Chereads / The Great Lord Yodha / Chapter 3 - Awal Kesengsaraan

Chapter 3 - Awal Kesengsaraan

Di depan sebuah rumah di desa ada sesosok bayangan kecil yang berdiri menghadap ke dalam rumah, sosok berbadan kecil itu menerobos rumah ke rumah menculik anak-anak yang sedang tidur itu membuat seisi desa menjadi panik mencari anak mereka yang entah ada dimana.

Sosok itu seperti hantu datang dan pergi dengan cepat senyap tanpa ada suara sedikitpun, saat ini sosok itu sudah berada di depan sebuah gua beberapa mil dari desa, didalam gua ada banyak sekali anak-anak yang di ikat menggunakan rotan.

Terdengar teriakan anak yang kesakitan dan meminta tolong tapi sayangnya tidak ada yg bisa mendengar mereka, di gua yg gelap yang hanya di sinari oleh cahaya bulan dari luar gua terdengar banyak lolongan serigala diluar sehingga membuat suasana semakin mencekam.

Saat mereka sedang berteriak meminta bantuan, terdengar suara langkah kaki dari depan gua yang mereka pikir adalah bantuan dari desa, tapi sayang mereka hanya bisa kecewa karna sosok itu bukan yang mereka harapkan.

Sosok yang disinari cahaya bulan bersama ramhut hitam menyala dan mata berwarna merah, membawa sebuah tongkat dari kayu dengan darah menetes sosok yang terlihat sangat elegan tapi sangat seram seperti iblis yang baru keluar dari dunia bawah.

Sosok itu tentu saja Yodha, dia habis memukuli binatang buas saat dalam perjalanan ke gua saat ini dia berjalan ke dalam gua dengan sangat elegan tertata dan tidak berantakan.

Saat melihat Yodha ada seorang anak bernama Hadit meraung dan bersumpah bahwa dia akan membunuh Yodha, mendengar raungan itu Yodha acuh tak acuh dia berjalan semakin mendekat dengan mereka.

Dengan sebuah tongkat Yodha memukuli Hadit yang paling berisik hingga setengah mati, darah segar berwarna merah mengalir keluar dari seluruh lukanya, kepala yang setengah hancur dengan mata yang hampir keluar Hadit sekarang sudah hampir mati, saat Yodha melakukan itu banyak terdengar suara yang ketakutan dan memohon ampun bahkan hingga ada yg bersujud padanya.

Tapi sayang hati Yodha yang dipenuhi kemarahan hanya bisa melampiaskan dengan memukuli mereka malam bulan purnama dengan lolongan binatang buang ditambah suara jeritan putus asa dari dalam gua benar-benar membuat suasana hutan semakin mengerikan.

Di dalam hutan beberapa ratus meter dari desa ada seorang bandit yang sedang mengintai, melihat keadaan desa yang sedang kebingungan dia hanya bisa melapor ke bosnya.

Beberapa meter dari tempat mengintai terlihat sebuah pasukan besar bandit berjumlah seratus orang, jika melihat bendera yang ada di depan bos mereka seluruh daerah akan tau bahwa kelompok bandit yang terkenal dengan nama bloody moon akan menyerang mereka, mereka pati akan melarikan diri agar tidak ditangkap oleh mereka yang terkenal bengis dan suka memisahkan kepala manusia lalu dijadikan suvenir.

"bos liu didalam desa bernama elm itu sedang dalam kondisi kebingungan, aku tidak tau mengapa tapi yang pasti mereka belum menyadari keberadaan kita." seorang pengintai bandit bernama Gram yang sedang melapor ke bos Liu.

Mendengar berita ini bos Liu menghela nafas berat karna rencananya untuk menyerang diam-diam sepertinya akan gagal, walau begitu dia tetap berkata pada para bandit bahwa mereka akan menjarah desa elm yang ada di depan mereka.

