Pagi ini pagi yang mendung, mendukung siapapun untuk tetap tertidur pulas diatas kasur mereka. Begitu pula dengan Arka dan Aurel yang tetap nyaman dalam tidur mereka dengan Arka yang mendekap tubuh Aurel.
Cklek
Pintu kamar Arka terbuka dan muncullah sosok wanita yang tak lain adalah Lea, bunda dari Arka. Lea sama sekali tak terkejut dengan Aurel yang tertidur dipelukan Arka, karna itu sudah biasa.
Lagi pula Lea sudah menganggap Aurel sebagai anaknya sendiri.
Dan Lea mempercayai mereka selagi mereka tidak berbuat diluar batas. Lea yang melihat itupun hatinya menghangat, Aurel yang pembangkang dan Arka yang pemaksa sungguh cocok bukan?
"semoga tidak ada perpisahan diantara kalian dear" lirih Lea berdoa.
"Sayang, bangun sudah jam 7 pagi" ujar Lea lembut seraya mendekati kedua remaja tersebut.
"engghh" erang keduanya saat sebuah suara dari alam sadar memasuki mimpi mereka.
"Aurel, Arka bangun sayangg" ujar Lea.
"five minutes again mom" jawab kedua.
"bangun lah ini sudah jam 10 pagi" ujar Lea mengarang dan langsung keluar lagi dari kamar karna tak mau mendengar keributan yang sebentar lagi akan terjadi.
"hah?!! Aurel angun kebo, nanti kita ga kebagian tiket!!" teriak Arka.
"eghh apasihh?!" ketus Aurel yang kesal karna tidurnya terganggu.
"bangunnn Aurel!!!" teriak Arka seraya mendorong tubuh Aurel hingga terjatuh.
Brakk!!
"Arkaa!!" teriak Aurel gemas.
"bangun mandi!!" titah Arka tak terbantahkan.
"gak males" jawab Aurel dan kembali lagi kedalam selimut.
"bagus, ngebantah ya sekarang" geram Arka namun tak diperdulikan oleh Aurel.
Arka mendiamkannya, dan beranjak mandi. Setelah selesai mandi ia melihat Aurel malah makin nyaman dengan tidurnya...
"Aurelll!" panggil Arka tapi Aurel sendiri malah terlelap lagi.
"bener-bener ni anak" gemas Arka dan langsung mengangkat tubuh Aurel dan membawanya kekamar mandi.
byurrr!!
Arka mencemplungkan Aurel kedalam bathup yang sudah ia isi air dan es sebelumnya dan hal itu sukses membuat Aurel melotot.
"dhinghinnn...." lirih Aurel menggigil.
Entah apa yang ada diotak Arka sehingga tega menceburkan Aurel kedalam bathup berisi air dingin dicuaca yang dingin seperti ini.
"biar seger" jawab Arka seenaknya dan keluar dari kamar mandi.
"brengsek!" maki Aurel dari dalam kamar mandi.
"jangan mengumpat Aurel!" teriak Arka dari luar.
"bodo amat!" ketus Aurel kesal membuat Arka terkikik diluar.
"mandi lo jangan bertapa!" teriak Arka.
"ARKA BAKU HANTAM AJA KITA YOKKK!!" balas Aurel berteriak membuat Arka tertawa keras diluar.
* * * * *
//RUANG MAKAN//
"kamu masih kedinginan sayang?" tanya Anton Morganio lebih tepatnya ayah dari Arka.
"banget Yah" jawab Aurel sembari menggigil.
"Arka kamu keterlaluan banget, ya! masa Aurel diceburin keair es sih!" kesal Lea.
"emang ga ada akhlak Arka tuh, bun" ujar Aurel mengkompori.
"udah potong aja bulanannya, bun" balas Anton menambahi.
"uang jajan kamu bunda stop 2 bulan" putus Lea kemudian melanjutkan makannya.
"Yah! Rel! tanggung jawab dong" kesal Arka, sementara itu yang dimintai tanggung jawab mengacuhkannya dan melanjutkan makannya.
"Yah, Bun aku mau ngajak Arka keLondon boleh ga?" tanya Aurel.
"mau ngapain disana?" tanya Anton.
"ada urusan bentar, Yah" jawab Aurel.
"boleh ga?" tanya Aurel.
"boleh lah, emang kalian mau berangkat jam berapa? udah pesan tiket?" tanya Lea.
"belum sih, Bun" Arka meringis kecil.
"pakai jet pribadi Ayah saja" usul Anton.
"boleh Yah?" tanya Arka memastikan.
"apa yang tidak untuk kalian" jawab Anton sembari terkekeh.
