hari itu adalah hari pertama Aurelia berserta sahabatnya masuk kekelas 3 SMA, bukan mereka jika datang sebelum bel berbunyi.
seperti sekarang ini, dilapangan sudah berbaris murid-murid yang takut akan peraturan sekolah sedangkan mereka yang tidak takut dengan peraturan sekolah sedang bercanda ria digudang belakang sekolah yang bersampingan dengan pagar.
tujuannya jika nanti mereka digrebek oleh guru, mereka akan mudah melarikan diri dan tak perlu bersusah payah untuk mengerjakan hukuman.
mereka adalah Aurelia Maffisya, Gani Damarka, Fikra Ganstara, Raka Fandelion, Arka Morganio dan beberapa murid nakal lainnya.
semua orang tak habis fikir dengan para anak manusia itu, mereka mempunyai wajah diatas rata-rata tapi mereka juga mempunyai sifat nakal yang diatas rata-rata.
"KALIANN INIIII!!!!" teriak guru itu dari belakang mereka.
"ehh buk senaa" cengir Fikra.
"ikut ibu kelapangan sekarang!" bentak guru itu.
"aduhh buk ini tuh lagi panas loh cuacanya, nanti kalo kita jadi item trus jadi jelek gimana dong? ga ada cogan sama cecan lagi disini terus nanti murid yang berminat buat masuk sini pada berkurang karna ga ada cogam sama cecannya" cerocos Gani panjang lebar.
"ibuk ga peduli! sekarang ikut ibu kelapangan!" bentak guru itu.
"udah ikutin aja" ujar Arka enteng.
drttt drttt drttt
"eh bentar buk, ponsel saya bunyi" ucap Aurel menghentikan langkah mereka.
"iya, kenapa bang?"
...
"dia sekolah dimana?"
...
"gue cari"
tutt tuttt tutt
sambungan telfon terputus.
ekspresi Aurel berubah seketika, kini lebih mirip seperti seorang mafia yang akan membunuh mangsanya.
Aurel langsung berlari kelapangan tanpa memperdulikan teriakan teman-temannya, sampai dipinggir lapangan Aurel langsung menjadi pusat perhatian.
Aurel diam, menunggu upacara sesai dilakukan. ia masih menghargai negaranya maka dari itu Aurel tidak akan menganggu jalannya upacara.
memperkecil ego tidak akan membunuhnya bukan? sekitar 15 menit Aurel menunggu akhirnya upacara selesai dilaksanakan.
dengan santai Aurel berjalan ketengah lapangan tanpa mengindahkan teriakan sahabat-sahabatnya. peserta upacara belum ada yang keluar barisan karna mereka ingin melihat apa yang akan dilakukan salah satu most wanted disekolah mereka.
"YANG MERASA NAMANYA MAURA VINATA MAJU KESINI!!!" teriak Aurel menggelegar.
1 menit
2 menit
3 menit
4 menit
hingga menit kelima tak ada tanda-tanda bahwa orang yang bernama Maura itu akan menampakan dirinya.
hal itu membuat Aurel bertambah emosi karna dirinya seperti diabaikan.
"MAURA VINATA MAJU LO ANJING!!" teriak Aurel penuh emosi.
kemudian ada seorang gadis memakai pakaian ketat, make up menor, rambut warna warni maju kedepan dengan gaya angkuhnya.
"apa?!" tanya perempuan yang bernama Maura itu sok galak.
"gila sok berani banget tu cewe" ujar Fikra yang melihat itu dari pinggir lapangan.
"nyari mati" guman Arka dan Raka berbarengan saat melihat Aurel dibentak.
"ngeurii coyy" ringis Gani saat melihat seringaian dibibir Aurel.
"keturunan" desis Aurel saat melihat penampilan Maura.
"APA LO? TADI SOK BERANI BANGET NGEBENTAK GUE DARI JAUH, GILIRAN GUE UDAH DISINI KICEP KAN LO?!" bentak Maura keras.
"murid baru lo?" tanya Aurel datar.
"kalo iya kenapa?!" jawab Maura dengan nada tinggi.
"pantes gatau siapa gue" ujar Aurel.
"emang lo siapa?! berani lo sama gue, asal lo tau gue anak donatur disini!" tantang Maura sombong.
