Author pov
Ruangan serba putih kini yang menjadi tempat Al dan Aisy memeriksa kandungannya. Dengan dokter yang juga termausk kenalan Aisy itu datang dengan membawa hasil pemeriksaan. Ia berjalan mendekat kearah sepasang suami istri yang maish berada di sekitar Brankar.
"Bagaimana keadaan kandungan istri saya dok."tanya Al sambil membantu aisy untuk duduk di Brakar tempatnya di periksa beberapa menit yang lalu.
Dokter berkurudung panjang bername tag ana itu tersenyum "keadaan bayinya sehat begitupun ibunya, prediksi saya istri anda akan melahirkan Minggu depan tapi jangan berpatokan kepada prediksi saya karna mungkin, saya keliru karna hanya Allah yang mengetahui segalanya."
Aisy ikut tersenyum mendengar ucapan sang dokter yang tak lain adalah sahabat nya itu "wahh Dede bayinya udah mau keluar."
Ana tersenyum menatap sahabatnya yang begitu antusias itu "usahakan Aisy, kamu banyak gerak yah supaya persalinan kamu nanti lancar."
"Iya Na,"ujar aisy dengan Ramah kepada sahabatnya itu.
Al ikut tersenyum melihat senyum istri nya itu "yaudah kalau begitu kita permisi dulu."
Ia pun dengan sigap membantu istri itu untuk turun dari Brankar. Dengan perlahan ia menuntun tubuh sotrinya agar berjalan herosishna dengannya dengan tangan yang saling bertautan. Seolah-olah takut jika tautan itu terlepas, maka akan ada bencana yang akan menghampiri dirinya.
"Assalamualaikum Ana,"salam aisy ketika Al menuntunnya berjalan keluar ruangan pemeriksaan.
Ana tersenyum "Waalaikumsalam."
__________
Setelah memeriksa kandungan, Aisy dan Al kini sudah berada di rumah keduanya, yang di isi oleh keduanya dan beberapa pembantu dan satpam.
Saat Al akan menikah, Geral sebagai papa Al memerintahkan 2 pembantu sekaligus untuk menjaga sang menantunya yang tengah mengandung cucunya itu,karna ia tau Al setelah menikah nanti tidak bisa fokus di Aisy saja karna ia juga memiliki istri lain selain aisy. Tanggung jawab Al pegang saat ini cukup besar.
Dan Geral juga menyewa 2 orang Bodyguard untuk menjaga sekaligus menemani menantu nya yang satu itu ketika beraktifitas di luar rumah. Tentu hal itu semua untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidks ingin mereka terjadi.
Dan sekarang jumlah pembantu di rumah Aisy dan Al ada 3 orang,dengan body gard 2, satpam 1,dan tukang kebun 1.
"Mba Aisy mau minum apa?"tanya bi Mina asisten rumah tangga sudah lama bekerja di rumahnya.
Bukannya menjawab pertanyaan Bi Mina, Aisy yang sedang duduk sambil membaca bermain ponsel itu pun memutuskan mengalihkan pandangannya nya kepada suaminya yang duduk di sofa yang ada di sampingnya dengan disibukkan juga dengan menatap ponselnya.
"Kakak mau minum apa?"tanya aisy membuat Al menatapnya.
"Hmm, jus jeruk aja."
Bi minah mengangguk dan kembali bertanya kepada aisy "kalau mba?"
"Teh hangat aja, "ujar aisy dengan senyum yang terus terpancar di wajah imutnya itu.
Bi minah mengangguk dan bergegas kedapur membuatkan pesanan kedua majikannya itu.
Setelah bi Minah menghilang dari pandangannya aisy pun kembali membuka ponsel nya, mencoba menscroll bernada Instagramnya. Guna melhat-lihat postingan orang-orang yang ia ikuti itu.
"Aisy nanti malam aku tidur disini yahh."mohon Al tiba-tiba,sambil menidurkan kepalanya di pangkuan istrinya dan dengan reflek aisy mengelus rambut suaminya itu.
Sebenarnya Aisy dengan senang hati mengizinkan suaminya itu menginap di rumahnya,tapi ia merasa tidak enak dengan Kayla yang belum cukup 3 hari dah menjadi istri kedua suaminya itu sudah di tinggal.
Aisy kembali mematikan ponsel nya dan menaruhnya di atas meja yang ada dihadapannya, "kak bukannya aisy mau ngelarang kakak but tinggal disini,tapi aisy nggak enak aja sama istri baru kakak."
