Chereads / The Great Lord Yodha / Chapter 5 - Kakek

Chapter 5 - Kakek

Menggunakan pedang perunggu mereka menyerang beruang raja Kurtz terus menerus.

"Kapten dia lebih kuat dari yang kita kira!!" teriakan salah satu anggota bernama Cane yang bertugas sebagai seorang tanker.

"Sialan, kita dibohongi oleh guild!! Tapi walaupun  begitu jangan pernah menyerah, mari kita buktikan kepada mereka bahwa kita bisa!." jawab kapten Grid yang kesal saat mengetahui fakta bahwa dirinya ditipu oleh guild lagi.

"apa kita akan melawan beruang ini kapten?! Aku sudah tidak kuat lagi! Hewan ini terlalu kuat!!" teriak pria yang menggunakan armor kulit harimau bernama Izen.

Melihat pasukannya sudah berkurang setengah Grid hanya bisa menghela nafas berat saat memikirkan anggota timnya yang sering bersamanya selama ini meninggalkan dunia satu demi satu.

Melihat Rika masih menggunakan sihir penyembuhan kepada anak itu Grid meneriakan perintah padanya untuk menggunakan sihir kepada teman-teman yang lain. "Rikaaa!! Gunakan berkat penyembuhanmu!! Lupakan saja anak itu, Cepatt!!!"

"Wahai Ibu bumi pengasih tolong sembuhkan orang-orang didepanku, Area Heal" Rika meminta berkat dengan efek area agar bisa menyembuhkan beberapa orang sekaligus.

Walau dengan berkat penyembuhan masih banyak korban berjatuhan hingga sekarang pasukan hanya sisa tujuh orang.

"HIKI!!!!DIKA!!! TIDAKKKKKK!"

Teriakan putus asa terdengar dari suara seorang wanita pengguna panah bernama Mia.

Wajah putih yang cantik dengan telinga yang runcing menggunakan baju yang terbuat dari kulit yang hanya menutupi daerah privasinya saja ditambah rambut panjang berwarna emas membuat dirinya terlihat seperti singa betina yang sangat cantik.

Menangis dan berteriak saat melihat temannya mati hanya itulah yang bisa dilakukan Mia.

"sudahh cukup!! Mari kita kembali!! Kita tidak boleh mati disini!! Kita harus membalas dendam untuk saudara kita yang sudah mati." sambil membawa tubuh Mars yang terluka parah Grid berteriak memberi perintah kepada anggota yang masih hidup.

Mendengar teriakan dari Grid semua anggota yang selamat bergegas untuk meninggalkan medan perang walaupun begitu Mia tidak mau meninggalkan kekasihnya yang mati oleh beruang itu.

Ditarik oleh Rika, Mia menangis dan berteriak putus asa yang membuat Grid terpaksa membuat nya pingsan agar mudah melarikan diri.

Melihat adegan yang menyedihkan itu Yodha sudah melarikan diri sejak tadi, walau dia merasa bahwa itu perilaku tidak pantas untuk dilakukan tapi dia hanya bisa melakukan itu dengan terpaksa karna dia tidak bisa melakukan apapun untuk mereka.

Setelah tidak merasakan sosok beruang itu Yodha akhirnya bisa menghela nafas lega, tanpa sadar dia telah berjalan keluar dari hutan.

Dia melihat ada sebuah desa penduduk di pinggir aliran sungai, untuk pertama kalinya dia merasa senang untuk bisa melihat sebuah desa.

Yodha merasa bahwa dirinya bukanlah Yodha yang sebelumnya, dia hanya bisa menyingkirkan pikiran itu untuk sekarang karna sat ini dia akhirnya keluar dari hutan dan bahkan menemukan sebuah desa untuk singgah.

Sebelum dia memasuki desa dia yang berusia empat tahun itu membuat banyak orang memperhatikannya, dengan wajah yang tampan dengan rambut dan baju berantakan dia membuat banyak orang merasa iba dan ingin mengadopsinya tetapi ada sebagian warga yang melihatnya dengan sikap skeptis karna dia hanya berumur empat tahun dan dia keluar dari hutan yang penuh binatang buas sendirian.

Saat itulah seorang tetua dari desa keluar dari rumah batunya dan berjalan ke arah Yodha, seorang kakek tua berusia lebih dari delapan puluh tahun dengan rambut yang sudah di penuhi uban tetapi memiliki semangat hidup yang kuat berjalan dengan tongkat kayu ditangannya.

