Chereads / Suffering and sadnees aisy / Chapter 7 - Chapter 1

Chapter 7 - Chapter 1

Author pov

Semua persiapan pernikahan Al dan Kayla sudah di persiapkan, dan sekarang tinggal menunggu beberapa jam lagi akad akan di laksanakan.

Al tak beranjak dari tadi di samping istrinya itu. Ia masih setia menunggu istri nya itu bangun. Tentunya,ia tak akan meninggalkan istrinya sendiri dirumah, hanya untuk mendatangi acara akad nikahnya yang menurutnya terlalu mendadak itu.

Dengan tangan yang terus mengelus perut buncit istrinya, dimana di dalam sana ada hasil buah cintanya dan istrinya itu. Yang menurut Dokter, tinggal menunggu 2 Minggu lagi. Baru dia akan bertemu dengan malaikat kecilnya.

"Jangan tinggalkan aku aisy."ujar Al sambil terus mengelus perut buncit aisy. Tatapan penuh cinta ia layangkan kearah wajah Aisy,yang nampak terganggu karena usapannya.

Perlahan mata berbulu lentik itu terbuka. Penglihatan Iasy sedikit mengabur, membuat Wanita itu mengerjapkan kembali matanya selama beberapa detik dan kembali membukanya.

"Kok aku bisa ada disini?" Tanya Aisy yang ternyata sudah sadar itu membuat Ak tersentak dan dengan sigap dirinya membantu istrinya itu, yang tampak akan bangun.

"Kak Ira mana?" Tanya Aisy,yang masih mencoba mengumpulkan kesadarannya. Yang belum sepenuhnya terkumpul.

Al mengurai pelukannya pada perut buncit istrinya, "Ira udah pulang Aisy,kamu jangan pergi Aisy."mohon Al sambil memeluk kembali aisy.

Dengan reflek aisy mengusap kepala suaminya yang memeluknya itu. Ia juga sebenarnya tak rela melepas suaminya begitu saja untuk perempuan lain. Tapi jepitusa yang di ambil sepihak oleh papa mertuanya, membuat status dirinya sebagai istri satu-satunya seorang Muhammad Naufal Al-Geral, terancam hilang.

"Aisy nggak bisa kak,aisy nggak ikhlas kak,aisy nggak... Hiks..... Hiks.." Karena tidak sanggup meneruskan ucapannya aisy pun menangis dalam pelukan suaminya. Hatinya benar-benar sakit ketika menerima kenyataan,bahwa papa mertuanya sendiri menyuruh anaknya itu untuk menikah lagi.

Al melepas pelukannya dan mencium kening istrinya lama.

"Kita jalani sama-sama aisy,aku mohon."ujar Al setelah melepas ciumannya di dahi istrinya itu.

Aisy menggelengkan kepalanya,membuat Al menghela nafas berat. Ia tak bisa,dan tak sanggup berbagi suami dengan perempuan lain.

"Aku mohon sama kamu Aisy,aku sayang sama kamu,aku....aku nggak bisa jauh dari kamu,kamu tau kan aku itu orang nya ceroboh,dan kamu pikirin aisy gimana...gimana nasib anak kita nanti."Al terisak mengatakan hal itu demi mempertahankan rumah tangganya. Jujur saja kalau tentang Masalah anak, Al tak terlalu mempermasalahkan hal itu.

Aisy mengambil tangan Al dan diletakkannya di atas perut buncitnya yang ditutupi oleh gamis yang ia gunakan. Rasa hangat kemudian menjalar di bagian perutnya, karena sentuhan tangan besar itu.

"Kamu jangan khawatir tentang anak kita,aku janji akan jagain anak kita dengan baik."

Aisy begitu bersikeukuh ingin bercerai dengan Al,apa ia sudah tidak cinta dengan Al suaminya?

Hal itu membuat Al benarhbenar frustasi, ia tak bisa memilih disini. Karena menikah lagi,adalah perintah mutlak yang papanya suruhksn padanya. Dan hal itu tak bisa ia bantah, dan untuk melepas Aisy. Al tidak akan melakukan hal bodoh itu, perjuangannya selama 2 tahun dulu itu, tidakbiss ia lepas begitu saja.

