Chereads / Pak Guru Aku Mencintai Mu / Chapter 25 - Bab 25

Chapter 25 - Bab 25

Beberapa hari ini, kami begitu disibukan oleh persiapan pernikahan.

Padahal ijazah saja belum di tangan namun...

"Engak!."

"Kalau yang ini?"

"Terlalu kuno."

Ucap ku saat kami melihat-lihat baju pernikahan.

"Terus yang mana?."

Kata ia sedikt kesal, aku hanya bilang terserah ia saja, mendengar itu ia hanya bisa menghembuskan nafas panjang seraya melihat-lihat baju pengantin.

Cukup lama kami berdebat tentang ini,

gak cocok lah, kuno lah, motif atu corak nya gak sesuai selerah.

Begitu lah kata ku, Awalnya ia begitu kesal, namun ia tahan semua itu.

"Hem... Ini cocok kayak nya." Kata kami berdua.

Hah...

Hari yang melelahkan ini belum berakhir saat kami belum duduk di pelaminan.

Beberapa hari ini, aku dan dia menghabisi waktu untuk mengurus semua keperluan untuk repsepsi pernikahan.

Bukan beberapa hari sih, namun hampir satu bulan.

"Kakak ini gimana?"

tanya ku pada kakak, tentang beberapa masalah yang kami hadapi.

"aku mau nya pelaminan model begini."

Kata ku membantah apa yang ia inginkan, akhirnya ia hanya menuruti saja kemau'an ku.

Huh... Aku gugup saat sebelum hari H, aku tak bisa tidur, apa lagi sebelum repsepsi kami harus mengikuti ijab kabul yang di buat bersamaan dengan acara repsepsi pernikahan kami,

huh...

Apakah pak guru akan banyak melekaukan kesalahan?

Aku harap ini berjalan lancar.

"Saya nikahkan Ania Asandra binti Rahmat".

"Bukan nikahkan, tapi terima nikah dan kawainnya".

Ucap penghulu saat ia salah mengucap ijab kabul, semua orang yang hadir direpsesi ijab kabul kami berdua tak henti tertawa,

bahkan ada tawaan yang cukup keras.

"Saya terima nikah dan kawinnya Ania Asandra Binti Rahmat, dengan Maskawinnya yang tersebut diatas tunai."

"Sah?."

"SAH!"

jawab serempak orang yang jadir disana, kami tak henti mengucap rasa sukur atas kelancaran ini,

Hah...

Menyalami tamu undangan, guru-guru sekolah kami pun ikut hadir, dan tak terkeculali teman-teman sekolah ku pun ikut Hadir juga.

"pak kok tamu nya banyak sih?."

Aku bertanya ke padanya, lalu aku duduk di kursi pelaminan, ia pun ikut duduk juga, mengipasi wajah ku agar keringat tak meluntur kan dandanan yang membahana ini.

"Coba kamu lihat itu."

Ucap nya berbisi di telinga menyuruh ku melihat kearah yang ia tunjuk, rupa nya kakak ku dan suaminya yang ia tunjuk itu.

Melihat gerak-gerik kakak dan suami nya, Ah...

Sungguh iri aku melihat tingkah laku mereka, Aduh...

Mereka melebihi kami berdua,

sungguh mengelikan bila melihat kemesraan itu.

Perlahan-lahan matahari tengelam semua tamu tak ada lagi, hanya ada sanak saudara, yang membantu berberes, membereskan semua kekacauan ini, aku dan pak guru juga ikut membantu.

Akhirnya jam 10 malam kami selesai membereskan ini semua,

hu... Rasa letih mulai menjalar di sekujur tubuh, namun sebelum itu,

kami semua ikut menyantap hidangan yang masih tersisa, ada juga yang membawa pulang sisa makanan itu.

"Sayang ini taruh dimana?."

Tanya ia kepada ku,

"terserah." jawab ku lalu masuk ke dalam rumah, untuk cepat-cepat tidur.

"Sa...yang..."

sebuah pelukan ditubuhku, ia memeluk tubuh ku, mengajak diri ku untuk masuk ke kamar.

"Eh... Anu."

Aku sedikit gugup saat ia membaringkan tubuh ku ke seperingbad,

"Maaf bila aku tak sesuai dengan apa yang bapak pikirkan, aku cukup tak mengerti dengan hal ini".

Ucap ku kepada nya dengan malu aku palingkan wajah ku ke arah lain.

"Aku juga sama seperti mu, aku masih hijau akan hal ini.

Jadi bukankah kita sama-sama tak mengerti, maka..."

ucap nya namun tak dilanjutkan oleh nya melainkan mulai menciumi ku.

Malam yang panas, aku berharap dengan bersatunya kami berdua, aku dan dia akan hidup bersama untuk sisa cerita kehidupan ini.

"Tahan ya..." hanya itu yang aku dengar sebelum semua ini di akhiri di malam ini