"guysss!!!" panggil Maura pada teman-temannya ralat pengikutnya.
sekarang teman-temannya sudah ada dibelakang Maura, Maura tersenyum remeh pada Aurel seakan menantang gadis itu.
"berani lo sama gue?" tanya Maura upss ralat tantang Maura.
Aurel mengangkat tangannya kemudian mengerakkannya kedepan, sesaat kemudian para sahabat dan teman-teman sesama mostwanted berdiri disebelah Aurel.
Maura dan antek-anteknya berusaha sekuat tenaga untuk menelan saliva mereka saat melihat dengan siapa mereka berhadapan sekarang.
9 orang laki-laki dengan penampilan tak teratur yang bisa diketahui oleh mereka adalah para mostwanted sekolah ini berada dihadapan mereka, siap membela seorang gadis yang menjadi musuh mereka.
"so?.." tanya Aurel dengan senyum yang sulit diartikan.
"gue tanya sama lo baik-baik, dimana bokap gue?" tanya Aurel berusaha menahan emosinya.
"apaan sih! mana gue tau dimana bokap lo!" ketus Maura.
"ehh kutil monyet! gausah ngegas dong!" bentak Fikra membuat nyali Maura menciut.
"dimana bokap gue!!" bentak Aurel yang sudah malas menanyakannya dengan baik-baik.
"bokap lo? gue gatauu!" jawab Maura yang pasti dengan nada tak santai.
"JERREMY WIJAYA!!" bentak Aurel didepan wajah Maura.
"ohh si bodoh itu" ujar Maura santai.
bughh!!
plakk!
krekk!
Aurel memukul perut Maura kemudian menampar pipi full makeup gadis itu dan terakhir Aurel mematahkan tangan gadis itu dengan cepat.
"Akhhh!!" jerit Maura kesakitan.
saat teman-teman Maura ingin membantunya tiba-tiba mereka ditahan oleh teman-teman Aurel- Kenan, Aldo, Aldi, Putra dan Nino.
"mau kemana lo?" tanya Kenan dengan senyum remehnya sembari menahan salah satu anteknya Maura.
"lepass!!" berontak ke 5 antek Maura.
"tidak semudah itu sayang, upss ralat tidak semudah itu ferguso!!" ujar Aldi dengan bentakan diakhirnya.
"Akhhh sakittt...." erang Maura seraya menangis.
"dimana bokap gue?!!" bentak Aurel dengan emosi yang menggebu-gebu.
"gue gatau!" jawab Maura.
"dimana bokap gue anjing?!!!" teriak Aurel seraya menghempaskan tubuh Maura kelantai.
Aurel memukuli tubuh Maura membabi-buta sementara itu yang lain hanya memandangi Aurel ngeri, mereka masih punya otak untuk melerai Aurel yang sedang emosi.
"amphun..." lirih Maura penuh harap.
"Aurel udah lo mau bunuh dia heh?" lerai Arka.
ya, selama ini hanya Arka yang bisa mengendalikan emosi Aurel yang meledak-ledam. mau sebesar apapun emosi Aurel jika Arka sudah melerainya emosi yang tadi menggebu langsung hilang entah kemana.
namun sepertinya tidak untuk kali ini.
"dia pantes dibunuh Ka!" jawab Aurel.
"Aurel!" tegur Arka.
"apa?! lo mau belain dia? belain sana! belain!!" bentak Aurel penuh emosi.
"Arka udah! lo bego banget sih!" bentak Raka yang mulai jengah.
"dia emang salah Rak! Aurel nanya bokapnya ke Maura sedangkan Maura ga tau dan dia malah ngehajar Maura abis-abisan!" jawab Arka.
"lo ga tau masalahnya apa, jadi lo diem!" bentak Aurel didepan Arka.
"lo yang diem! lo tuh udah keterlaluan Aurel!" bentak Arka tak kalah keras.
"bego lu tolol!" sarkas Fikra didepan wajah Arka kemudian menarik Aurel pergi dari sana.
mereka semua pergi membuntuti Aurel yang ditarik oleh Fikra menuju rooftop, meninggalkan Maura dan antek-anteknya beserta Arka.
"lo gapapa kan?" tanya Arka pada Maura lembut.
"sakit" lirih Maura ralat sok didramatisin.
"sini gue bantu ke UKS" ajak Arka seraya membopong tubuh Maura ke UKS.
'senjata yang bagus' batin Maura menyeringai.
#tbc