Chereads / The New Aurelia / Chapter 5 - TNA 4

Chapter 5 - TNA 4

Ini sudah seminggu dari kepulangan Arka dan Aurel dari London, hubungan Aurel dan Jerremy sudah merenggang.

kini mereka sedang berada dikantin sekolah. mereka-Arka, Fikra, Raka, Aurel dan Gani.

"jadi sekarang lo sama bokap lo gimana?" tanya Fikra.

"ya gitu" jawab Aurel malas kemudian menelungkupkan kepalanya dimeja.

"lo kenapa? Uring-uringan terus dari tadi?" tanya Raka.

"tau ah!" ketus Aurel kemudian beranjak pergi dari sana.

"Rel, mau kemana?" teriak Arka saat Aurel sudah sampai dipintu kantin.

"cari mangsa!" jawab Aurel kemudian berlalu dari sana.

"temen lo kenapa, Gan?" tanya Fikra ke Gani.

"badmood kali dia, lagian itukan temen lo juga bodoh!" jawab Gani ketus.

"susulin yok, singa lagi ganas-ganasnya tuh. Jangan sampe ada yang ganggu" ajak Gani kemudian menyusul Aurel.

"auto senggol dikit bacok" saut Fikra dengan kekehannya.

"ayok lah" jawab mereka bertiga kemudian menyusul Aurel dan Gani.

Saat Aurel sedang melintasi koridor tiba-tiba Maura dengan sengaja menumpahkan jusnya dibaju Aurel.

"duh neng mending si Aurelnya jangan diganggu dulu ya, dia lagi cosplay jadi singa ini" lerai Fikra takut-takut Aurel kelepasan, bisa tinggal nama si Maura.

"ga takut gue! tikus kayak dia kenapa harus ditakutin!" ujar Maura menantang.

Aurel memandang Maura nyalang sedangkan Maura yang dipandang berusaha mati-matian menahan ketakutannya karna aura yang dikeluarkan oleh Aurel.

"lo! ambilin air abis itu campur sama kotoran apapun itu!" titah Aurel pada seorang siswi, siswi itupun langsung mengerjakan yang diperintah oleh Aurel.

Ia masih sayang nyawa jika melawan Aurel, setelah lama menunggu siswi itupun datang dan menyerahkan ember yang diperintahkan oleh Aurel.

Air itu sudah bercampur urin siswa siswi yang lain, karna mereka juga dendam pada Maura yang seenak jidat menindas mereka.

Aji mumpung Maura sedang berurusan dengan Aurel, mereka menitipkan dendam itu pada Aurel.

"mau ap-...?!" tanya Maura sok berani.

byurr!!

Saat Maura membuka mulutnya Aurel langsung menyiramkan Air itu kemuka Maura, alhasil masuklah air tadi ditenggorokan Maura.

"uekkk... uekkk.. uekk...."

Maura memuntahkan semua isi perutnya dilantai.

Belum puas, Aurel menjambak rambut Maura hingga Maura terduduk lemas dilantai.

"lo liat muntahan lo?! liat?!!" titah Aurel dengan mengeraskan suaranya sambil mendorong kepala Maura agar berdekatan dengan muntahan dirinya sendiri.

"menjijikan bukan?! persis kayak lo MENJIJIKAN!!" bentak Aurel dengan menekankan kata 'menjijikan' diakhir kalimatnya.

Saat selesai dengan kalimatnya tak lupa Aurel mendorong kuat kepala Maura hingga kepala Maura tersungkur dan wajahnya mengenai muntahannya sendiri.

"semakin menjijikan" desis Aurel menatap Maura jijik, kemudian berlalu dari sana.

"Arka tolongin aku dong" pinta Maura memelas pada Arka, berharap lelaki itu menolongnya.

"sory beda level!" jawab Arka ketus kemudian menyusul Aurel.

"uhh kaciaann bangett sihh" ejek Fikra dengan senyum devilnya.

"bersihin tuh muntahan lo, kalo perlu telen lagi. kan sayang nyokap lo udah melacur sana melacur sini cuma buat makan sama gengsi kalian" ujar Raka sarkas kemudian menyusul Aurel dan Arka.

"gengsi ditinggiin harga diri dijual, dasar kaum rendahan!" bentak Gani didepan wajah Maura kemudian menarik lengan Fikra agar pergi dari sana.

"awas kalian!" geram Maura tak terima.

* * * * *

Saat ini mereka tengah dikamar Gani, hanya untuk bermain, mengacaukan dan menjarah makanan kamar ini saja.

"Rel" panggil Gani.

"hm" dehem Aurel malas.

"lo kenapa sih?" tanya Fikra yang mulai frustasi karna Aurel terus uring-uringan dari tadi sampai lawakannya pun diacuhkan oleh Aurel.

"hm" jawab Aurel.

"cosplay jadi nissa sabyan lo" balas Raka yang ikut frustasi.

"hm" jawab Aurel lagi.

"bodo Rel!! Bodo!!" bentak Fikra menyerah sembari membantingkan tubuhnya kekasur king size milik Gani.

Aurel menghela nafasnya panjang, sontak yang lainnya langsung menolehkan kepala mereka kearah Aurel.

"apa?" tanya Aurel cengo.

"lo bosen?" tanya Arka.

"hm" jawab Aurel.

