Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Entre Nous

🇮🇩Nisa_Va
--
chs / week
--
NOT RATINGS
22.5k
Views
Synopsis
Arelia Mashel Reina seperti namanya dengan makna Keistimewaan. Lia, sang gadis cantik berambut coklat yang istimewa untuk semua orang terlebih para siswa di sekolahnya. Memasuki tahun ajaran baru dan juga menduduki kelas 11 membuatnya berharap agar kehidupan di sekolahnya lebih menyenangkan. Namun sepertinya sang pencipta mempunyai alasan lain dengan cara mempertemukannya dengan lelaki yang menjadi adik kelas disekolahnya. Tak hanya itu harapan yang ia inginkan agar dapat merasa ketenangan selama di sekolah pupus saat lelaki tersebut datang dalam kehidupannya memberikan kisah tersendiri. Lelaki berambut hitam legam seperti pada malam hari dengan warna manik yang senada dengan rambutnya, lelaki yang menyimpan begitu banyak rahasia yang tidak diketahui siapa pun terkecuali sahabat dan kedua orang tuanya. Hingga suatu saat rahasia yang ia simpan rapat rapat terbongkar dan diketahui oleh Lia, pada saat itu pula konflik datang seiring waktu dengan melibatkan keduanya. Tak ada yang tau akhir dari cerita ini, berdoa saja kepada tuhan agar akhir mereka dapat berakhir sesuai keinginan mereka.
VIEW MORE

Chapter 1 - Pemilik Rambut Gelap

"Pagi Mah Pah" Sapa seorang gadis cantik yang menuruni tangga dengan seragam yang melekat ditubuhnya.

"Pagi sayang" Sapa kedua orang tuanya.

"Kamu mau makan sama apa?" Tanya Qiara, mamah dari sang gadis.

"Sama roti aja mah" Ucap gadis tersebut.

"Hari ini bukannya acara MOS ya?" Tanya Qiara sembari memberikan roti yang telah diberi selai.

"Iya mah, tapi katanya hari ini gak ada pelajaran" Ucapnya diangguki Qiara.

"Kamu pulangnya cepat hari ini?" Tanya Matteo, papahnya.

"Gak tau pah" Ucap gadis itu.

"Ya sudah nanti kabari papah ya kalau kamu pulang cepat, mungkin papah bisa jemput kamu" Ucap Matteo diangguki gadis itu.

"Mah Pah, aku berangkat sekolah dulu ya" Pamit gadis itu sembari menyalimi kedua orang tuanya.

Ia berjalan keluar rumah dan menemukan pria paruh baya yang telah mengabdi selama puluhan tahun di keluarganya.

"Pagi Pak Ali" Sapa gadis itu.

"Pagi non, mau berangkat sekarang?" Tanya Pak Ali diangguki gadis itu.

Gadis itu memasuki mobil, mobil pun keluar dari perkarangan rumah menuju sekolahnya. Waktu berjalan sangat cepat, ia telah menjadi kelas 11 sekarang dan hari ini pula kehadiran murid Kelas 10.

'Semoga, tahun ini akan menjadi tahun yang sangat menyenangkan' Ucap gadis itu dalam hati.

"Non, kita sudah sampai" Ucap Pak Ali menyadarkan lamunan gadis itu.

"Makasih ya Pak" Ucap nya sembari keluar dalam mobil. Ia berjalan memasuki sekolah dan berjalan di koridor.

"Lia" Panggil seseorang membuat sang empu menoleh ke asal suara.

"Pagi Lia" Sapa gadis bermata sipit.

"Pagi Ra" Sapa balik Lia.

"Tumben Lo Dateng pagi pagi Ra" Ucap Lia dibalas cengiran gadis bermata sipit itu.

"Biasa, gue mau lihat nih adek kelas yang sekarang. Sapa tau ada cogannya" Ucap Nara atau bisa dipanggil Ara

Lia menggelengkan kepalanya dengan tingkah salah satu sahabatnya ini "Dinda udah dateng belum ya?" Tanya Lia.

"Pasti udah dateng lah, dia kan anggota OSIS" Ucap Ara.

