Author POV
"Aku mau kita pisah kak!,aku nggak mau dimadu!"
Ucapan yang keluar dari Wanita berusia 27 tahun itu membuat panik pria yang duduk di ssmpingnya, ia Najwa Aisyah Yoshidah. Wanita yang lebih akrab di sapa Aisy itu, menatap sendu kearah suaminya. Air mata dari mata beningnya perlahan keluar membasahi pipi mulusnya.
Saat ini ia sedang berada di ruang tamu rumahnya dengan di temani suaminya yang juga duduk di sampingnya. Baru saja ia kedatangan tamu yang membawakan nya sebuah berita buruk. Dia Ahmad Al-Geral, Papa mertua Aisy.
Laki-laki tersebut menghembuskan nafas pelan, ia kemudian bergeser beberapa centi guna menepis jarak yang menghalanginya dengan Aisy, Istrinya. Dengan perlahan tangan kekarnya menggenggam tangan mungil sosok Wanita yang berbadan dua di depannya.
Muhammad Naufal algeral nama lengkap laki-laki itu dan lebih akrab, pria yang biasa di sapa dengan panghilan Al itu, memiliki umur yang terpaut 1 tahun di atas Aisy. Pria yang mengawali kisah pernah memperjuangkan Aisy dengan cara mati-matian demi mendapat restu menikah dari Ayah Aisy,yang sekarang sudah menjadi Ayah mertuanya.
Dengan pelan Al memberikan pengertian pada Aisy ''ini demi perusahaan aku aisy, keluarga Kayla mau membantu perusahaan aku kalau aku menikahi anaknya"
Aisy menghapus air mata yang tanpa izin ini keluar dari mata indahnya. Hatinya benar-benar hancur jika mengingat permintaan papa mertuanya tadi.
"Kamu boleh nikah lagi kak,tapi cerain aku lebih dulu."
Mendengar ucapan sang istri Al langsung menatapnya tajam,ia tak ingin pisah dengan perempuan yang sangat ia cintai ini dan lebih parahnya Wanita tersebut sedang mengandung anaknya sekarang.
Al berdiri dari posisinya dan menatap aisy tajam. "AKU NGGAK AKAN CERAIN KAMU______________ aku mohon jangan minta pisah sama aku aisy,"mohon Al.
Aisy menatap suaminya itu dengan intens. Ia bukan wanita-wanita tegar seperti di novel-novel yang hanya diam ketika suaminya memilih menikah lagi,dan memendam rasa sakit hatinya seorang diri. Karena, menurut Aisy selagi ia bisa memperjuagkan haknya sebagai istri satu-satunya, ia akan melakukan hal itu.
"Aku nggak ikhlas kak untuk di poligami,dan pilihan ada di kamu,kamu mau milih aku dan anak kita atau menikah lagi?"
Setelah mengucapkan hal itu aisy bergegas bangun dari duduknya,memilih mengambil langkah keluar untuk mencoba merefreshkan fikirannya. Sekaligus memberi waktu Suaminya untuk memilih, pilihan yang Aisy harap tak akan mengecewakan Aisy ketika mendengar pilihannya.
Kaki Aisy terus berjalan. Begitu sampai di garasi rumah, ia langsung memasuki rumahnya dan menrjslsnkan mobilnya keluar dari pekarangan rumah. Tujuannya saat ini ialah rumah sahabatnya, Ira.
_________
Sepeninggal istrinya, Kini Al tengah bersandar di kursi ruang tamu rumahnya. Ia tak beranjak sedikipun dari tempatnya sejak sejam yang lalu. Pikiran Al kini blank,frustasi dengan ucapan istrinya beberapa menit lalu yang menyuruhnya memilih antara dirinya dan calon istrinya.
Calon istrinya???
Jujur dirinya pribadi tidak menginginkan untuk menikah lagi. Tapi, karna perusahaan yang sudah lama di bangun oleh papanya ini sedang barada di jurang ke hancuran jadi, mau tidak mau ia harus menerima tawaran rekan bisnisnya. Untuk menikahi anaknya.
