Iringan pelayan yang membawa sarapan pagi berbaris rapi lalu meletakkan makannanya di meja indah itu. Kepala pelayan menjentikkan tangannya, isyarat bahwa mereka harus segera pergi karena keluarga kerajaan aka segera sarapan pagi. Tak lama, yang ditunggu pun datang. Kali ini ada Nona Kyle.
Mereka pun duduk. Raja Xyloz dan Ratu Jelayne nampak berseri-seri. Bagaimana tidak? Malam purnama tadi menjadi tanda bahwa putranya, Pangeran Aloux akan membawa kejayaan bagi kerajaan siluman serigala.
"Pangeran Aloux, selamat ya … sebentar lagi Pangeran akan segera dinobatkan menjadi Raja," ucap Nona Kyle.
Pangeran Aloux berdehem. Ia masih tidak menyangka bahwa ia bisa menaiki gunung batu Voulyne. Ya … gunung itu memang tidak bisa didaki sembarangan. Pada bulan purnama, hanya serigala yang akan menjadi pemimpin yang mampu mendaki sampai puncaknya. Selama ini, hanya ayah dan ibunya saja yang mampu menaiki gunung itu.
"Aku tidak menyangka, Kyle … momen itu akan secepat ini," sua Raja Xyloz.
"Bagaimana? Kamu sudah memiliki kriteria pelayan yang cocok dengan Pangeran Aloux?" tanya Ratu Jelayne.
Nona Kyle tersenyum, "Tentu. Itu alasan saya kesini."
Mendengar itu, Pangeran Aloux menoleh pada Nona Kyle. Pelayan pribadi dari bangsa manusia? Pangeran Aloux belum pernah memilikinya. Tapi ia tidak seantusias itu. Baginya baik itu pelayan dari bangsa manusia ataupun dari bangsanya sama saja. Bahkan Pangeran Aloux tidak terlalu suka dengan banyak pelayan. Ia lebih suka sendiri dan berburu. Itu kenapa walupun ia memiliki banyak pengawal dan pelayan pribadi, tidak terlalu di pakai.
"Pelayan pribadi lagi? Aku sudah punya banyak," komentar Pangeran Aloux.
Semua tertawa. Tentu saja Pangeran Aloux heran. "Pelayan ini penting untuk kemajuanmu, Aloux. Kita sebut saja jimat keberuntunganmu," papar Raja Xyloz.
"Kamu akan menjadi Raja. Maka segala apa yang berada di dekatmu harus memberikan keberuntungan padamu," timpal Ratu Jelayne.
"Beruntungnya, Pangeran Aloux ditakdirkan memiliki banyak keberuntungan. Saya harap hal baik ini akan segera mengantarkan kita pada kejayaan," ucap Nona Kyle. Ia mengangkat gelas minumnya ketika Raja xyloz pun melakukan hal yang sama. Mereka pun larut dalam hidangan sarapan pagi yang di dominasi daging itu.
********
Cataleeya memegang dadanya. Rasanya jantungnya itu benar-benar akan copot. Bagaimana tidak? Untuk pertama kalinya, ia melihat bagaimana siluman serigala itu berubah wujud. Selama dia di dunia ini, ia belum pernah melihat bagaimana perubahan wujud para siluman serigala itu.
Sekarang ia harus belajar terbiasa karena memang kedepannya ia akan tinggal di kastil ini. Ya, ternyata harapannya terkabul. Nona Kyle memberitahunya kalau ia cocok bekerja di kastil Dyroudram. Yang lebih mengejutkan lagi … ia ternyata mejadi pelayan pribadi seorang pangeran! Entah mimpi apa Cataleeya semalam. Nasibnya benar-benar mujur! Setidaknya begitulah kata Wynn.
"Kamu kenapa melamun? Cepat! Kamu dipanggil untuk menemui Pangeran Aloux," ucap Kepala Pelayan Kastil Dyroudram. Cataleeya yag mendengar perintah langsung terburu-buru keluar dari kamarnya.
Cataleeya pun mengikuti Kepala Pelayan. Selama perjalanan, ia menoleh kesana-kemari dan beberapa kali harus menutup matanya karena serigala yang berlalu lalang. Ah … ia belum terbiasa. Sungguh.
Pintu itu terbuka setelah dua pengawal yang menjaganya membuat perintah untuk membuka pintu. Sesaat, Cataleeya terpesona. Beginikah kehidupan kerajaan? Cataleeya baru merasakannya karena dulu saat di dunia manusia ia hanyalah seorang rakyat biasa yang kebenaran, ia lahir ketika binta Pentragon melintas. Entah itu bentuk keberuntungan atau kesialan.
"Perhatikan sikapmu dan jangan buat masalah," ucap Kepala pelayan.
"Baik, Nona Ohern."
Cataleeya berjalan dengan menunduk. Begitulah seorang pelayan yang akan menghadap tuannya. Terlihat, Nona Kyle beranjak dari tempat duduknya. Gaunnya sedikit bergerak mengikuti pergerakan yang ia buat.
"Inilah yang saya bawa, Yang Mulia … pelayan pribadi yang akan memberikan keberutungan pada Pangeran Aloux. Namanya Cataleeya." Perkataan Nona Kyle itu sukses membuat Cataleeya tertegun. Keberuntungan? Cataleeya tidak percaya apa itu keberuntungan. Karena selama hidupnya Cataleeya tidak pernah beruntung. Cataleeya hanya menjadi seseorang yang terbelakang dari teman-temannya di dunia manusia sana.