"Pagi Lia"

"Lia makin hari tambah cantik aja"

"Lia jangan terlalu manis dong bikin diabetes"

Ucap siswa yang berpapasan dengan Lia, sedangkan gadis itu hanya tersenyum canggung mendengarnya.

"Yaelah Li, Lo masih canggung aja kalau banyak yang ngomong kayak gitu" Ucap Ara sembari memutar matanya malas. Mereka melanjutkan jalan dan menaiki tangga hingga sampai di kelas XI IPA 2.

Kring...kring... (Suara Bel Masuk)

"Bagi anak kelas 10 diharapkan berkumpul di lapangan utama segera"

Seluruh kelas 10 berhamburan ke lapangan utama dan berbaris dengan rapih.

"Wih lebih banyak daripada tahun kita ya Li" Ucap Ara sembari duduk di depan meja Lia memperhatikan acara MOS.

"Banyak cogannya njir!" Pekik Ara kembali membuat Lia menatap ke arah Ara.

"Lo bisa gak sehari aja jangan bahas cogan?" Tanya Lia malas.

"Gak bisa" Jawab Ara polos membuat Lia mendengus.

Lia mengambil novel, ponsel dan earphone di tasnya lalu beranjak dari tempat duduk membuat Ara menatapnya heran.

"Lo mau kemana Li?" Tanya Ara.

"Ke Roftoop" Jawab Lia acuh, lalu ia berjalan meninggalkan kelas menuju tempat yang ia tuju. Ia menaiki tangga kembali, karena Roftoop sekolahnya berada di lantai 3.

Setelah sampai Lia menundukkan diri di atas bangunan, memasang earphone yang telah tersambung dengan ponselnya dan membuka novel yang berada di genggamannya.

Ia terhanyut membaca novel tersebut hingga tak menyadari jika ada orang yang duduk disampingnya. Orang tersebut terus menatap Lia dengan lekat dari samping, dengan rambut yang berterbangan kesana kemari tak membuat sang pemilik tersebut terganggu.

Karena melihat tak ada reaksi apapun dari Lia membuat orang tersebut menyelipkan rambut Lia di belakang telinga gadis itu. Sedangkan Lia terkejut akan kejadian itu membuatnya menatap ke samping. Lelaki berambut hitam gelap dengan mata yang sangat senada dengan rambutnya membuat Lia terpana akan sesaat.

Lia pun tersadar akan lamunannya dan menyadari jika lelaki disampingnya ini sangat asing baginya.

'Apa dia anak kelas 10 yang bolos?' Tanya Lia dalan batinnya sendiri.

"Lo anak kelas 10?" Tanya Lia pelan, lelaki tersebut terdiam lalu mengangguk masih dengan menatap Lia.

"Kok Lo bisa disini? Jangan bilang Lo bolos MOS?" Tanya Lia kembali namun tak dijawab oleh lelaki itu.

"Lo beneran bolos ya?" Ulang Lia lalu diangguki lelaki itu.

"Kenapa Lo ngangguk terus? Sariawan?" Tanya Lia dengan wajah lucunya, karena ia tak kunjung mendapat jawaban dari lelaki itu. Ia bangkit dari duduknya dan hendak berjalan keluar Roftoop.

Namun baru dua langkah lengannya genggam membuat Lia terhenti berjalan dan menengok ke arah lelaki aneh yang menahannya.

"Tu es entré dans ma vie" Ucap lelaki itu membuka suaranya. Lalu genggaman di lengan Lia terlepas membuat gadis itu buru buru melangkah keluar Roftoop.

Disepanjang koridor pun Lia tak henti henti nya berfikir tentang kejadian di Roftoop tadi, ia melamun hingga tak sengaja menabrak seseorang.

"Astaga Lia, Lo kenapa ngelamun pas jalan gini coba? Untung aja Lo nabrak gue kalau orang lain gimana?" Cerocos Ara namun tak dihiraukan Lia.

Ara mengerutkan dahinya melihat wajah Lia "Li, Lo kenapa?" Tanya Ara sembari melambaikan tangannya di depan wajah Lia.

Lia kembali tersadar lalu menatap ke arah Ara "Ara?"

Ara menghela nafas nya "Lo mikirin apa sih sampe ngelamun gitu?" Tanya Ara.

