Vergil melihat pasangan dari gelang yang diberikan ke Shadow mulai berubah warna, Shadow segera belari ke ruangan Sage Eagle. Vergil yang panik segera membuka ruangan Sage Eagle, tetapi Sage Eagle sudah tidak berada diruangannya. Sage Crow muncul dibelakang Vergil, tahu bahwa Shadow Master Verg khawatir dengan kondisi Shadow yang dalam bahaya.
"Tenanglah Shadow Master, Sage Eagle mengawasi dan selalu membantu pangeran Blackheart." kata Sage Crow, "Kuharap bisa secepatnya ditemukan, walau Shadow sudah menjadi Immortal, dia masih tahap pemula." kata Vergil dengan nada khawatir. "Sage Eagle pasti bisa menemukan pangeran Shadow, dia akan tiba tidak lama." kata Sage Crow
Seketika seekor elang besar tiba dan masuk kedalam istana sambil membawa barel kayu yang berisi tubuh Shadow yang sudah dimutilasi tetapi dalam konidisi hidup.
"Sage Crow, cepat persiapkan Water of Death." kata Sage Eagle berubah menjadi manusia, "Aku akan menyiapkan Water of Life" kata Sage Eagle, Vergi segera menyiapkan tubuh Shadow diranjang dan menata tubuh tersebut. "Bertahanlah Shadow, aku tahu kau pasti bisa melewanti hal ini." kaya Vergil sambil melihat Sage Falcon tiba dengan tergesah-gesah dan berdiri disamping . Sage Crow kembali dengan sebotol air berwarna hitam pekat dan menyiramkan air tersebut ke tubuh Shadow, seketika semua tubuh Shadow kembali menyatu. Sage Eagle kembali dengan sebuah air berwarna putih kekuningan dan segera menyiramkan air tersebut ke seluruh tubuh shadow, Vergil keluar ruangan agar para Sage bisa memulai ritual.
"Ada apa paman?" tanya Marrie, "Para Sage sedang menangani Shadow, Shadow kembali dengan kondisi yang cukup kritis." kata Vergil dengan nada khawatir, "apa Shadow akan..." kata marrie dengan nada khawatir, "Tidak mungkin dia akan mati, hanya saja mungkin dia sedang bertarung dengan sesuatu didalam dirinya." kata Vergil, "Xen bagaimana?" tanya Marrie, "masih ditahan Kochei, kali ini aku akan menemani Shadow untuk expedisi berikutnya." kata Vergil menenangkan Marrie.
Vergil hanya bisa menunggu sambil mengurus peperangan sambil membantu Lisa dan Luciana melalui burung pembawa pesan khusus yang sudah dilatih oleh Assassin. Sore harinya baru 3 Sages keluar dari ruangan tersebut dan Shadow sudah dalam kondisi tertidur, Vergil melihat dan menghela nafas lega kalau Shadow sudah melewati masa kritis. Vergil duduk disamping Shadow sambil mencoba melakukan komunikasi telepatic dengan Xen.
"Ini dimana?" tanya Shadow yang terbangun dipagi hari, "Ini di istana, kau sudah aman untuk saat ini." kata Vergil, "AH XEN!" kata Shadow, "Tenang, dia tidak apa-apa.... kau sendiri harus menjaga dirimu loh." kata Vergil, "Tidak ada waktu lagi...." kata Shadow memakai armornya, "Dan kalau Khocei melakukan hal yang sama padamu untuk kedua kali, aku tidak bisa menjamin kalau 3 Sages menyelamatkamu lagi." kata Vergil meihat Shadow memakai armornya. "Aku akan coba cara lain, aku harus bisa lebih pintar... dan aku menemukan kekuatan sekaligus kelemahannya." kata Shadow, "Bagus... Kau sudah bisa bertualang lagi, keluarga Blackheart selalu haus bisa lebih pintar dari musuhnya." kata Vergil, "Aku akan coba menemui Xen lagi, kali ini aku punya rencana sendiri." kata Shadow menuju ke kandang kuda.
Shadow kembali menuju ke hutan tersebut dan berkemah, Shadow kembali mencoba mengingat kembali kenapa dia isa tertangkap. Kastil Kochei sepenuhnya tidak ada penjaga tetapi setiap dia berhasil membebaskan Xen, kuda milik Kochei selalu bisa bergerak lebih cepat. Paginya Shadow memeriksa kalau Kochei keluar seperti biasa berpatroli dan Shadow kembali menyusup ke istana Kochei.
"Shadow, apa itu kau?" tanya Xen, "Iya, 3 Sages menyelamatkan hidupku." kata Shadow, "Apa kau akan..." kata Xen, "Kali ini ini tidak akan terjadi lagi, bahkan aku ingin minta tolong dirimu." kata Shadow, "Apa itu?" tanya Xen, "Kau coba bertanya dari mana dia dapat kuda ajaibnya." kata Shadow, "baiklah kalau begitu." kata Xem, Shadow segera keluar dari istana Kochei tanpa menimbulkan apapun. Vergil segera tiba menyusul tida di hutan tersebut dan menemui Shadow.
"Jadi bagaimana hasilnya?" tanya Vergil, "Aku minta Xen mencari tahu dari mana Kochei dapat kuda tersebut. "Bagus, besok segera minta hasilnya." kata Vergil.
