suasana hati Bulan hari ini makin membaik saat melihat muka pangeran jailnya, tak henti-hentinya ia tersenyum hanya dengan bersama Reza saja sudah membuat ia bahagia. Mereka berdua memutuskan pergi ke taman sepulang sekolah, sore ini Bulan dan Reza sudah berada di Taman kota. Bulan berniat menanyakan alasan Reza bolos di jam pertama "Reza" panggil Bulan membuat Reza menoleh kearahnya.
Reza menoleh kearah Bulan, " astaga cantiknya ciptaanmu" batin Reza saat melihat wajah Bulan yang terkena pacaran sang fajar "Kenapa?" Sahut Reza yang tak melepas pandanganya dari Bulan
Bulan risih dengan tatapan Reza, "apakah penampilan gue kacau? ahh tidak mungkin" batin Bulan " Kemana aja lo sampai gak sekolah?" tanya Bulan tanpa menatap Reza namun tidak dengan Reza, ia menatap Bulan dengan intens " please jangan tatap gue begitu, ini jantung enggak kuat" batin Bulan .
Reza tersenyum dengan pertanyaan Bulan " Cie Lo kangen ya sama gua?" Goda Reza.
Bulan memutar bola matanya malas "Dih pede banget lo gue serius" ucap Bulan lalu memainkan kukunya.
Reza memiliki ide untuk menggoda Bulan " Mau diseriusin ya neng?"goda Reza.
Bulan makin kesal dengan Reza yang tidak bisa serius " Reza ihh gue serius nanya nya" ucap Bulan sambil merengek .
"Gue juga serius sama lo" ucap Reza keceplosan .
Bulan bingung dengan ucapan Reza "Maksudnya?" tanya Bulan.
Reza meliki ide jail untuk Bulan " Lan Lan ada ular piton di kaki lo " teriak Reza panik
karena Bulan panik dan tidak melihat kearah bawah ia refleks berlari lalu meluk Reza .
Reza tersenyum karena ide dia berhasil " berhasil hore hore " batin Reza " cie mau peluk ya neng sini-sini Abang bales" ucap Reza lalu membalas pelukan Bulan .
"Dasar otak mesum lo, ayok pulang lama-lama deket sama lo bikin naik darah" bulan.
Tepat pukul 06.30 bulan dan Reza sampai di depan apartemen Bulan
"udah sana lo pergi" usir Bulan.
"Dasar anak monyet, bilang makasi kek udah nganterin atau tawarin masuk kek"Ucap Reza.
"Cie Pengen banget masuk ke apartemen gue?"goda Bulan.
"Kalau boleh sih sampai masuk kamar juga boleh" goda Reza balik.
"Dasar otak mesum main-main mau masuk kamar gue "ucap Bulan.
Pletak
Reza memukul jidat Bulan.
Bulan memegang jidat "Reza sakit bego"kesal Bulan.
"Lo yang mesum bego, gue kan cuma mau minjem kamar bukan ngapain-ngapain lo" Reza.
"Udah-udah sana pergi, lama-lama gidat gue bisa jadi korban KTS lo"Bulan .
"KTS apaan?"tanya Reza.
"Kekerasan terhadap Sabahat, bisa gue tuntut lo"ucap Bulan ketus .
"Aduh Abang takut neng "ucap Reza,
langsung melajukan motornya meninggalkan apartemen Bulan .
Sedangkan seorang laki-laki, memperhatikan dari pintu apartemen.
"Bagus ya gini kelakuan kamu?,ucap laki-laki tersebut.
"Pulang sekolah, bukanya pulang malah pancaran dulu dasar anak jaman sekarang" lanjut laki-laki tersebut.
Sedangkan Bulan kaget dan langsung berlari dan memeluk laki-laki tersebut.
"Abang kapan balik ke Indonesia?" Tanya bulan.
"Tadi pagi, abang niatnya tinggal di apartemen deket sini tapi mumpung abang punya adek cantik kan bisa abang manfaatin" ucap laki-laki tersebut.
"Dasar pengenya geratisan "Bulan memutar mata malas .
