Saat aku terbangun ia masih tertidur di pundak ku, karena aku tak tega membangunkan nya akhirnya aku biarkan itu, dan menunggu dirinya terbangun.
Dalam suasana itu aku berpikir apakah benar aku mencintainya, aku berpikir dari mana awal mula hubungan ini, atau siapa yang lebih dulu mencintai?
Namun itu tak perlu ku jawab, mungkin tak akan pernah aku jawab.
Bagi ku cukup begini saja, maksudku hubungan ini cukup membuat diriku bahagia jadi untuk apa semua pertanyaan itu.
Aku harap dia (pak guru) adalah orang yang tepat bagi ku.
Rasa cinta mungkin tak bisa di ungkapkan dengan kata, namun bisa di lihat dari tindakan.
Jika mencintai seseorang bukan kah kita akan senang jika selalu berada disisinya?.
Namun aku cukup takut bila harus membicarakan kata cinta, bagi ku cinta bagai sebuah layang-layang, yang benang nya bisa saja lepas dari gengaman jika kita tak erat mengengamnya.
Namun aku juga tau bahwa setiap kebahagian selalu saja di akhiri dengan kesedihan, tak kan ada kebahagian yang kekal di kehidupan ini, tapi untuk menikmati kebahagian ini sebelum kebahagian ini hilang dari ku adalah hal yang terbaik.
Sebanarnya arti kebahagian itu sendiri ialah, saat kebahagian itu hilang dari kita.
"Aku cinta pak guru".
Ucap ku sedikit berbisik di telinganya lalu ku cium rambut nya itu.
Aku masih merasa bedebar saat didekat beliau, sungguh aku masih merasakan itu sampai sekarang ini.
Mungkin kah?
Menatapi wajah nya dikala tertidur, aku tak pernah bosan akan hal ini.
Walau pun ia tak sebegitu tampan dari artis-artis yang aku lihat di tv, namun wajahnya adalah tipe yang tak pernah bosan untuk di dipandangi, hidung mungil dan bibir yang begitu tipis adalah nilai tambah dari diri nya, aku cukup yakin ia adalah tipe seperti itu.
Huh... Pundak ku terasa keram, aku harap ia cepat terbangun.
Dan hari pun semakin larut, dengan paksa aku membangunkan dirinya, huh...
Membangunkan nya adalah hal yang merepotkan, ia sulit untuk dibangun jika sedang tidur.
Akhirnya aku pencet hidung nya, berharap agar ia bangun dan benar saja.
Dan benar saja sontak perbuatan ku itu membangunkannya.
Dengan ling-lung ia membuka matanya, lalu... Merebahkan lagi kepalanya di pundak ku.
Hu... Ini sama sekali tak membuahkan hasil, akhirnya dengan beberapa percobaan ia pun bangun.
"Cium."
Ucap nya memonyongkan bibir kehadapan ku, lalu kutepis dengan tangan dan cepat-cepat menyuruhnya untuk pulang.
Dengan sedikit cemberut ia melangkah kan kaki, melihat itu aku tersenyum dan memangil nya untuk menghampiri ku lagi, lalu ku cium pipi nya.
"ini aja dulu".
Kata ku, dan ia pun tersenyum dalam waktu itu.
Ha... Rasanya jantung ku mau copot saja, karena tak henti berdebar begitu kencang dalam diri ku.
Padahal ini bukan pertama kalinya aku melakukan itu, namun tetap saja debar itu masih kurasakan.
Untuk menenang kan pikiran para murid sekolah ku meliburkan diri dari kegiatan belajar, untuk tiga hari ditambah hari minggu.
Liburan itu aku gunakan untuk memahami materi dari kelas 1 sampai kelas 3.
Dari pagi sampai menjelang sore aku belajar tentu saja di temani oleh pak guru.
Oh ya, untuk kakak ku ia sudah pindah ke tempat tinggal baru bersama suami nya.
Jadi disini aku hanya tinggal sendirian, rasa sepi selalu menghingap dalam diri ku, apa lagi saat pak guru sudah pulang.
Biasanya aku hanya ditemani suara jangkrik yang mengema di telinga.