Chereads / Pak Guru Aku Mencintai Mu / Chapter 26 - Bab 26

Chapter 26 - Bab 26

Aduh...

Rasanya pinggang ku mau patah,

ah!

Malam yang melelahkan, sebenarnya aku tak ingin bangun,

aku rasa aku harus tidur seharian penuh, tapi dia pak guru mengacaukan rencana ku.

"Masak apa?"

"Manasin lauk sisa kemaren"

Jawabku kepadanya

"jangan..."

cegahku saat ia mulai memeluk dan mencium leher ku,

Huh! rasanya cukup geli dan merinding di sekujur tubuh saat ia melakukan itu.

Ia terus memeluk ku, bahkan saat aku berjalan ia tetap memeluk tubuhku,

AH! Rasanya ini merepotkan.

Makan udah, mencuci udah, apa lagi yang harus ku kerjakan?.

Kulihat ia yang sedang menatapi layar leptop, cukup serius tak seperti biasanya.

Lalu perlahan aku dekati dirinya.

Ku lihat wajahnya dengan seksama, menyadari bahwa aku sedang memperhatikan nya, membuat ia salah tingkah.

Hahahahaha...

Aku terus saja tak berhenti tertawa,

lalu...

Huh!

Bibir lembut nya ku rasakan begitu nikmat saat kami berciuman, mata aku pejamkan menikmati ciuman itu.

Ah...!

Rasanya darah ku mengalir begitu cepat, nafas yang mulai memburu dari kami berdua, lalu ia mengajak ku untuk masuk ke kamar, awalnya aku menolak,

namun, Ia tak kehilangan akal, ia gendongi diri ku.

"Anu. Aku masih gugup, aku..." ucap ku namun tehenti oleh ciuman darinya.

"Aku juga sama, aku gugup dan malu saat meliat wajah ini (sambil membelai wajahku) apa kita lanjutkan, aku bisa menahan nya bila kamu sudah lelah akibat semalam."

"Apa kamu bisa, kalau tidak, kamu boleh melanjutkan nya".

Perlahan baju ku terlepas, aku merasakan kehangatan dalam dekapan nya, peluh keringat dari tubuh kami terasa begitu lengket.

Ah!

Aku merasa lelah sekali, saat aku terbangun ia masih tidur dengan tetap memeluk diri ku,

"Aku mencintai pak guru" bisik ku, lalu mengecup keningnya, dan kemudian berbaring lagi.

Seminggu sebelum pernikahan, sebenarnya aku menyempati diri mengunjungi mereka, minta restu kepada keduanya.

"Ayah, ibu! Apakah di sana cukup menyenangkan?

Aku harap begitu.

Aku akan manikah ayah, ibu.

Aku harap dengan pernikahan ini, aku bisa menepiskan kesendirian dalam diriku, selepas kepergian kalian berdua.

aku selalu berdoa, agar tuhan menepati janjinya, aku harap di kehidupan selanjutnya kita akan berkumpul bersama lagi dalam satu keluarga yang utuh."

Aku merasa semua ini begitu cepat, ditinggal oleh kedua orang tua, lalu menikah dengan pak guru.

Semua ini sungguh cepat bagi ku.

Melihat wajah beliau saat tertidur pulas, sungguh ini bukan lah mimpi.

terlintas niat untuk jahili beliau, aku pun mengambil pulpen.

Perlahan-lahan dan dengan hati-hati aku menggambari wajahnya, menuliskan sesuatu diwajah beliau.

Hehehe...

Rasanya begitu menyenangkan menjahili pak guru.

Pasti saat bangun nanti ia akan berteriak histeris, aku harap aku bisa melihat wajah bodohnya itu.

Hari mulai sore, langit mendung dikala sore, membuat aku malas untuk berajak dari tempat tidur, dan beliau masih saja tidur.

"ah. Air minum habis"

ucap ku saat aku menengak gelas kosong, lalu ku taruh lagi gelas itu di meja yang berada di samping tempat tidur, malas rasanya aku beranjak dari tempat tidur.

"Owah...!" aku perlahan-lahan mulai menutup mata.

Jalan hitam penuh kerikil.

Kaki mulai luka dan berdarah.

Tapi niat masih tetap melanjutkan perjalanan.

Terjatuh, luka di sekujur tubuh.

Bangkit, dan terjatuh lagi, lalu bangkit lagi.

Jalan masih panjang, dan luka mulai mengering.

Ada kala ingin menyerah dengan ke adaan.

Namun niat itu tak terlalu kuat untuk bisa menguasai diri.

Bangun!

Selalu menyemangati diri saat terjatuh di jalan.

Jangan menyerah!

Semua butuh perjuangan, hidup tanpa ada perjuangan?

Mustahil adanya.