Al membalikkan kepalanya menjadi menghadap perut buncit istrinya yang membuat kepalanya pegal karna dirinya hanya tidur di ujung pangkuan istrinya.
Sambil menciumi perut istrinya Al berkata, "kan Kayla bisa tinggal di rumah papa,lagi pula aku kan papa yang nyuruh aku buat nikah sama Kayla yahh dia harus tanggung jawab sama menantunya itu."
Mendengar perkataan suaminya itu aisy terkekeh. Jujur ada sedikit rasa senang yang ia raskan begitu menyadari raga cinta suaminya padanya masoh bertahan seperti awal mereka menikah. Tapi Aisy ragu, hal itu akan bertahan lama atau tidak.
Kenapa harus papa mertuanya yang bertanggung jawab dengan istri baru suaminya itu,apa mertuanya itu menghamili menantunya sendiri pikir Aisy,membuatnya Kemabli terkekeh.
"Kamu harus adil kak, kamu nggak boleh ngebedain istri pertama dan istri kedua kamu."
"Dan maaf bukan maksudnya Aisy mau ngusir kakak dari rumah ini, tapi untuk beberapa hari aisy minta kakak jangan ke rumah ini dulu."bukannya menatap Al, Aisy malah menunduk mengatakan hal itu.
Allahu Akbar Allahu Akbar
Allahu Akbar Allahu Akbar
Suara adzan Dzuhur berkumandang membuat aisy yang sedari tadi menunduk tak mau menatap suaminya itu dengan perlahan menatap suaminya dan.
"Kak yuk sholat Dzuhur,kakak imam."uajr aisy dan langsung menggandeng tangan Al menuju kamarnya yang sementara ia gunakan di lantai bawah.
Al memang biasanya menjadi imam didalam sholatnya dengan Aisy, jangan remehkan bacaan Al-Qur'an Al, karna Al sangat fasih dalam menyebutkan setiap huruf dalam Al-Qur'an dan Al mendapatkan kemampuan itu dari sang kakek yang lebih dulu di panggil oleh Allah beberapa tahun yang lalu.
Setelah wudhu sholat pun dimulai dengan Al yang menjadi imam dan Aisy yang menjadi Ma'mun.
______
"Kakak mending pulang dehh sekarang takut papa nyariin kakak nanti." Suruh Aisy kepada suaminya yang terus berbaring di pangkuannya setelah menunaikan sholat isya dan makan malam tadi.
Al tidak menghiraukan ucapan aisy dan memilih terus menciumi perut buncit istrinya itu. Masa bodoh dengan papanya atau pun wanita yang baru ia nikahi Kemarin. Saat ini,ia hanya ingin berudaan dengan istrinya itu.
"Kak Aisy risih tau, mending kakak pulang dehh kerumah papa,"kini aisy sudah mengangkat kepala Al agar bangun dari tidurannya.
Dan dengan berat hati Al bangun dan langsung memeluk tubuh aisy dengan erat,seakan ia akan berpisah lama dengannya.
"Aisy aku ada kerjaan di luar kota besok,kamu ikut yahh,"ujar Al yang masih memeluk tubuh aisy yang sangat gemuk karna kehamilannya.
"Nggak biasa kak,kan bentar lagi aisy ngelahiriin."
"Tapi itukan pertemuan antara rekan bisnis dan para istrinya Aisy,masa aku kesana sendiri sihh."
"Kan ada istri kamu yang lain kak."
Al menatap aisy ketika mengatakan hal itu. Ia tidak habis fikir, istrinya itu malah membiarkannya melakukan pertemsn bisnis antar beberapa perusahaan dengan membawa istri keduanya.
"Emang kakak berapa hari di luar kota,ingat yah kak Aisy udah mau ngelahiriin ini."ucap aisy berusaha mengalihkan tatapan Al yang begitu intens padanya,dan berhasil kini Al membaringkan kepalanya di kepala kasur.
"3 hari aisy,aku bakal pulang kok saat lahiran kamu."
Aisy tersenyum "yaudah kalau gitu kakak perginya sama istri baru kakak aja,dan kakak harus pulang dan nemenin aku saat lahiran."
Al mengangguk dan kemudian mencium kening aisy sebelum pergi ke rumah papanya karna aisy selalu memaksanya.,dan dengan amat sangat terpaksa Al pun menurut.
_________