"Aku mohon aisy,aku nggak mau pisah sama kamu."tangis Al makin menderas.

Aisy pun ikut menangis tak kalah deras,ia berfikir apa ia bisa menerima suaminya itu menikah lagi? Jujur di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia sangat tidak setuju jika suaminya ingin menikah lagi. Akan tetapi, ia juga tau bahwa perceraian amat di benci oleh Allah,dan selama ini ia terus menghindari apapun itu yang di benci oleh Allah.

Jadi apa yang harus ia lakukan? Ia juga memikirkan nasib anaknya tanpa ayahnya bagaimana kedepannya, tentu Aisy tak berfikir pendek dengan hanya mementingksn egonya saja. Mau bagaimanapun masa depan anaknya adalah prioritas nya sejak bayinya nanti terlahur kedunia. Bayi yang di ciptakan sang pencipta untuk ia rawat,dan duduk dengan baik.

Setelah menimbang-nimbang, akhirnya dengan berat hati aisy menganggukkan kepalanya dan berucap, "Ak... ku ikhlas kak. Aku ikhlas kak menikah lagi, demi bayi kita."

Mungkin lewat lisannya Aisy bisa mengstsksn Ikhlas snhsn mudah, tapi dalam hatinya ia benarhbenar merasakan tak ikhlas untuk membagi susninys dengan orang lain. Terbukti denhsn Air mata yang kian menderas kekuae dari nstcbeing miliknya.

Al yang mendengar perkataan istrinya, langsung membawanya kedalam pelukannya lagi dan mencoba menenangkan istrinya itu. Mencoba menyalurkan kehangatan padanya, agar issksn tangisnya berkurang.

"Kamu beneran aisy?" Tanya Al memastikan.

Aisy menganggukkan kepalanya dalam pelukan suaminya itu. Walau hatinya terasa Nyeri mengatakan hal itu, ia juga tak boleh egois akan nasib anaknya kedepannya.

"Kalau kamu bener-bener ikhlas kita datang pagi nanti ke rumah papa. Sekarang sudah jam dua sebaiknya kita istirahat." Al pun membawa tubuh istirnya itu agar tertidur di sampingnya dengan menyandarkan kepala istrinya ke dada bidangnya.

"Tapi kamu harus menuhin syarat dari aku."kata aisy ketika berbaring di dada bidang suaminya,membuat suaminya yang terus mengusap rambut berhenti. Badannya seketika kaku, ia takut syarat yang diberikan padanya ialah syarat yang tak bisa ia lakukan.

"Sy...syarat??"tanya Al gugup,ia tak ingin syarat yang diinginkan istrinya ialah perceraian.

"Istri baru kamu nggak boleh tinggal bareng aku,dan kamu nggak boleh tinggal sama aku sampai aku yang bolehin kamu!"

Permintaan aisy memang sangat susah untuk di kabulkan oleh Al, sama saja kalau begitu dengan bercerai dengannya. Tapi hal ini memang lebih agak mendingan dari pada perceraian, tak ada salahnya kan. Jika, Al menyetujui Syarat yang istrinya ajukan itu.

Apa dia menghindar dari ku agar ia bisa dekat dengan kakak nya Ira hal itulah yang terus berputar di otak Al. Cemburu mendominasi dirinya saat ini. Mengingat perkataan Ira sore tadi, sungguh membuatnya emosi.

Merasa tak ada jawaban dari lawan bicara nya aisy pun bertanya "Gimana?"

Al tersadar dari lamunannya dan menatap aisy "aku nggak bisa kalau pisah rumah dengan kamu,tapi aku bisa buat Kayla nggak tinggal bareng kamu." Ujar Al mencoba bernegosiasi.