"Enggak gue gak mikirin apa apa" Jawab Lia bohong.

"Tadinya gue mau nyusul Lo ke Roftoop buat ngajak ke kantin, tapi Lo udah turun dari Roftoop" Ucap Ara.

"Ya udah ayo ke kantin" Ajak Lia cepat lalu berjalan bersama Ara.

Setelah sampai di kantin mereka memesan makanan masing masing dan memakannya. Di acara makan mereka perempuan dengan almameter berlambangkan OSIS menghampiri mereka.

"Ke kantin gak ngajak Lo pada" Gerutu nya kepada Lia dan Ara sembari menundukkan diri.

"Lo kan lagi ngurusin acara MOS, ya kali kita ajak Lo makan" Ucap Ara.

"Gimana acara MOS nya?" Tanya Ara.

"Biasa, cuman sekarang ada yang beda" Ucap perempuan itu.

"Banyak cogannya gak?" Tanya Ara kembali.

"Hm.. lumayan lah" Jawab perempuan tersebut.

Perempuan tersebut menatap Lia yang sedari awal hanya diam "Kenapa Lo Li? Tumben diem aja" Ucap perempuan tersebut.

"Gak tau tuh, pas dia habis dari Roftoop dia jadi aneh" Ucap Ara.

'Cowok itu ngomong apa ya? Duh kenapa sih dia harus pake bahasa lain kenapa gak pake bahasa Indonesia aja? Kan gue jadi gak tau dia ngomong apa' Gerutu Lia dalam hati.

"Li" Panggil perempuan yang berada di sebelah Ara.

"Eh, kenapa Din?" Tanya Lia saat tersadar.

"Lo kenapa sih? Ngelamun terus" Ucap Dinda.

"Gue gak apa apa kok, em... Lo gak ngawasin acara MOS?" Tanya Lia mengalihkan pembicaraan.

"Enggak, udah diawasin anggota lain" Jawab Dinda diangguki Lia.

"Nggak mesen makanan Lo?" Tanya Ara sembari memasukan bakso kedalam mulutnya.

"Bentar gue pesen dulu" Ucap Dinda sembari beranjak memesan makanan.

"Li, nanti habis pulsek jalan jalan yuk" Ajak Ara.

"Kayaknya gak bisa deh, soalnya kalau pulangnya awal bokap gue mau jemput" Ucap Lia diangguki Ara.

Dinda kembali ke meja Ara dan Lia dengan tangan yang membawa nampan berisi makanannya. Mereka kembali memakan makanan dengan hening.

Ditengah tengah acara makan seorang siswi yang memakai almameter OSIS menghampiri meja mereka.

"Din, Lo dipanggil sama Randi" Ucap siswi tersebut.

"Ck! Gw lagi makan juga, yaudah bentar nanti gue nyusul" Ucap Dinda, lalu siswi tersebut berlenggang dari kantin.

"Huh baru juga gue makan bentar udah dipanggil lagi" Kesal Dinda.

"Ya udah Lo samperin Randi gih daripada dia nunggu lama" Ucap Lia.

Dinda beranjak dari meja Lia dan Ara berjalan meninggalkan kantin, dan hanya tersisa Lia dan Ara. Setelah mereka selesai makan, Ara dan Lia keluar dari kantin.

"Hai Lia" Sapa lelaki yang berada di depan mereka.

"Hai" Sapa kembali Lia.

"Ini ada coklat buat Lo" Ucap lelaki tersebut sembari mengulurkan sebuah coklat.

Lia menerima coklat tersebut sembari tersenyum "Makasih" Ucap nya.

"Gue duluan ya Li, jangan lupa dimakan coklatnya" Ucap lelaki tersebut sembari tersenyum manis yang membuat kaum hawa terpekik akan ketampanan lelaki itu.

Lelaki tersebut pergi meninggalkan Lia dan Ara, sedangkan Ara menatap Lia dengan tatapan menggoda.

"Cie.. yang dapet coklat dari Galang" Goda Ara.

"Apaan sih Ra, dia cuman ngasih coklat doang" Ucap Lia dibalas gelengan oleh Ara.