"Dek siapa cowok tadi?suami lo ya?" goda laki-laki tersebut.
"Abang Devan ihh, dasar anak kadal lo" ucap Bulan lalu bersiap membuka sepatunya untuk memukul abangnya.
Sedangkan Devano lari msuk ke apartemen
Devano Adiputra adalah sahabat sekaligus abang dari Bulan, karena mereka sudah bersahabat sejak Bulan tinggal bersama nenek dan kakeknya. Dulu mereka sering bersama sampai waktu yang tidak diinginkan Bulan tiba, kakek dan nenek bulan meninggal menyebabkan Bulan terpuruk, sedangkan keluarga bulan tak pernah datang atau menanyakan keadaan Bulan. Saat tersebut keluarga Devano hadir dan menawarkan tinggal bersama, tapi saat Bulan menginjak SMP keluarga Devano pindah ke Jerman dan mengharuskan Bulan kembali kekeluarganya. Bulan ditempatkan di apartemen ini oleh keluarganya karena tidak mau ada kehadiran Bulan dirumah mereka, orang tua bulan tidak mengetahui tentang Devano dan keluarganya.
Jam sudah menunjukan pukul 07.00 namun gadis cantik masih tidur pulas, tanpa terganggu cahaya matahari sedangkan abangnya sudah lelah membangunkannya.
"Dek ,dek ,dek bangun gak lo dasar kebo udah jam 7 lo gak sekolah?" bang Devano mencoba membangunkan Bulan.
"5 menit lagi bang" sahut bulan dengan masih memejamkan matanya.
Devano frustasi dengan sikap sahabat sekaligus adiknya ini, Devano memiliki ide yang bisa membangunkan bulan.
Byur
"Abang banjir cepet keluar bang banjir"ucap bulan dengan mata tertutup .
"Buhaaaa dasar goblok lo dek, cepet bangun udah jam 7 nanti Lo telat" ucap devano keras.
Apa!!!
"Lo ihh, gue nyuruh lo bangunin malah bangunin jam segini dasar abang kampret lo" ucap Bulan lari ke kamar mandi.
"Lo yang adik laknat, gue udah bangunin Lo dari jam set6 lo nya aja kebo" ucap devano tak mau kalau lalu pergi meninggalkan kamar Bulan.
Tanpa mandi, hanya gosok gigi dan cuci muka bulan memakai bajunya dan lari keluar kamar " bodo amat dibilang jorok" batin Bulan.
"Bang gue berangkat kesekolah dulu " ucap Bulan sambil nyalami devano.
"Hati-hati lo dek, jangan sampai nabrak tembok lo hahaha"ledek Devano.
"Bug bulan melempar tas kemuka devano". adiknya buru-buru bukanya ditawar antar kesekolah ini malah ngejek lo.
"Adik laknat lo"kesal Devano.
"Wlee, Bulan meleletkan lidahnya
Makanya jangan ngejek gua dadada abang ku ganteng" Bulan lari keluar apartemen.
Sudah pukul 07.40 tapi Bulan masih berada di halte karena bus sudah berjalan 10 menit yang lalu.
"Udah telat gini, gak ada angkutan umum lewat lagi" gumam Bulan.
"Brum suara montor sport berhenti dihadapan Bulan
"Mau bareng gak lo?tawar Reza.
"Lo telat juga ?" Tanya Bulan.
"Jangan banyak tanya deh, cepet naik atau gue tinggal" perintah Reza.
"Iya-iya gak sabaran banget lo" ucap Bulan.
"Pegaangan" modus Reza.
"Modus teros bang "ucap Bulan dengan menggeplak helem Reza " aduh sakit " ucap Bulan kecil.
"hahaha sok-sokan sih lo makek mukul helem gue sakit kan" tawa Reza pecah. "Jangan ke gr an lo, gue nyuruh pegaangan biar lo gak jatuh sebenernya lo untung bisa meluk gue".
"Iya, ini udah gue pegang puas lo" Ucap Bulan lalu memeluk Reza .
Reza tersenyum di balik helem, dan dia melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata.