Chereads / The Great Lord Yodha / Chapter 1 - Kehidupan Dan Kematian

The Great Lord Yodha

Lvbu860
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 19.9k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Kehidupan Dan Kematian

Di sebuah pos penjaga dari kayu yang didirikan di desa yang lumayan kumuh berdiri seorang anak yang sedang mengawasi hutan didepannya karna takut ada bandit yang menyerang.

Karna menurut berita yang Dia dapatkan di desa sebelah ada sekelompok bandit yang menyerang daerah pegunungan thunder yang ditempati olehnya, itu membuat seluruh desa dalam keadaan waspada gawat darurat walau begitu mereka hanya bisa bersembunyi karna bahkan peralatan yang mereka punya hanya pedang perunggu yang akan patah saat digunakan.

Ini membuat suasana di desa sangat putus asa bahkan ada orang orang yang sudah bersiap untuk menjadi budak ataupun dibunuh, mereka bahkan memilih untuk menjadi budak karna setidaknya mereka bisa hidup.

Saat itu segerombolan bandit yang menunggang kuda berdiri didepan desa mereka yang membuat suasana sangat menyedihkan hingga bahkan ada seorang wanita yang melompat kesumur karna dia tau bahwa jika dia menjadi budak dia akan dilecehkan hingga ia mati, karna itulah ia lebih memilih mati daripada menjadi mainan bandit.

Melihat situasi menyedihkan membuat para bandit tertawa sangat keras karna menurut mereka itu sangat lucu melihat orang orang berputus asa menghadapi mereka sehingga situasi di seluruh barisan bandit penuh dengan tawa dan di sisi satu lagi penuh dengan situasi yang putus asa.

Anak yang sedang berada di pos penjaga juga melihat kejadian didesa yang membuatnya takut untuk sementara waktu tapi mungkin karna ia telah bertekad untuk hidup bebas ia pun melarikan diri dari desa tapi sayangnya ia dilihat oleh para bandit pemanah dan akhirnya ia pun ditembak oleh banyak sekali panah untuk dijadikan contoh untuk para penduduk yang berani melawan.

Badan yang penuh dengan panah darah dimana mana, baju dari kainnya pun penuh dengan warna merah darah tapi walau begitu dia tidak menyerah aku akan hidup! Aku akan kembali dan membalas para bandit itu! meskipun ia hanya mengatakan itu keras keras dia hanya bisa mengatakannya dalam hati karna kesadarannya berangsur angsur menghilang.

Di luar tata surya ada galaksi bimasakti di planet planet berwarna biru yang berada diurutan ketiga setelah bintang yang disebut matahari ada sebuah planet bernama bumi yang didalamnya ada kehidupan cerdas yang bahkan bisa membuat pesawat ruang angkasa.

Disebuah negara bernama Indonesia ada sebuah kota bernama Bandung yang berjulukan Kota Kembang dengan populasi 2jt lebih manusia, Kota yang dikelilingi oleh gunung sehingga itu bahkan seperti benteng alami.

"jika kamu seperti ini menurutmu apa yang akan kau lakukan dimasa depan? apa kau mau menganggur?" Ms Ema, guru yang baik didalam kelas dan sangat perhatian dengan murid muridnya, berkata sambil menghela nafas.

Di depannya berdiri seorang remaja berusia 17 tahun yang memiliki wajah putih lembut yang sangat tampan ditambah dengan rambut hitam menyala memilki tinggi badan 180cm yang lumayan tinggi untuk orang orang di usianya, menggunakan seragam putih seperti pilot yang sangat pas dengan sosoknya itu.

Walau memiliki muka yang tampan tapi dia tidak memiliki romansa disekolah karna menurutnya itu membuang buang waktu, walau begitu banyak orang yang menyebut dirinya sombong dan bahkan ada orang yang menyebutnya playboy di luaran.

Melihat bahwa Yodha tidak mengatakan sepatah katapun yang menurut Ms Ema dia sudah belajar kesalahnnya, guru Ema menghela nafas dalam hatinya.

Saat dia belajar dia selalu pintar dikelas tapi karna kepintarannya inilah dia sering di ganggu walaupun dia bisa melakukan bela diri dia selalu diam karna tidak ingin membuat masalah disekolahnya.

Tidak disangka bahkan ia dijebak oleh orang orang disekitarnya yang membuat ia mabuk dan menyebarkannya di internet dan bahkan masuj ke forum sekolah, dia pun dicap sebagai murid yang nakal hingga para guru pun melihatnya dengan tatapan skeptis.

Memikirkan hal itu membuat Ms Ema merasa tak berdaya dan akhirnya ia melambai " kamu ke kelas dulu aja, belajar yang bener udah jangan dipikirin masalah itu nanti ms bantu meluruskan masalahnya."

Yodha yang merasa terpukul setelah mendengar itu merasa bahwa ia harus berterimakasih dan selalu menghormati Ms Ema, lalu dia meninggalkan kantor guru dan datang ke kelas tempat dimana ia biasa belajar, saat ia membuka pintu kelas tatapan skeptis menyetuhnya dan akhirnya dia pun tidak mempedulikan tatapan mereka dan belajar.

"lihat itu orang yang mabuk sambil mengatakan bahwa dia bukan orang yang nakal, kirain aku dia orang yang baik baim tapi ternyata ga disangka banget yah dia bisa mabuk kayak gitu, malu maluin sekolah aja"

salah satu gadis di kelas sebalah yang melihatnya masuk kekelas berkata dengan jijik bersama temannya di sebelahnya.

Walau jaraknya jauh yodha yang berlatih keterampilan pendengaran bisa mendengarnnya walau begitu dia tetap tidak mempedulikannya karna menurutnya itu hanya membuang buang waktu saja.

Dia selalu fokus belajar sehingga bahkan dia tidak menyadari bahwa waktu sudah menunjukan pukul 5 saat dimana waktunya untuk pulang dari sekolah, walaupun begitu dia tetap disekolah dia selalu datang ke perpustakaan untuk belajar karna menurutnya belajar lebih penting bahkan setelah sampai perpustakaan dia hanya duduk dan membaca buku.

Hingga pada saat penjaga mengatakan bahwa perpustakaan sudah ditutup dia masih terbenam dalam buku buku bacaanya walaupun dia enggan untuk pulang tapi karna sudah saatnya diapun hanya bisa pulang dengan hati yang tidak rela meninggalkan perpustakaan tempat dimana menurutnya adalah sebuah tempat yang dapat membuatnya merasakan hidup yang sesungguhnya.

Saat dia dalam perjalan pulang ke rumah dia merasa bahwa dirinya diikuti oleh orang yang tidak dikenal dalam pikirannnya itu mungkin hanya pencuri biasa yang mengira dia hanya seorang anak tak berdaya yang dapat digertak begitu saja.

Tapi tanpa diduga kemalangan menimpa dirinya, dia merasakan bahwa pencuri itu membawa sebuah senjata yang dapat membahayakan hidupnya dia merasa bahwa mungkin sudah saatnya dia mulai serius dan menyerang mereka, sebelum dia bersiap untuk menyerang sebuah peluru berkaliber 7.62mm menembus dahinya yang membuat kesadarannya menghilang seketika.

Sebelum kesadarannya hilang dia merasakan sebuah tarikan yang tidak dapat dijelaskan ia merasa bahwa mungkin dia akan kehilangan kesadarannya tapi saat itulah dia merasakannya.

Sebuah perasaan yang aneh yang membuat bulu kuduknya berdiri, Perasaan dimana dia berpikir bahwa dia hanyalah seekor semut yang tidak berdaya.