"Ini nih definisi orang gak peka, udah tau si doi suka sama lo eh Lo nya malah gak peka" Ucap Ara sembari berkacak pinggang.

"Udah ah, ayo ke kelas" Ucap Lia memutus pembicaraan.

"Li" Panggil Ara. Mereka sudah berada di kelas, dengan Ara yang duduk di bangku depan Lia sembari menghadap ke Lia.

"Hm" Gumam Lia yang masih fokus dalam novelnya.

"Menurut Lo gimana kalau ada cowok yang suka sama kakak kelas nya?" Tanya Ara tiba tiba.

"Menurut gue itu hal yang wajar, kenapa Lo tanya kayak gitu?" Tanya balik Lia masih fokus kepada novel.

"Ya gak apa apa sih, cuman kemarin gue habis baca novel. Ceritanya ada adek kelas cowok yang suka sama cewek yang jadi kakak kelasnya. Sumpah tuh cerita seru banget" Ucap Ara bersemangat.

"Oh" Ucap Lia singkat.

"Gue kadang kadang suka berharap kalau cerita yang gue bacain itu ada di dunia nyata. Walaupun bukan gue langsung yang ngalamin tapi seenggaknya gue pernah ikut andil di sana kayak misalkan Lo yang ngalamin gitu" Ucap Ara membuat Lia menatap Ara tajam.

"Maksudnya?" Tanya Lia.

"Ya, maksud gue tuh misalkan kejadian itu terjadi sama Lo gue juga gak masalah. Yang penting gue pernah kejadian itu" Ucap Ara membuat Lia menghela nafas nya kasar.

"Gak semua kejadian di dunia nyata seindah di dunia novel Ra, kalaupun iya gue lebih memilih kehidupan biasa pada umumnya daripada harus seperti di dunia novel" Ucap Lia dengan serius diangguki Ara.

"Woy!" Panggil seseorang membuat Ara terkejut tapi tidak dengan Lia.

"Ngagetin aja sih Lo Din" Kesal Ara kepada Dinda yang tertawa.

"Sorry sorry" Ucap Dinda sembari duduk di sebelah Lia.

"Lo habis ngapain?" Tanya Ara.

"Oh tadi Randi bilang katanya ada yang bolos pas MOS" Ucap Dinda santai.

"Hah ada yang bolos?" Ulang Ara diangguki Dinda.

"Bar bar banget hari pertama udah bolos" Ucap Ara.

"Iya, tapi kita belum tau siapa yang bolos. Randi sama anak lain lagi pada nyari tau" Balas Dinda.

"Eh Lo tau gak, katanya ada anak salah satu donatur besar di sekolah ini" Lanjut Dinda.

"Wah beneran? Cowok apa cewek?" Tanya Ara beruntun.

"Katanya sih cowok" Jawab Dinda.

"Pasti cogan" Ucap Ara dengan tatapan berbinarnya.

Sedangkan Lia dan Dinda menggelengkan kepalanya 'Cogan  lagi' Batin mereka bersama.

"Lo tau namanya siapa Din?" Tanya Ara kembali menatap Dinda dengan berbinar.

"Enggak, kenapa emang?" Tanya Dinda.

"Ya gak apa apa, siapa tau gue bisa deketin" Ucap Ara sembari memperlihatkan deretan giginya.

"Walaupun Lo tau dia siapa, belum tentu dia bakal tau Lo" Ucap Dinda telak. Lia tertawa kecil melihat reaksi Ara yang berubah drastis.

"Jahat Lo Din, harusnya sebagai sahabat Lo tuh dukung gue bukan ngejekin gue" Kesal Ara.

"Malah gue baik sama Lo, gue nyadarin Lo kalau dia belum tentu tau siapa Lo. Jadi gue gak jahat ya" Balas Dinda membuat Ara mendengus.

"Lia tuh sahabat Lo nyebelin banget" Adu Ara kepada Lia.

"Kalau Dinda sahabat gue Lo siapa gue dong?" Tanya Lia membuat Ara bertambah kesal.

"Nyebelin banget sih Lo berdua" Ucap Ara bangkit dari kursi menuju mejanya meninggalkan Lia dan Dinda yang tertawa sembari bertos ria melihat kekesalan Ara.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.