Yang namanya Dinata Ayu Mahapraja sedang mendesah nafas kecewa. Lagi-lagi ibukota Jakarta sedang diguyur lebat hujan siang ini.
Alamat sudah dipastikan, bahwa kedai kopi nya akan sepi seperti minggu belakangan ini.
Ia melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Yakni mengepel lantai tempat ia bekerja. Diketahui Nata memiliki Kedai Kopi di tengah padatnya hiruk pikuk kota Jakarta. Dengan bangunan yang terhimpit kantor-kantor besar dan menjulang tinggi ke atas awan.
Bangunan itu terlihat sangat… kecil? Seperti jarum yang terdampar di tumpukan jerami.
Kedai kopi ini adalah peninggalan mendiang sang ayah. Bernamakan Kkamjong, kopi ini pernah laris pada masa nya.
Nata ini anak yatim piatu. Kedua orang tuanya meninggal pada saat ia naik ke kelas dua belas dulu.
Yang mengharuskan ia hidup mandiri. Padahal Nata Tidak sebatang kara. Dirinya masih mempunyai nenek, orang tua dari ayahnya.
Nenek yang bisa menghidupinya bahkan sampai tujuh turunan pun. Tetapi lagi dan lagi ia memilih jalannya sendiri dengan alasan tertentu.
Manik mata milik nya menatap layar televisi yang terletak di atas sana. Seseorang yang berasal dari keluarga miliader sedang memamerkan kekayaannya melalui sebuah acara yang bernama 'Berbagi amal ala keluarga Bangsawan'.
Yakni Berlian Suho Bangsawan, yang mendapat banyak pujian karna memberikan sebagian atau seperempat dari hartanya untuk anak yatim dan orang yang kurang mampu.
Nata menggeleng kan kepala sambil berdecak. 'Aku jugakan anak yatim piatu' nyinyir dewa batin Nata.
Ia mendengus keki. Tak lama setelah menyelesaikan pekerjaannya handpone Nata berdering.
"Halo"
"…"
"Dirumah Mawar? Oke, otw nih!"
"…"
"Sampai jumpa di sana jae!"
Yang pada saat itu juga, gadis itu langsung menutup gerai tokonya. Setelah terkunci rapat ia lajukan gas motornya dengan cepat membelah jalanan padat kota Jakarta.
Beruntung hujan sudah reda. Tanpa sadar dua pasang manik mata sedang memandangnya dari arah ujung sana.
"Barusan dia pergi, seperti biasa menggunakan motornya"
—
"Lama lo, Nat, capek nih kita orang nungguin lo" seru salah seorang teman Nata. Dia Rosseane Citra Disastro , putri pejabat yang hartanya tak kalah banyak dari keluarga Bangsawan. Gadis cantik berambut panjang itu mencebikkan bibirnya kesal sambil melahap kue buatan sang ibu.
"Sakit Jaehyun!" pekik Mawar.
Yang disebutkan namanya Jaehyun Elsa Bangsawan. Putra atau anak bungsu dari Berlian Suho Bangsawan seorang miliader ternama dan terpandang diseluruh pesohor dunia yang sempat tayang di tv milik Nata tadi siang.
Jaehyun sedang terkekeh manis dengan tangan yang masih menempel dibibir Mawar. "Bohong Nat, baru juga kok gue sampe" ucapnya sambil mencomot kue didepannya.
Nata mengangguk lalu merebahkan sang tubuh di kasur milik Mawar. Melepas penat yang menjalar ke tubuhnya ia menutup mata sebentar. "Kayaknya gue mau cari kerjaan lagi deh!" seru Nata pelan.
Jaehyun yang sedang menonton animasi Frozen langsung menoleh diikuti Mawar yang sedang mencatok rambutnya. "Kerja dimana!" seru mereka kompak.
Gadis itu terbangun sambil menggidikan bahunya acuh "Gak tau. Makanya nanti gue mau nyari dikoran"
Mawar mendengkus sambil berjalan mendekati nata "Kalo mau cari dikoran sampe lo berubah jadi X-Girl juga gak bakalan ketemu! gue ada saran nih nat, gimana kalau lo kerja di tempat—"
"—ABANG GUE AJA!" potong Jaehyun cepat.
Sukses mengalihkan atensi dari kedua gadis cantik tersebut. "Ngapain anjir? Mau jadi Office girl?" seru Mawar.
Jaehyun memutar bola matanya jengah. Sementara Nata sudah duduk mendekati teman pria satu-satunya itu. "Jadi model disana" ujar Jaehyun mantap.
"Jadi model disalah satu majalah terkenal punya abang lo yang nomor dua?" tanya Nata ragu-ragu.
Jaehyun mengangguk mantap. "Iya. Kebetulan dia lagi perlu model baru nih. Kalo diliat-liat lo cocok Nat, sesuai kriteria juga. Gampanglah nanti gue tinggal bilang sama abang gue aja"
Sedang Nata menunduk malu sambil memilin jari-jari lentiknya. "Tapi gue kan gak cantik Jae…"
"Lo mau merendah untuk meroket ya Nat?!" seru Mawar geram. Gadis berperawakan bule itu memukul kening Nata pelan. "Lo itu cantik…" Mawar memandang Nata dari atas sampai bawah.
"kalo dibandingin sama cimoy ya jelas cantikan lo lah…"
"MAWAR!"
—
Nata menghela nafas lelah lagi.
Ingatkan gadis itu bahwa dirinya sudah banyak menghela nafas lelah hari ini!
Mata indah milik Nata menatap sebuah laptop didepannya. Menggulir setiap halaman yang ada. Gadis itu sedang mengepoi akun official milik kakaknya Jaehyun. Yang katanya CEO terkenal dari sebuah majalah internasional.
Nata jadi meringis geli.
Kalau dibandingkan dengan model-model yang tampil di akun tersebut… tentu cantik mereka lah!
Badan semampai serta lekuk body yang mirip seperti gitar spanyol. Tak sebanding dengan dirinya yang terlihat kecil—katakan saja pendek! Begitulah batin Nata berseru.
Tetapi keadaan lagi-lagi harus membuatnya tebal muka. Di samping laptopnya berada ada, banyak kertas berhamburan salah satunya Struk listrik dari kedai kopi miliknya.
Melihat nominalnya saja sudah membuat Nata pusing tujuh keliling. Ditambah kedainya yang sepi dari minggu kemarin. Mau bayar pakai apa nata?!
Pernah Mawar menyarankan nya untuk menutup kedai kopi pada saat itu tetapi yang didapat darinya adalah gelengan kepala tegas seorang Nata. "Nggak bisa War, kedai ini banyak kenangan berharga. Jadi gak bisa ditutup"
Atau
Saran dari seorang Jaehyun "Mau pake duit gue dulu Nat? paling nggak pinjem dulu deh nggak usah lo bayar gak pa-pa".
Lagi dan lagi Nata menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Gak perlu jae, gue gak pengen nambah beban utang" jawabnya.
Beruntung mereka semua paham dengan maksud dari Nata. Gadis itu hanya tak mau merepotkan atau menyusahkan orang lain. Cukup dengan memberinya semangat Nata sudah senang.
"Oke! Besok boleh dicoba nih" final Nata pada akhirnya.