Shadow melihat tubuh Night Hag tergeletak dan kepala Night Hag menggelinding jatuh, Shadow Master Vergil bersama pasukan Lunavara dan Hunter Team berhasil membunuh sebagian besar goblin dan demon anak buah Night Hag.
"Terror Night Hag dengan ini selesai, Nigth Hah sudah dikalahkan secara permanent" kata Xen mengambil kepala Night Hag, "Lawan yang cukup menarik." kata Lisa, "Dan malam ini Lunavara bebas terror dari Night Hag." kata Shadow, "Satu lagi tugas selesai!" kata Marrie dengan senang, "Luciana enak sekali, dia hanya melihat dari jauh." kata Xen menunjuk ke Luciana yang duduk dibawah pohon. "Habisnya tidak ada lagi yang bisa dilakukan, kalian berlima saja cukup." kata Luciana sambil memakan apel.
"Kalian tidak ada apa-apa?" tanya Vergil mendekati Shadow, "Kami tidak apa-apa, paman sendiri?" balas Shadow, "Kami sudah berbiasa bertarung di kondisi yang sangat buruk." kata Vergil. "Kalau begitu kita segera kembali." kata Shadow, "Aku harus menulis laporan dulu di Assassin Guild tentang kasus ini." kata Vergil, semua setuju untuk kembali. Shadow bersama yang lain kembali ke istana Lunavara sementara Vergil kembali ke Assassin Guild untuk menulis laporan.
Beberapa hari setelah insident Night Hag, Xen memberikan kabar bahwa seorang petualang yang menjadi kekasihnya bersama partynya berhasil mengalahkan Night Hag dan kondisi Capital City sudah sepenuhnya kembali normal. Tidak lama tamu dari sebuah negara di timur Lunavara tiba, konvoy tersebut tiba dengan kereta kuda dengan logo kerajaan tersebut.
Shadow Master Vergil dan Queen Xesinus bersama Shadow dan semuanya menyambut perwakilan dari Lunavara. Emissary tersebut terpukai dengan Lunavara dan melihat semua terpukau tetapi Shadow Master Vergil sudah membaca posisi raut wajah sang Emissary. Shadow sendiri sudah mendengar kabar kalau kerajaan di bagian timur Lunavara sedang bersiap melakukan serangan ke Lunavara.
Malam harinya pada jamuan kerajaan, Queen Xesinus menjamu sang Emissary dengan cukup mewah dan mulai membahasa masalah penting.
"Jadi tujuan dan maksud kedatangan tuan dari kerajaan Latvavia apa?" tanya Queen Xesinus, "Sebetulnya aku sendiri tidak enak mengatakan ini, King Ivan ingin Lunavara menyerah tanpa syarat dan tunduk pada Latvavia." kata sang emissary, "Ini sebuah penghinaan!" kata salah satu mentri, "Tenang, biar tuan emissary menjelaskan secara penuh." kata Queen Xesinus, "Sebetulnya aku tidak enak karena aku sudah dengar reputasi kekuatan militer Lunavara, tetapi King Ivan The Conquer ingin Lunavara Empire tetap memaksa untuk memberitahu bahwa jika Lunavara tidak menyerah akan terjadi peperangan besar." kata sang Emissary, "Kau sudah dengar reputasi pasuka rahasia dari Shadow Master Vergil kan?" tanya Queen Xesinus, "Sudah dan semua komite termasuk putra King Ivan sendiri sudah memperingati tentang hal itu, tapi King Ivan tidak mau mendengarkan." kata sang Emisasry, "Jadi kalau menurutmu bagaimana, tuan emissary?" tanya Queen Xesinus, "Kalau aku melihat putra dari King Ivan lebih siap menjadi pemimpin berikutnya, wataknya keras tetapi masih bisa berpikiran secara logis." kata sang Emissary, "Baiklah kalau begitu, aku hanya akan mengammbil tindakan terhadap King Ivan saja. Kau bisa kembali besok dengan alasan terburuk yang bisa kau berikan, hanya saja untuk putra King Ivan beritahukan bahwa apa yang sebetulnya terjadi disini." kata Queen Xesinus. "Baik yang mulia Queen Xesinus." kata sang Emissary.
Makan malam kembali berlanjut dengan biasa dan Shadow nenikmati makan malam tersebut. Besoknya sang Emissary kembali ke kerajaan untuk melaporkan hal buruk pada King Ivan, dan hal baik yang dibicarakan pada putra King Ivan.