Ting tong
Raut wajah Al yang muram riba-tiba berbinar ketika melihat bell rumahnha berbunyi. Dengan harapan yang tersimpan di hatinya,bahwa yang datang ialah istrinya. Ia berjalan kearah pintu utama rumahnya.
Ceklek
Raut wajah Al seketika berubah pias, begitu mendapati Ternyata Papanya yang membunyikan Bell rumahnya. Dengan sopan ia mempersilakan Papanya untuk masuk.
"Papa,Silahkan masuk Pa."
Geral menatap putra sulungnya itu dengan raut yang tak bisa dibaca. Dengan langkah berwibawanya Geral lantas berjalan masuk kerumah anaknya. Ia kemudian mendudukkan bokongnya di tempat duduk yang ia tempati beberapa jam yang lalu.
"Nikahi Kayla secepatnya Al!" ujar geral tanpa basa-basi.
"Maaf pa,Al nggak bisa!"
Geral menatap tajam anaknya itu,
"Maksud kamu apa,kamu mau lihat perusahaan papa hancur?"
Al menghembuskan nafasnya berat "aisy nggak mau di poligami pa!"
"Yaudah cerain aja!"ujar geral enteng,
Al membulatkan matanya mendengar kata cerai. Ia tak akan melakukan ide gila Papanya itu, mau bagaimana pun, Aisy adalah Wanita yang berhasil merenggut hatinya dan ia tak mungkin meleoaskan sosok yang sangat amat ia cintai begitu saja.
"Nggak pa,Al nggak mau pisah dari aisy lagi pula aisy lagi hamil pa! Kenaoa bukan Bang Farel aja? Dia belum nikah Pa,sedangkan Al udah nikah. Bahkan udah mau punya anak."tegas Al karna memang ia tidak mau berpisah dengan istrinya itu.
"Kayla maunya sama kamu. Pokoknya besok acara akad nikah kamu dengan Kayla bakal di Adain di rumah papa,kamu harus datang," ujar Geral tak mau tau.
Setelah mengucapkan hal itu geral pun berlalu dari rumah sang putra. Meninggalkan Al yang bertambah Frustasi akan sikap Papanya.
Setelah kepulangan papanya ,Al kini tengah menatap pintu rumahnya dengan tatapan kesedihan berharap istrinya akan pulang dan akan menyetujui permintaan papanya untuk menikah lagi.
Ceklek
Pintu terbuka menampakkan aisy yang sedang berjalan kearah sofa dengan sahabat nya.
"Aisy kamu pulang?"mata Al berbinar melihat istri tercintanya itu sudah ada di hadapannya.
"Aisy datang kesini cuman mau ngambil beberapa pakaian Aisy sekaligus izin ke kakak, untuk beberapa hari Aisy mau nginap di rumah Ira. Sampai Kak Al, ngasih Aisy jawaban dari pilihan Kaka."
Al memandang sedih istrinya itu yang sedari tadi terus menunduk. Bahkan dalam mengatakn ucapan yang panjang tadi, istrinya tidak menatap kearahnya dan memilih menatap kearah lantai marmer.
"Besok aku udah nikah dengan Kayla aisy," Cicit Al pelan.
Aisy yang sedari tadi menunduk pun menatap suaminya dengan pandangan tak percaya. Sungguh pilihan suaminya membuat harinya terasi tercabik-cabik.
"Jad..."
"Maksud lo apa hah! Dari tadi gue diam karna ngehargain sahabat gue ini. Sebenarnya sejak gue liat muka lo gue rasa gue mau nampar tuh muka sok sedih lo, kalau Lo emang milih tuh cewek jangan fikir gue bakal ngizini lo ketemu sama sahabt gue lagi!"ujar ira menggebu-gebu.
Ia tak percaya kalau suami dari sahabatnya ini akan menikah lagi dan menceraikan istrinya yang ia sangat perjuangkan dulu sejak masa kuliah. Ia dapat merasakan apa yang Sahabatnya itu rasakan. Walau ia tak merasakan sakitnya sepenuhnya, ia tetap geram akan keputusan yang suami Sahabatnya ini ambil.
