Akhirnya tugas ini selesai walau harus menghabiskan waktu ku, pak guru pun pulang karena sudah begitu sore, ibu ku karena masih dalam penyembuhan ia terus berbaring dalam kamar, kini rumah ini begitu sunyi.
Hanya ada suara alat masak dari arah dapur, rupanya kakak ku sedang memasak aku dengan inisiatif aku ikut membantu kakak ku. Dalam waktu itu kami mengobrol tentang banyak hal hingga.
"Kakak, aku tak pernah mendegar kakak mempunyai kekasih?". Ucap ku di sela memotong sayur.
"Heh!".
"Jangan Eh! saja, apakah tak ada yang kakak cintai, atau orang yang mencintai kakak?".
Tanya ku.
lalu ia menjawab
"ada kok". Tapi katanya untuk apa aku menanyakan itu?
Aku hanya tersenyum lalu mengoda kakak ku.
"Apakah kakak ingin ia direbut oleh orang lain?
apakah kakak tak ingin mengengam tangan nya?
atau menciumi nya.?"
Mendegar perkataan ku membuat ia tertunduk seakan ada yang ia pikirkan.
"belajar memang penting tapi cinta juga penting kakak".
Ucap ku dengan sedikit tertawa.
Huh... Lagi-lagi hujan turun di pagi hari kenapa.
Aku berjalan dengan menyeker,
sepatu ku, aku jinjing angar tak basah,
tas yang aku taruh di plastik berukuran besar, rasanya aku ingin sekali tak masuk hari ini, tapi...
Apa bila aku tak masuk dan pak guru mencari ku yang tak berada di sekolah,
lalu mengetahui bahwa aku tak masuk hari ini,
sudah dipastikan ia akan memarahiku.
Huh..
serba salah, apa lagi ini adalah hari yang dimana beliau mengajar di kelas ku.
huuuu...
Dingin sekali, hingga menusuk ketulang ku, kaca jendela kini basah akan air hujan saat aku sentuh permukaan nya,
Hi... sebegitu dingin seperti es saja.
"Mau kemana?".
Tanya beliau saat aku berpapasan di lorong kelas, aku jawab ingin ke kantin, namun tiba-tiba tangan ku di gengam nya, lalu ia seret diri ku ke sebuah ruangan, peribadi nya.
Tak perlu kekantin katanya, karena ia membawa bekal makan siang untuk ku.
Mumpung rezeki aku pun langsung memakannya.
"Kamu ini..."
Tangan halus nya menyentuh bibirku dan menyapu sisa makanan yang lengket di bibir ku,
Aduh... Jantungku berdegup kencang saat di perlakukan seperti itu, rasanya ini memalukan tapi sekaligus membuat aku senang.
"cup".
Ia mengecup kening ku dengan lembut.
ah...
Kenapa ini begitu terus ia lakukan, apakah ia ingin aku mati karena jantung ku tak kuat lagi berdegup?
"Pak, kenapa bapak mencinta saya?".
Tanya ku dengan merapikan meja diruangan itu, setelah selesai makan.
ia tak menjawab sejenak pertanyaan ku melainkan duduk di kursi miliknya, lalu berkata apakah cinta harus mempunyai itu, harus punya penjelasan?.
Lalu ia berkata lagi kalau sudah cinta ya apa boleh buat.
istirahat usai kini jam terakhir dimana di sini lah ujian kefokusan di uji sedemikian, antar fukus belajar atau fokus pada kata pulang.
Ah...
Akhirnya waktu pulang pun tiba, cahaya mentari samar-samar terlihat dari balik gorden.
Kulihat kakak ku sedang sibuk akan sesuatu, lalu perlahan ku dekati dirinya,
"Ya ampun... Kakak?".
Ucap ku mengagetkan dirinya, sontak saja ia menyembunyikan Hp miliknya.
Lalu aku pun tertawa terbahak-bahak, aku tak menyangka kakak ku bisa jatuh cinta, mungkin jika kalian melihat pesan dari hp nya kalian akan geli, bagai mana tidak kata nya sungguh mengelikan.
"Eh... Ehem..." kini aku punya bahan untuk balas dendam kepadanya.
Ya ampun aku sungguh tak menyangka.
Sungguh aku tak menyangka bahwa kakak sedang jatuh cinta.