"mau jalan?" tanya Raka nimbrung.

"hm" jawab Aurel.

"mau eskrim?" tanya Fikra.

"boleh!" jawab Aurel semangat.

"cih! eskrim aja semangat lo!" cibir Raka.

"udahh lah Ka" lerai Arka supaya tak terjadi perdebatan.

"ambilin gih, dikulkas ada" titah Gani pada Fikra.

"fungsi pembantu dirumah lo apa?" tanya Fikra sinis.

"yaudah panggilin, tinggal teriak dari depan pintu apa susahnya sih" titah Gani.

"gak!" tolak Fikra.

"udahlah kalo gamau jangan dipaksa!" lerai Aurel kesal.

"kan Au-..."

drrtt drtt drtt

"halo?"

"kamu dimana, pemotretan sebentar lagi akan dimulai"

"OTW"

tutt tutt tutt

"siapa Rel?" tanya Arka.

"bukan siapa-siapa, gue pergi dulu" jawab Aurel kemudian beranjak pergi dari sana.

"kira-kira siapa ya?" heran Gani.

"udah gausah kepo, Aurel juga butuh privasi dan ga semua hal dihidup Aurel harus kita tau" ujar Arka.

"yaudah lah" jawab mereka kemudian keempatnya bermain PS bersama.

* * * * *

//MOBIL AUREL//

Saat Aurel sedang dalam perjalanan tiba-tiba...

Ckitttt...

Aurel menginjak remnya mendadak karna ada beberapa preman berhenti mendadak didepan mobilnya.

Kemudian salah satu preman itu mendekat kekaca mobil Aurel dan mengetuk-ngetuk Aurel serat menyuruhnya keluar.

"apaan sih?!" kesal Aurel kemudian keluar dari mobilnya.

"apa?!" ketus Aurel tajam.

"serang!!" teriak preman tadi dan langsung menghahar Aurel.

"cih! keroyokan" maki Aurel kemudian melawan preman-preman itu hingga tepar, namun saat semuanya sudah kalah tiba-tiba...

bughh!!

Preman yang dibelakang Aurel tiba-tiba memukulnya dengan balok, tepat dikepala Aurel. Meskipun kepalanya menjadi berkunang-kunang dan darah keluar dari hidungnya Aurel tetap menyerang preman itu.

Aurel menoleh kebelakang dan saat preman itu akan memukulnya lagi, Aurel langsung menendang balok itu hingga terpental jauh.

Belum selesai sampai disitu, preman itu langsung memukul perut Aurel namun gagal, Aurel terlebih dahulu menerjang preman itu hingga terjerumus ketanah.

Kemudian Aurel memukuli preman itu dan menanyakan siapa yang menyuruhnya.

"siapa yang nyuruh lo celakain gue?!" bentak Aurel tajam.

Karna sudah tak mampu melawan, akhirnya preman itu menjawabnya...

"Maura berserta Airin" jawab preman itu.

"bilang ke mereka jangan cari mati!" ujar Aurel tajam kemudian berjalan memasuki mobilnya.

Agak jauh mobil Aurel melesat kepalanya berdenyut hebat dan darah dihidungnya kembali mengalir. Aurel bergerak mengambil tisu yang ada dilaci mobilnya dan mengelap darah dihidungnya.

lama kelamaan pusing menerjangnya dan Aurel kehilangan kesadarannya hingga menyebabkan mobil yang dikendarai Aurel menabrak sebuah pohon.

Warga yang ada disana langsung menolong Aurel dan membawa gadis itu kerumah sakit, tak lupa mereka menelfon nomor seseorang yang berada dikontak teratas panggilsn masuk.

* * * * *

"ck! Aurel dimana? ini sudah setengah jam" kesal pria itu.

drrtt drtt drtt

"halo?"

"iya, ini siapa ya? Aurelnya mana?"

"maaf pak, gadis pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan dan sekarang sudah di Fellix's Hospital"

"apa?! baik saya kesana"

tutttt tutt tutt

Pria itu langsung melesat menuju Fellix's Hospital, mengingat nama 'Fellix' Zidan jadi merindukan adik perempuannya.

"kamu dimana, dear? kakak merindukanmu" lirih Zidan tak terasa air matanya mengalir.

"kakak harus mencarimu dimana lagi?"

"Tuhan... Tolong tunjukan dimana dia dan kalau dia sudah tiada, beritau aku dimana peristirahatan terakhirnya. Agar aku tidak mengharapkan kehadirannya disisiku lagi" ujar Zidan sendu memohon pada Tuhan.

Tak lama sampailah Zidan di Fellix's Hospital dan langsung menanyakan keberadaan Aurel, setelah itu ia langsung berlari keIGD, sesuai dengan jawaban reseptionis tadi bahwa Aurel ada di IGD.

Sampai di IGD Zidan menghampiri warga yang ada disana.

"bapak yang mengabari saya tentang gadis yang kecelakaan tadi kan?" tanya Zidan.

"iya mas, ohya ini dompet, kunci mobil dan ponsel milik gadis yang didalam" jawab warga itu.

"baik, terimakasih pak" balas Zidan.

"kalau begitu kami permisi dulu" pamit warga tadi.

"sekali lagi terima kasih pak"

"iya sama-sama mas" jawab warga itu kemudian pergi dari sana.

dahh see you next part guys💙