"Udah, Ra! Kalau gitu berarti pilihan kamu cerain aku kan, ngapain kamu merjuangin aku dulu. Kalau ujung-ujungnya kamu ngebuang aku katak gini."ujar aisy tak bisa menahan tangisnya.
"Oke,kalau ini memang pilihan kakak. Aku tunggu surat cerai dari kakak." Tangis Aisy kian deras keluar,membuat penglihatan Wanita itu sedikit kabur.
Ira tak tega melihat sahabatnya itu pun mengajak sahabatnya pergi dari rumah itu. Dengan pelan ia menuntun tubuh sahabatnya untuk pergi dari rumah itu.
"Lo nggak boleh bawa istri gue pergi!"ujar Al kepada sahabat istrinya itu.
Ira menatap Al tidak suka,hampir saja sebuah tamparan dari tangan indahnya itu mengenai muka sok ganteng suami sahabatnya itu, kalau Aisy tidak dengan sigap menahan tangannya.
Di tengah tangisnya aisy berkata, "Maaf kak,kenapa kakak malah nahan aku? Jangan buat aku jadi benci sama kakak."
Al memegang kedua tangan mungil istrinya itu "nggak aisy,aku nggak akan cerain kamu.pikirin anak kita nanti aisy."
Ira memutar bola matanya malas, inikah senjsts para lelaki biasanya. Membawa nama anak,agar wanitabya tetap bertahan disampingnya.
"Aisy bisa sendiri urus anaknya,kalau perlu aisy di temani sama kakak gue ,lo taukan kakak gue udah suka sama istri Lo dari dulu!"
Al menatap tajam Ira "lo nggak usah ikut campur urusan rumah tangga gue!"
"Nggak usah ngegas ka....."
"Udah, cukup! Ira aku mohon sama kamu tunggu aku diluar." Pinta aisy dan diangguk oleh Ira.
Dari pada masalahnya lebih besar pikir Ira. Jika ia lebih berlama-lama disini,maka asost dipastikan ia akan menang limbah mengoceh,karena bertarung dengan Al,yang tentubakan kalah darinya.
Setelah Ira meninggalkan aisy berdua bersama suaminya,Al pun langsung memeluk istrinya itu dan aisy pun hanya diam dalam pelukan sang suami.
"Kak biar aku yang urus surat perceraian kita."ujar aisy setelah pelukan keduanya terlepas
Al menggelengkan kepalanya "nggak aisy,aku cinta sama kamu juga anak kita."
Aisy tersenyum "kamu boleh kok ketemu anak aku nanti, ehh..... maaf yah kalau aku nganggapnya anak aku karna nanti aku nggak mau dia tau siapa ayahnya."
Al menatap tajam manik mata aisy,dan kemudian tatapannya perlahan melembut. Ingin marah,tapi saat ini emosi bukan jalan keluar dari permasalahannya.
"Aku janji aisy setelah perusahaan papaku kembali sukses aku bakal cerain Kayla."
Aisy menggelengkan kepalanya tak percaya dengan cara pemikiran Al. Apa semudah itu para lelaki mengucap kata Cerai, demi bersatu dengan orang yang ia cintai.
"Ak....."
Belum sempat menyelesaikan ucapannya aisy sudah pingsan dan dengan sigap Al menggendongnya ke kamarnya berdua, tak lupa juga Al menyuruh Ira pulang, dengan mengatakan kepada Ira bahwa ia dan istrinya tidak jadi berpisah atas permintaan aisy.
Awalnya Ira tak percaya tetapi setelah melihat aisy yang tertidur di kamar nya ia pun percaya dan pergi meninggalkan kediaman sahabatnya itu.
Karena ia juga faham betul, kalau kedusbya butuh waktu untuk membahas masalah ini berdua. Ira pribadi tak ingin terkaku masuk sslam kehidupan rumah tangga sahabatnya.
_____________