Chereads / AKHIRNYA CINTA / Chapter 3 - Part 3

Chapter 3 - Part 3

Hari ini adalah hari Senin, Alice terlihat buru-buru saat sarapan. Bahkan penampilannya saat ini berbeda dengan penampilan sebelum-sebelumnya. Dimana hari ini dia terlihat memakai pakaian formal seperti akan melamar kerja dengan memakai kemeja warna putih dipadukan dengan rok warna hitam. Ternyata dia berniat melamar kerja di salah satu perusahaan di Bandung kebetulan lokasinya lumayan dekat dengan rumahnya. Sebenarnya dia ingin memulai usaha sendiri tapi setelah dipikir-pikir lagi, tidak ada salahnya kalau dia mencari pengalaman dulu dengan bekerja di perusahaan sesuai saran yang diberikan orangtuanya.

"Nak kamu mau kemana kok pakai pakaian mau nglamar kerja?" Tanya Salim memperhatikan penampilan Alice. Begitupula Zubaidah hanya memandangi wajah manis Alice yang baru datang ke meja makan.

"Pah mah, aku mau nglamar kerja. Maaf aku belum ngasih tahu tentang hal ini sebelumnuya. Habisnya baru tadi malam diberitahu teman aku. Dan hari ini adalah hari terakhir melamar kerja disana." kata Alice memandangi kedua orangtuanya memberikan penjelasan.

"Kamu mau nglamar kerja dimana sih?" Zubaidah penasaran.

"PT. Karunia Alam," jawab Alice singkat kemudian minum segelas susu.

"Pah,mah Alice pamit berangkat dulu ya. Takut telat." Alice berdiri dari kursi dan mengelap mulutnya dengan tissue. Dia tidak makan tapi hanya minum segelas susu saja. Orangtuanya tidak bisa menahan anaknya lantaran memang waktunya sudah menunjukkan pukul 06.30

"Ya sudah hati-hati ya nak. Kita selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Semoga lancar urusanmu nanti."Pak Salim menyuruh anaknya untuk hati-hati di jalan.

"Iya. Dadah."Alice melambaikan tangan kanannya setelah mencium punggung tangan kedua orangtuanya .

Sebenarnya kedua orangtuanya menyimpan banyak pertanyaan kepada Alice mengapa tiba-tiba anaknya itu mencari kerja. Seperti diketahui sebelumnya kalau Alice hendak memulai usaha restaurant. Eh malah tiba-tiba cari kerja sendiri tanpa bilang-bilang dulu sama kedua orangtuanya. Orangtuanya merasa heran sekali dengan keputusan putrinya tersebut yang terkesan mendadak tapi juga merasa bangga. Kedua orangtuanya pun melanjutkan sarapan pagi lagi tanpa ditemani Alice.

Alice menuju garasi dan menaiki motor matiknya. Selama perjalan dia tak berhenti merapalkan doa semoga diberi kelancaran ketika melamar kerja. Setelah tiba di PT. Karunia Alam ia langsung memarkirkan motornya dan melangkahkan kakinya ke dalam perusahaan terebut untuk menemui HRD langsung. Saat ia menyodorkan berkas lamarannya, HRD yang menerima lamaran tersebut langsung membuka dan membaca semua isi berkas lamarannya. Setelah membaca latar belakang pendidikan dan berkas lamaran Alice, HRDnya menyatakan kalau dirinya dinyatakan lolos seleksi administrasi. Bahkan HRDnya langsung menyuruhnya untuk mengukuti tes psikotest saat itu juga. Alice merasa senang sekali. saking bahagianya, dia sangat semangat sekali dengan seleksi berikutnya. Setelah beberapa rangkaian tahap seleksi selesai, Alice langsung pulang dengan perasaan letih.tapi dalam hatinya juga merasa puas telah menyelesaikan semua rangakian tes dengan lancar. kini dia tinggal menunggu panggilan dan pengumuman diterima tidaknya,

"Gimana tadi nak?" Zubaidah menghentikan aktivitas menyapunya dan memandang wajah putrinya yang baru pulang..

"Lancar kok mah. Aku ninggal tunggu pengumuman diterima pa nggak." Alice menampakkan wajahnya yang merasa senang dan lega sekali.

"Oh ya? ?" Zubaidah merasa bahagia mendengarnya.

"Iya doakan aja mah."Alice berbicara sambil meletakkan tas kecilnya di kamar.

"Ya sudah kamu istirahat dulu sana." Zubaidah melirik anaknya sedang menyandarkan tubuhnya ke pintu.

"Aku nggak capek kok mah. Aku mau bersih-bersih rumah bantu mamah."Alice keluar kamar dan berjalan menuju taman samping rumah untuk menyapu daun-daun kering yang jatuh di taman rumahnya.

"Ya sudah terserah kamu." Zubaidah terlihat pasrah dengan kemauan anaknya itu.

Alice menyapu dengan telaten dan semangat sekali. Bahkan ia tidak sadar kalau ada bel rumah berbunyi. Sehingga Zubaidahlah yang membuka pintu. Ternyata yang menjadi tamu dirumah Alice adalah Bu Almira(mamahnya Rama) dan Rama. Bu Zubaidah langsung menyuruh masuk tamunya dan duduk di ruang tamu.