Queen Xesinus langsung menyiapkan pasukan sepenuhnya, memastikan semua Knight House dan pasukan bersiap, Shadow juga ada disana bersama Shadow Master Vergil untuk melihat situasi.
"Jadi, sesuai kemarin yang aku katakan.... Ballasniskov kau aku pillih memimpin pasukan utama, sementara Shadow Master akan melakukan serangan dan assassination pada semua commander ataupun kepala perwira yang dirasa punya kunci untuk melakukan serangan. Luciana dan Lisa akan bersamaku dan akan bertindak sebagai mediator dan diplomat." kata Xesinus.
"Kalau aku?" tanya Shadow, "Kau kan tunanganku, apa yang Lunavara miliki pastinya kau miliki." kata Xesinus, "Laranganku tetap sama, kau boleh naik ke tower tertinggi. Bagiku itu adalah zona terlarang yang tidak boleh dimasuki siapapun, dan termasuk dirimu Shadow." kata Xesinus, "Untuk urusan administrasi kerajaan aku serahkan pada Marrie dan Mistral." kata Xesinus, Marrie dan Mistral mengangguk.
Besoknya Queen Xesinus berangkat bersama semua pasukan Lunavara menuju ke perbatasan timur Lunavara, Shadow melihat dari jendela istana. Shadow segera keluar dari istana dan mulai berjalan berkeliling kota, terutama Blacksmith. Shadow sangat suka melihat senjata yang unik atau yang belum pernah dilihat, dan juga mengoleksi senjata tersebut. Shadow sendiri teringat kalau selama masih muda berlarih dengan semua jenis senjata yang diberikan oleh Shadow Master dan latihannya sangat sulit.
"Ah itu apa paman?" tanya Shadow melihat sebuah sebuah ujung tombak yang terikat dengan sebuah tali panjang, "Pertanyaan bagus, namanya Rope Dart. Senjata yang datang dari sebuah negara yang jauh ditimur, kata Shadow Master Vergil senjata ini punya kualitas tali yang bagus dan kalau bisa dijadikan banyak sekali kegunaan." kata sang penjaga toko, "Berbeda ya dengan cambuk? boleh aku coba?" tanya Shadow, "Lebih baik tuan beli dulu senjata ini, aku percaya dengan penilaian Shadow Master." kata sang penjaga toko, "Baiklah.... diskon ya?" kata Shadow memberikan uang ke penjaga toko, lalu mengambil senjata tersebut.
Shadow mencoba senjata tersebut dengan di belakang toko senjata tersebut dan mencoba memakai senjata tersebut, mualua dari memutar senjata tersebut dan melemparkan mata tombak dari Dart Rope. Seorang assassin tidak sengaja melihat melihat Shadow mencoba Dart Rope dan kesulitan.
"Ah ternyata tunangan Queen Xesinus ya?" tanya sang Assassin, "Bajumu..... kau pasti anggota dari Assassin Guild." kata Shadow, "Bukannya itu... Dart Rope?" tanya assassin, "Aku baru saja beli dan ingin mencoba senjata ini." kata Shadow, "Boleh aku pinjam?" tanya si assassin, Shadow langsung memberikan senjata tersebut.
Assassin tersebut mulai memutar Dart Rope dan mulai memakai senjata tersebut, gerakan assassin tersebut mulai berubah menjadi lincah. Setiap putaran dan serangan Dart Rope dari assassin tersebut menusuk di titik vital di target, assassin tersebut bahkan melaju ke musuh dan memberikan beberapa serangan dari daggernya dengan akurat. Shadow melihat gerakan sang assassin kagum, setiap serangan yang dilancarkan sangat akurat dan gerakankannya lincah.
"mengagumkan sekali, bisa aku belajar darimu?" tanya Shadow, "Boleh, kebetulan juga Shadow Master Vergil menugaskan sebagian anggota Assassin Guild berjaga di Lunavara." kata Assassin tersebut, Shadow segera memulai latihannya.
Tidak terasa Shadow dan assassin tersebut berlatih hingga sore hari, Shadow dengan sangat cepat menguasai Dart Rope. Assassin yang melatih Shadow senang dengan Shadow yang sangat cepat, Dart Rope adalah sejenta para Assassin yang sangat sulit dikuasai dengan cepat.
"Baiklah sudah sore, sebaiknya aku kembali ke istana. Terima kasih sudah mengajari memakai senjata ini." kata Shadow, "sama-sama." kata sang Assassin meninggalkan lokasi tersebut