"Aku percaya padamu, Nona Kyle. Kamulah seorang pemilih yang baik. Instingmu tajam. Kamu tahu mana yang cocok dan tidak."
"Saya tersanjung atas pujian Yang Mulia …."
"Kamu memang patut di sanjung Nona Kyle …," ucap Ratu Jelayne.
"Apa yang kamu inginkan, Kyle? Bilang saja pada Tuan Frone,"
"Ah, tidak perlu repot-repot Yang Mulia … saya hanya menjalankan tugas."
"Tidak usah sungkan, Nona Kyle. Kamu patut diberi hadiah. Ayo apa yang kamu inginkan?" tanya Ratu Jelayne.
Nona Kyle tidak langsung menjawab. Ia menahan napas sebentar. Lalu dengan nada mantap ia berkata, "Sebagai hadiah, jaga anak itu baik-baik karena saya tidak tahu kapan yang seperti ini muncul dalam waktu dekat, Yang Mulia …," tatapan Nona Kyle penuh arti.
"Tentu. Kamu tidak perlu khawatirkan hal itu," ucap Ratu. Raja pun menyetujui hal itu.
Sedangkan Pangeran Aloux diam seribu bahasa. Semenjak ia melihat siapa yang menjadi pelayannya kali ini, Aloux diam. Rasa marahnya muncul karena pelayan itu yang membuat ia jatuh tersungkur ketika malam purnama tadi. Ketika Raja dan Ratu mengagung-agungkan malam purnama tadi karena Aloux mmapu mendaki GUnung Voulyne, Aloux sendiri sebenarnya malu. Malu karena perbuatan ceroboh gadis itu, ia harus jatuh tersungkur dan mendapat luka di tangannya.
Pangeran Aloux beranjak. "Apakah acaranya sudah selesai? Saya harus berburu hari ini."
"Kalau begitu, pergilah, bawa tangkapan yang banyak. Kita akan pesta mala mini," ucap Raja xyloz.
Pangeran Aloux turun dari singgasannaya. Ia berjalan dan tidak menoleh sedikitpun pada Cataleeya. Hal itu membuat Cataleeya bingung apakah harus mengikutinya atau tidak. Tapi tangan Kepala Pelayan itu mengibas, seakan memberi isyarat untuk Cataleeya pergi. Akhirnya ia pun pergi.
Cataleeya mengikuti Pangeran Aloux yang berjalan dengan cepat. Masih dengan kepalanya menunduk, Cataleeya berusaha tetap mengimbangi langkah Aloux yang terkesan sengaja membuatnya terseok-seok. Sepertinya Aloux kurang menyukainya, pikir Cataleeya saat itu.
Pangeran Aloux berbelok. Cataleeya pun berbelok. Hingga pada akhirnya merkea sampai di sbeuah ruangan megah. Tiba-tiba saja Pangeran Aloux duduk di sebuah kursi. Cataleeya berhenti. Ia heran. Pasalnya Pangeran Aloux ini akan bebruru tapi kenyataanya malah duduk dan menatap intens kepadanya.
Cataleeya memberanikan diri untuk menatap Pangeran Aloux. "Bukankah …"
"Kamu tidak sopan menengadah ketika Tuanmu ini tidak menyuruhmu menengadah," tandas Pangeran Aloux yang membuat Ctaleeya segera menunduk kembali.
"Maaf, Pangeran …."
"Permintaan maaf diterima. Hanya saja kesalahanmu itu banyak!"
"Banyak?" Cataleeya menatap Pangeran lagi. Lalu ia buru-buru menunduk kembali saat sadar ia tidak boleh menengadah.
"Pikirkan apa kesalahanmu sebelum aku menghukummu!"
"Ta—pi Pangeran …"
"Aku bilang …," ucapan Pangeran Aloux itu tertunda. Ia beranjak dan melangkah mendekati Cataleeya. Otomatis, Cataleeya mundur.
"Pangeran …," ucap Cataleeya mencicit. Ia merasa sangat terintimidasi oleh sikap Pangeran Aloux. Sepertinya masuk ke kastil ini adalah sebuah kesialannya bukan keberuntungannya.
Bug.
Cataleeya tersudut. Badannya sudah menempel di dinding tapi Pangerannya itu tetap berjalan mendekatinya. Apa yang kaan dilakukannya? Mungkinkah ia akan di bunuh? Gumamnya dalam hati.
"Pangeran …."
Tubuh Cataleeya menegang. Darahnya membeku. Jarak antara dirinya dengan Pangeran Aloux semakin terpangkas. Cataleeya bingung harus berbuat apa. Apalagi sekarang Pangeran Aloux semakin menatapnya dengan intens.
"Pikirkan … karena aku benci orang yang tidak menyadari kesalahannya," ucap Pangeran. Hanya saja perkataan itu tak masuk ke otaknya. Cataleeya lebih dulu panik karena wajah pangeran terlalu dekat dengannya. Entah dapat kekuatan dan keberanian dari mana, Cataleeya malah mendorong Pangeran Aloux hingga jatuh tersungkur.
GEDEBRUK!
"CATALEEYA!"
*********
100820, Bdg.