Mendengar ini membuat para bandit yang berisi para pria berotot ini berteriak gembira karna mereka sangat menyukai saat sedang menjarah desa, mereka bahkan diperbolehkan memerkosa wanita yang mereka dapatkan.

Bos Liu memerintahkan untuk menyerang langsung tanpa strategi karna Menurut info dari Gram warga desa sedang dalam kondisi kebingungan jadi itu membuat mereka tidak sadar dengan keberadaan mereka sama sekali.

Saat penduduk desa masih kebingungan diluar desa sudah banyak gerombolan bandit yang menyerang walau ini membuat desa manjadi lebih panik karna mereka telah mengirim penjaga desa untuk mencari anak-anak kehutan.

"SERANG!!!..... Jarah semuanya bakar rumahnya bawa wanitanya, lalu bunuh para pria!!."

Bos Liu berteriak memberikan perintah kepada semua anggota bandit untuk menyerang dan menjarah semuanya.

Para bandit yang senang meraung seperti singa yang mengamuk sambil menyerang kedalam desa yang sudah dilanda kepanikan.

Beberapa pria di desa mencoba menahan para bandit walaupun tidak berhasil mereka tetap menyerang seperti orang gila, dalam pikiran para pria desa mereka tidak bisa membiarkan para bandit menyentuh wanitanya.

Mereka menggunakan kapak batu sambil menyerang ke depan walaupun begitu dia mati dalam sekejap, kepalanya dipotong untuk dijadikan barang jarahan darah yang menetes dari kepala tanpa badan itu menambah suasana suram di desa.

Tapi bagi para bandit itu adalah suasana paling menyenangkan dalam hidup mereka, mereka membakar rumah dan memerkosa wanita yang mereka dapatkan bahkan anak kecil pun tidak mereka lepaskan, salah satu dari anak kecil yang mereka dapatkan berteriak meminta tolong sambil memohon ampun walau tidak berguna.

"Yodha..... Maafkan aku, sepertinya aku tidak bisa bersamamu lagi...."

Dinda hanya ingin melihat wajah Yodha yang acuh tak acuh walau hanya sesaat dia tidak rela meninggalkan dunia ini, dia belum menjelajahi dunia bersama Yodha.

Desa yang kebakaran ditambah dengan banyaknya mayat tanpa kepala dengan bau amis dan darah segar dimana-mana di tambah dengan bukan berwana merah bersama teriakan putus asa para wanita membuat pemandangan di dalam desa menjadi seperti neraka.

Di kedalam hutan di sebelah barat desa para penjaga yang mencari anak-anak melihat adegan putus asa di dalam desa, tapi mereka hanya ada dua orang sedangkan bandit ada hampir seratus orang.

Mereka hanya bisa meratapi kepergian teman orangtua dan bahkan istri mereka berdua, bersumpah bahwa mereka akan membalas dendam kepada para bandit.

Melihat bendera bulan sabit berdarah mereka sudah tau bahwa kelompok bandit bloody moon pasti yang menyerang desa. Mereka berdua langsung pergi meninggalkan hutan dan berjalan ke selatan dimana berdiri sebuah kota bernama Acel berada.

Yodha yang sedang menyiksa anak anak tidak sadar bahwa di dalam desa yang dia tempati sudah penuh dengan mayat tanpa kepala.

Yodha yang sudah membunuh semua anak anak itu pulang ke desa, saat dia beberapa ratus meter dari desa dia melihat ada asap tebal yang membumbung kelangit malam.

Melihat itu Yodha hanya bisa menambah kecepatan pulangnya tapi saat dia sampai di depan desa dia melihat pemandangan yang menyedihkan dimana ada banyak mayat penduduk desa tanpa kepala dan darah yang berceceran dimana mana.

Yodha yang melihat itu seketika hanya memikirkan Dinda, dia mencari kerumahnya tapi rumahnya sudah terbakar dia terus mencari ke seluruh pelosok desa tapi dia tidak menemukan Dinda dan para wanita satu pun.

Menangis dan meraung hanya itulah yang bisa dia lakukan....