Zubaidah meninggalkan tamunya sebentar dan menyuruh Alice membuatkan dua gelas jus jeruk untuk tamu yang baru datang kerumah. Ibunya belum sempat memberitahukan siapa tamunya kepada Alice malah buru-buru kembali ke ruang tamu lagi. Sehingga Alice tidak sempat bertanya siapakah tamu tersebut. Alice dengan cepat membuatkan jus jeruk di dapur.Setelah jus jeruknya sudah siap, Alice langsung membawanya menuju ruang tamu. Betapa terkejutnya Alice ternyata yang sedang bertamu di rumahnya itu adalah Rama dan Bu Amira.

"Silahkan diminum jus jeruknya."Alice meletakkan dua gelas jus jeruk di meja.

"Ini Alice ya Bu?" Amira bertanya kepada Zubaidah dan terlihat pangling melihat wajah Alice.

"Ya bu. Ini Alice anak saya." Zubaidah langsung menjawab pertanyaan Amira.

"Wah sekarang sudah besar ya. Tambah cantik lagi. Pangling saya melihat Alice sekarang," ungkap Amira sambil menatap wajah manis Alice yang sedang tersenyum . Rama diam-diam memperhatikan wajah Alice yang memang sekarang jauh lebih cantik tentunya tanpa diketahui dan disadari Alice.

"Wah makasih lho pujiannya Bu Amira." Zubadah menanggapi ucapan Amira dengan tersenyum mewakili perasaan Alice yang merasa malu di puji.

"Terakhir kali aku lihat dia itu kayak masih kecil gitu saat masih main sama Rama. Emang dari kecil udah cantik ya jadi gedenya pasti tambah cantik, manis lagi. Udah punya pacar belum?" Amira terlihat ingin tahu apakah Alice sudah mempunyai kekasih. Alice mendengar pertanyaan tersebut langsung merasa malu dan bingung menjawabnya. Sebelum ia menjawabnya ia sempat menatap wajah Rama.

"Lha kok nggak dijawab?" Amira bertanya lagi sambil menepuk pundak Alice yang ada di samping Amira.

"Udah tante," jawab Alice dengan tersenyum. Amira tersenyum sedangkan Rama malah terlihat masam, kecewa setelah mendengar pengakuan Alice barusan.

"Rama ini malah baru putus sama kekasihnya," ungkap Amira terlihat sedih.

"Kenapa kok putus nak." Zubaidah menatap wajah Rama dengan penasaran. Alice manatap Rama dengan sendu sambil ikut merasakan kesedihan yang sedang dialami Rama.

"Biasa bu. Ada masalah," jawab Rama dengan tenang dan berusaha menutupi rasa kekecewaan terhadap mantannya yang bernama Intan.

"Biasa ya Bu, anak muda yang lagi pacaran pasti ada masalah kalau sampai putus." Amira berusaha membantu anaknya menjawab.

"Gitu ya Bu." Zubaidah hanya menganggukkan kepalanya seolah-olah sudah paham alasannya dan nggak mau membahasnya lagi. Karena itu urusan pribadi yang tidak seharusnya dicampuri.

"Alice sekarang sibuk apa?" Amira kembali manatap Alice yang ada disamping kanannya.

"Alice baru saja melamar kerja bu. Dan ini tinggal nunggu panggilan kerja saja." Zubaidah langsung menjawab pertanyaan Amira.

"Melamar kerja dimana kamu, Alice?" Rama tiba-tiba membuka mulutnya dan memberanikan untuk bertanya ke Alice.

"Di PT. Karunia Alam kak."Alice menjawab pertanyaan Rama dengan cepat.

Mendengar Alice yang telah melamar kerja di PT. Karunia Alam membuat Rama kaget. PT. Karunia Alam merupakan salah satu cabang perusahaannya yang ada di Bandung. Amira yang sudah tahu kalau perusahaan tersebut merupakan milik putranya hendak memberitahukan ke Alice. Tapi Amira mengurungkan niatnya karena Rama telah memberinya kode dengan menyikut pelan lengan ibunya. Tanpa butuh waktu lama Almira paham kode anaknya itu.

"Oh perusahaan itu ya." Amira berusaha tidak tahu dan menutupi kepemilikan perusahaan tersebut atas kepemilikan Rama.

"Iya tante," jawab Alice.

"Semoga kamu diterima disana ya nak." Amira mendoakan Alice agar bisa diterima kerja disitu.

"Amiin." Zubaidah mengamini doa yang dipanjatkan Amira tersebut tanpa ia dan anaknya sadari kalau perusahaan tersebut termasuk cabang dari bisnis Rama yang ada di Jakarta.

"Ya sudah Alice pamit ke belakang dulu ya tante." Alice hendak berdiri dan menyempatkan berpamitan ke Amira dan Rama.

"Mau kemana Alice?" Amira menatap Alice.

"Biasa bu bersih-bersih rumah," jawab Zubaidah berusaha membantu menjawab pertanyaan Amira.

Melihat kepergian Alice dari ruang tamu membuat Rama sedikit sedih karena ia tidak bisa lagi memandangi wajah Alice lagi. Begitupula dengan Amira juga merasa sedih karena ia ingin lebih mengobrol dengan Alice malah keburu sudah pergi. Amira terlihat mulai tertarik dengan kepribadian Alice yang sopan santun dan ramah itu. Mereka bertiga melanjutkan perbincangan di ruang tamu tapi tidak lama. Setelah selesai berbincang-bincang Amira dan Rama berpamitan dengan Zubaidah.