Berdiri di depan Yodha seorang penatua desa bernama Omen. "nak... Apakah kamu berasal dari desa elm?"

Mendengar pertanyaan dari Penatua itu membuat tubuh Yodha bergetar hebat, karna menurutnya desa itu adalah tempat dia menghabiskan waktu bersama gadis yang disukainya yang saat ini sedang berada entah dimana.

"Salam penatua, nama saya Yodha, saya berasal dari desa elm seperti yang penatua kira." Yodha menjawab jujur karna dia merasa bahwa panatua itu tidak memiliki maksud tersembunyi.

Mendengar jawaban dari Yodha penatua itu merasa semakin penasaran dan dia pun bertanya lagi "apakah kamu anak Rhea?"

Mendengar nama Rhea, Yodha semakin terkejut karna nama itu adalah nama ibunya di desa elm.

"benar penatua, ibu saya bernama Rhea dan ayah saya bernama Vidar, jika boleh tau nama penatua ini siapa?." mendengar jawaban dari Yodha membuat panatua itu mengerutkan keningnya.

"sepertinya aku lupa memperkenalkan diriku, maafkan aku yang sudah tua ini, namaku Omen aku seorang kepala desa di desa arum ini dan Rhea adalah anak perempuanku." sambil menjawab permukaan wajah Omen telihat sangat menyedihkan.

Mendengar pernyataan yang diberikan penatua Omen membuat Yodha merasa bahwa segalanya sudah terjawab kenapa dia merasa perlakuannya sangat hangat dan kenapa dia mengetahui nama ibunya.

"jadi, jika ibuku adalah anak penatua..... " sebelum selesai berkata Yodha sudah di sela oleh penatua Omen.

"jangan sebut aku penatua panggil lah aku kakek, bagaimana kabar ibumu? Apa dia baik-baik saja?" Omen yang hanya memilki satu anak perempuan dan dia sudah pergi meninggalkan desa membuat Omen merasa sangat kesepian untuk waktu yang lama.

"kakek, maaf aku tidak bisa memberi tahu kakek kabar ibu karna bahkan aku sendiri tidak tau dimana ibu sekarang." sambil menangis Yodha menceritakan hal-hal didesa dan apa yang dia alami beberapa bulan terakhir.

Mendengar apa yang terjadi di desa dan apa yang telah cucunya alami beberapa bulan terakhir membuat kakek Omen menghela nafas berat.

Kakek Omen merasa bahwa dia tidak bisa membuat cucunya berdiri diluar dan dirinya sendiri bahkan sudah tidak merasakan bahwa dia sudah kelelahan, dan dia pun mengajak Yodha ke dalam rumahnya untuk berbicara.

Pada saat Yodha masuk kerumah dia terkejut karna di rumah kakeknya ada banyak barang berharga dan bahkan ada sebuah pedang yang terbuat dari perunggu berwarna kuning ke merahan yang memiliki ukiran di pedangnya dengan nama Rhea.

Didunia saat ini membuat ukiran dipedang perunggu sangat sulit itu membuat harga pedang seperti pasti memilki harga yang sangat mahal.

Karna penasaran dia tidak menyadari bahwa dia sudah memegang pedang itu ditangannya, dia merasakan tarikan dari pedang itu sebuah perasaan yang sangat akrab tetapi entah kenapa dia melupakan dimana dia pernah merasakannya.

kakek Omen melihat bahwa Yodha tertarik terhadap pedang itu lalu memberi tahu bahwa itu adalah pedang ibu Yodha sebelum dia menikah dengan ayahnya.

"jika kamu penasaran kenapa tidak kamu coba teteskan darahmu kepedang itu, mungkin saja pedang itu akan memberikan kekuatan padamu." kakek Omen teringat kembali saat Rhea meneteskan darahnya ke pedang itu yang membuat dirinya melihat Rhea belajar seni bela diri berpedang yang kuat.

Mendengar itu Yodha yang penasaran membuat kuka jarinya dan mencoba meneteskan darahnya ke pedang perunggu itu untuk mencoba mengingat kembali perasaan aneh tadi.

Saat Yodha meneteskan darah ke pedang ada sebuah kejadian tak terduga yang terjadi...