Aisy sebenarnya tak tega mengajukan syarat tersebut. Akan tetapi, karna ia yakin setelah suaminya sah menjadi suami orang lain nantinya. Ia akan menangis seharian pada hari pernikahan suaminya. Mau bagaimanapun tak ada istri yang ikhlas secara lahir dan batin jika suaminya memilih melsjukan poligami. Walaupun ada,hanya perempuan yang berhati teguh yang bisa.

"Yaudah kamu boleh tinggal dengan aku. Tapi, untuk hari pertama kamu menikah dengan Kayla kamu harus tinggal bareng Kayla dulu!"

Al pun menganggukkan kepalanya setuju. Ia lebih memilih menurut kali ini, karena ia sadar hal ini juga yang akan membantu Istrinya agar tak bersedkh berkepanjangan.

Melihat Al mengangguk aisy pun tersenyum dan memeluk tubuh suaminya. Tangan kanannya terangkat memegang anting hitam yang sudah menjadi ciri khas suaminya itu. Ditelinga kirinya.

"Maaf kak." Cicit Aisy pelan, dan setelahnya ia pun tertidur didalam dekapan suaminya itu. Mencoba menyaksni kehangatan, yang akan ia bagi dengan perempuan lain.

Sementara aisy tidur, Al malah masih memikirkan hari-hari selanjutnya dengan kedua istrinya. Apa ia bisa adil kepada kedua istrinya?, Apa dia bisa terus menjaga hsrinys untuk Aisy seorang?, Apa keputusan yang ia ambil ini sudah tepat?.

Tapi yang paling Ia harapkan ialah, setelah ia menikah dengan kayla,. Aisy tidak akan meninggalkannya untuk selama-lamanya hingga maut yang memisahkan.

__________

"Saya terima nikahnya Kayla Alexander Binti Husain Alexander, dengan mahar tersebut di bayar tunai."

"Bagaimana para saksi sah?"

"Sah."

Hancur sudah harapan Aisy, setelah mendengar suaminya melantunkan ijab Qabul atas nama perempuan lain.

Impiannya yang hidup dikerajaan kecilnya bersama suaminya dengan anak-anaknya. Jelas akan hilang dan tak terkabulkan. Karena nyatanya, Tanggung jawab suaminya bukan dia saja, melainkan perempuan yang dinikahi suami hari ini.

Aisy yang sengaja duduk di taman rumah papa mertuanya itu, Masih bisa mendengar lantunan ijab Qabul yang di lafadz kan langsung oleh suaminya. Karna suaminya menggunakan mike, yang bahkan satu rumah bisa mendengarnya.

Acara pernikahan Al yang kedua ini di rayakan dengan sangat megah,dimana setelah acara akad akan dilanjutkan acara resepsi di salah satu hotel milik keluarga Alexander yang terkenal sangat besar dan mahal harga sewany, Secara Private.

"Aisy jangan nangis,farel nanti ikutan nangis loh."ujar seorang laki-laki yang menyebut namanya farel itu.

Aisy menatap pria yang lebih tua darinya itu. Tangisnya kian bertanbah deras, tak terbendung.

Dia farel Ahmad algeral, kakak kandung seorang Muhammad Naufal algeral. Putra sulung keluarga Algeral yang menetap di canada, untuk mengurus cabang perusahaan milik ayahnya di canada. Sedangkan pusatnya berada di London dimana masih ayahnya yang memegangnya,dan Al sebagai anak bungsu dari 3 bersaudara memegang cabang Algeral Corp yang ada di Indonesia.

"Kak farel." Aisy langsung memeluk lelaki didepannya tak peduli ia mahramnya atau tidak. Yang ia inginkan saat ini,hanya menyalurkan rasa sedihnya agar bisa hilang dari hatinya.

Sekarang ia butuh tempat curhat atau tempat menenangkan diri. Dan oikihanny

Jauh pada sosok yang ada dihadapannya, Farel. Kakak ioarnya yang masih setia dengan status jomblonya.

Entahlah, mengapa Pria itu sangat betah dengan kesendirian nya. Sedangkan kedua sdiknys sudah memiliki rumah tangga masing-masing.

____________