reza ditawarkan masuk memang Reza sudah mengenal baik keluarga angkat Bulan dan mengetahui permasalahan keluarga kandung Bulan. Tapi Reza tak mau banyak ikut campur dalam permasalahan keluarga pacarnya, biarkan pacarnya mencari jalan yang terbaik dia cuma bisa sebagai tempat keluh kesah Bulan.