* * * * *
//LONDON//
"bang, papa dimana?"
"dihotel *****"
"bagus, berarti aku satu hotel"
"jangan gegabah Aurel"
"semoga"
tutttt tutt tutt
sambungan telpon terputus.
"jadi?" tanya Arka yang sedang makan dihadapan Aurel.
ya, kini mereka sudah berada diLondon dan menginap disalah satu hotel yang ada dikota ini yang kebetulan Jerremy berserta keluarga sirinya itu juga menginap disini.
saat mata Aurel berkelana diruangan itu, tak sengaja Aurel menangkap objek yang membuatnya panas. Arka yang melihat raut wajah Aurel memerah langsung mengikuti arah pandangan Aurel.
"tahann Rel" nasehat Arka.
"panass banget sih anjing!" maki Aurel dan langsung berdiri dan menghampiri Jerremy berserta 2 perempuan yang ia yakini adalah keluarga siri dari Jerremy.
"ehh hai! wahh kayaknya asik nih, gue gabung ya" ujar Aurel ceria dan duduk disalah satu kursi disana.
"kok diem sih?" tanya Aurel sambil pura-pura bodoh.
sedangkan Jerremy dan kedua perempuan tadi terdiam saat melihat Aurel dihadapan mereka.
"ehh si Maura kan? gimana udah sembuh tangan lo? atau mau nambah lagi?" tanya Aurel tak berdosa.
"ini tante namanya siapa? kenalin aku Aurelia Maffisya" ujar Aurel sembari mengulurkan tangannya kearah perempuan yang satunya.
"saya Airin" jawab perempuan itu dengan senyumnya sembari menjabat tangan Aurel.
"gue jamin tu tangan ga bakal selamet dari Aurel suer" ujar Arka pada dirinya sendiri sembari menatap Aurel ngeurii.
kreekk!
"awww!!" jerit Airin kesakitan, saat Aurel meremas tangan Airin dengan kuat.
"gue bilang juga apa" ujar Arka pada dirinya.
"upss! maap" ujar Aurel tak berdosa.
"Aurel-" belum sempat Jerremy memarahi Aurel, Aurel yang terlebih dahulu marah.
Brak!
Aurel menggebrak meja iru dengan kuat, membuat dirinya menjadi pusat perhatian sekarang.
"apa?! itu baru tangannya yang gue patahin belum.nyawanya yang gue hilangin!!" bentak Aurel.
"dan untuk kalian berdua bitch, jangan harap kalau saya akan humble dengan kalian! satu lagi jauhi papa saya sebelum saya pisahkan nyawa kalian dari raganya!"
"jangan bermain api dengan saya kalau kalian tidak ingin ikut terbakar! paham?!!" bentak Aurel tajam.
"Aurel kamu apa apaan! ini tempat umum! perusahaan papa bakal bangkrut kalo kamu seperti ini!" bentak Jerremy emosi.
"sudah tau orang terpandang tapi kelakuan rendahnya ga ketolongan!" jawab Aurel sarkas.
bugh
plak
Aurel memukul rahang Airin dan kemudian menapar Maura dengan kencang, membuat kedua orang itu meringis kesakitan.
"ini baru peringatan, kalau kalian tidak menuruti perintah saya. MALAIKAT MAUT KALIAN ADALAH SAYA!" ancam Aurel kemudian melenggang pergi kekamarnya dan disusul oleh Arka.
* * * * *
"Aurel" panggil Arka lembut seraya duduk disebelah Aurel.
"tenangin diri lo" nasihat Arka sembari mengelus punggung Aurel.
"gue ga bisa untuk ga emosi sama orang yang udah rebut milik gue, Ka" ujar Aurel dengan dada yang bergemuruh emosi.
"tenang oke?" balas Arka.
Arka tau kalau sekarang Aurel sedang ditingkat level tertinggi emosinya, level 1 emosi Aurel saja sudah menyeramkan apalagi level tertinggi seperti ini.
bisa-bisa semua penghuni hotel menjadi sasarannya.
"tenang Aurel!" bentak Arka yang melihat Aurel terus merapalkan sumpah serapah untuk kedua perempuan tadi.
"lo ga ngerasain gimana perasaan gue, Ka! hati gue sakit liat mama gue dikhianatin sama papa gue. Dia bahkan bilang kalau mau keparis buat ketemu klien sama mama gue, tapi apa? dia sekarang disini sama bicth itu seneng seneng!" balas Aurel menggebu-gebu.
"maaf" lirih Aurel setelah beberapa menit merenungkan ucapan yang ia lontarkan pada Arka.
"iya, gue ngerti" jawab Arka setelah itu mendekati Aurel dan memeluk gadis itu.