Chereads / Pak Guru Aku Mencintai Mu / Chapter 31 - Bab 31

Chapter 31 - Bab 31

"Aku datang hari ini."

Ucapku saat ia mulai membaringkan ku ditempat tidur,

"Oh. Baiklah."

Hanya itu yang ia ucapkan, nampaknya ia sedikit kecewa, lalu...

"mau cara lain?"

tanya ku, mendengar perkatan itu ia cukup terkejut.

"Maksudnya?"

kemudian aku mendekati-nya, berbisik ditelinga-nya.

"Dari pada pakai tangan sendiri."

Ia tertawa akan ucapan ku.

"Kamu ini..."

kata ia mencubit hidung ku.

Hari ini kuliah lagi, aku rasa aku mulai tak menikmati masa kuliah ku ini,

kenapa?

Karena aku tak mempunyai teman, akibat dari penjagaan super ketat ini.

Hu... Rasa nya masa-masa perkulihaan ku akan menjadi membosankan.

Hari ini sungguh melelahkan, berkutat dengan dunia perkuliahan,

hah...

Sungguh melelahkan, aku pikir dulunya kuliah ini mengasikkan.

namun, itu dulu sekarang aku rasa ini sangat tak mengasikkan.

Saat aku pulang aku merasa ini tambah berat saja,

huh! Ia sungguh tak tau dimana ia harus tidur.

"yang bangun, sayang bangun...!"

ucapku membangunkan nya,

ku goyang-goyangkan tubuhnya namun, hanya.

"eh, iya, nanti."

Itu saja yang ia ucapkan.

"Jangan tidur di sopa, masuk gih ke kamar." Tapi jawaban nya masih tetap sama.

Mungkin ia lelah harus bekerja di dua bidang pengusaha dan guru.

Aku langsung saja terpikirkan tentang ku, maksudnya ia bekerja di dua bidang pekerjaan saja tak pernah mengeluh, sedangkan aku...

Aku merasa iri kepadanya.

"baiklah, aku rasa hari ini kita sama-sama lelah."

Ucap ku dan duduk di dekatnya.

Mencoba mengapai mimpi walau itu belum pasti,

berlari hingga ke ujung jalan kehidupan, menggenggam mimpi ditangan, namun tampa sadar di ujung jalan ada jurang yang menganga.

terjatuh ke dalam jurang, tubuh terhempas remuk kan tulang.

Apakah hidup hanya seperti ini, lahir ke dunia, belajar, bekerja terus mati?

Aku rasa itu sama sekali tidak sedimikian.

Hanya kalian yang tau dengan diri sendiri.

Hari sudah malam, ia pun terbagun dari tidurnya.

Tak ada yang sepesial di malam ini seperti biasanya saja.

Selalu bercanda, bermain game, ataupun menonton tv.

Hari-hari terus berganti tanpa di sadari.

Langit tetap sama, berwarna biru cerah hanya awan nya saja yang berubah bentuk dan warna.

Mungkin alam semesta kini mulai menjauh, atau pun bintang baru kini banyak bermunculan di alam semesta yang luas ini.

Tahun baru untuk sekian kali nya datang ke padaku, aku bersukur aku masih di beri umur panjang dan dapat melihat pergantian tahun.

Namun, aku juga cukup sedih bila harus mengenang ditahun ini ayah dan ibu yang sudah tiada.

Mencoba tabah walau hati merana, sangatlah menyakitkan

"Waw...!

Kembang apinya sungguh indah!"

ucap ku mengagumi ke indahan kembang api dilangit malam, penuh warna dan beragam rupa nya.

"Ya indah."

Ucapnya lalu mengajak ku untuk duduk di rerumputan, kami tetap melihat keatas, maksudku melihat kembang api.

"Kembang api itu indah dan penuh warna. namun, saat saat ia hilang rasanya dalam diri ini juga ada yang ikut menghilang."

Aku tak menggerti apa yang ia bicarakan itu.

Sesudah puas melihat kembang api kami pun membakar...?

Gimana ya nyebutinya sungguh capek bila harus menulis satu-persatu apa yang kami bakar itu (makanan).

Pokoknya banyak lah.

Mengajak beberapa pegawainya, kami mengadakan pesta kecil dimalam tahun baru.

Huh...! Pasti ujung-ujungnya aku akan membersihkan kekacauan ini.

"coba kamu lihat manusia dari pelanet-palnet yang ada di tatasurya kita, apakah masih ke lihatan?

coba kamu lihat manusia dari luar tata surya kita apa kelihatan?

coba kamu lihat manusia dari galaksi tetanga bima sakti, apa kelihatan?

bahkan bumi pun sudah tak nampak.

Manusia itu, lebih kecil dari bakteri bila kamu melihat dari titik yang aku sebutkan itu."

Pak guru.