Shadow dan Vergil memutuskan berkemah di area aman, untuk kali ini Shadow sepenuhnya bersabar karena tidak bisa semudah itu mengalahkan Kochei.
Malam harinya, Xen makan malam bersama kochei, dengan membulatkan keberaniannya, Xen mulai bertanya ke Kochei.
"Aku penasaran dengan sebuah hal." kata Xen, "Penasaran dengan apa?" kata Kochei, "Dari mana kau mendapatkan kuda seperti itu?" tanya Xen, Kochei tertawa. "HAHAHAHAHA, aku mendapatkan tunggangan sebagus itu dari seorang penyihir bernama Baba Yaga. Aku dan Baba Yaga membuta perjanjian selama 3 hari aku harus menjaga semua kuda peliharaannya, dan aku memenuhi perjanjian tersebut." kata Kochei, "Dan dimana bisa menemui Baba Yaga?" tanya Xen, "Disebuah hutan yang jauh dari sini. Kau harus melewati jembatan danau api, sapu tangan ini lambaikan sebanyak tiga kali dan sebuah sebuah jembatan akan muncul. Seberagi jembatan tersebut kau akan bertemu dengan Baba Yaga." kata Kochei meletakan sapu tangan tersebut di meja. "Cukup perbincangan hari ini, aku mau istirahat" kata Kochei meninggalkan meja tersebut, Xen segera mengambil sapu tangan tersebut.
Paginya Shadow kembali menyusup kedalam istana Kochie dan bertemu dengan Xen, Xen memberikan sapu tangan milik Kochie.
"Shadow dengarkan, Kau harus mencari Baba Yaga yang ada dihutan yang jauh dari ini. Sebelum masuk ke hutan lokasi Baba Yaga tinggal, kau harus menacari Danau Api, lalu lambaikan sapu tangan tersebut tiga kali untuk meembuat jembatan hutan tersebut muncul. Setelah bertemu Baba Yaga kau harus membuat perjanjian harus mengurus semua kuda tunggangan milik Baba Yaga." kata Xen, "Baiklah kalau begitu berikutnya adalah Baba Yaga, jaga dirimu Xen" kata Shadow meningalkan Xen. Shadow segera menemui Vergil yang memantau kastir tersebut dari kejauhan.
"Jadi bagaimana?" tanya Vergil, "Aku akan menuju ke huta yang jauh untuk mencari Baba Yaga." kata Shadow, "Untuk apa kau mencari penyihir tua terkutuk itu?" tanya Vergil. "Kudengar dari Xen kalau Baba Yaga punya tunggangan yang sama cepatnya dengan milik Kochei." kata Shadow, "Baiklah kalau begitu.... Aku berikan seuah peringatan, lokasi yang akan kau datangi bernama Moscosiva. Terahkir yang aku dengar dari kerajaan tersebut adalah banyak sekali monster, tapi disana juga petualang yang tangguh biasanya berasal. Kau segera ke timur dari hutan ini, segera pergi dan aku akan mengawasi tempat ini." kata Vergil.
Shadow segera pergi memacu kudanya menuju kearah timur ke lokasi yang ditunjukan, setelah beberapa jam berkuda Shadow tiba di Danau Api. Shadow segera melambaikan sapu tangan yang diberikan oleh Xen sebanyak tiga kali dan sebuah jembatan muncul, Shadow segera menyebrangi jembatan tersebut dengan cepat dan sesampainya di depan hutan jembatan tersebut menghilang.
Shadow memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya kedalam hutan dengan berjalan kaki, tidak lama perutnya sudah mulai kelaparan. Shadow melihat sebuah saran burung dengan beberapa telur dan berusaha mengambil telur tersebut, tetapi induk burung tersebut tiba dan memohon.
"Oh pangeran, tolong jangan makan telurku. Bila kau mengampuni telurku, aku akan membalas jasamu." kata burung tersebut, dan Shadow membatalkan niatnya memakan telur dari induk tersebut.
Shadow kembali menuju kedalam hutan dan kelaparan, Shadow melihat sarang lebah dan bersiap untuk menyalakan obor untuk mengusir lebah tersebut, tetapi ratu lebah dari sarang itu keluar dan memohon
"Pangeran tolong jangan ambil madu dari sarangku, bila kau mengambil madu tersebut seluruh koloni akan kelaparan. Bila kau mengampuni koloni kami, kami berjanji akan membalas jasamu." kata ratu lebah tersebut, Shadow membatalkan niatnya.
Shadow melaju lebih dalam dan bertemu dengan anak singa, Shadow mengabil pedangnya dan bersiap membunuh anak singa itu. Singa betina itu memohon pada Shadow.
"Pangeran, tolong jangan makan anakku. Aku akan membalas jasamu bila kau mengurungkan niatmu." kata singa itu, Shadow memasukan kembali pedangnya dan terus berjalan kedalam hutan.
Sesampainya didalam hutan, Shadow melihat sebuah rumah reot dengan kaki ayam. Pagar daru rumah tersebut banyak sekali tengkorak manusia tertancap. Shadow tahu bahwa ini rumah Baba Yaga, karena saat masih kecil ayahnya pernah bercerita tentang sosok penyihir dengan ciri tersebut.
Shadow langsung kehalam rumah tersebut dan sosok wanita tua berambut putih sedikit bongkok dengan kulit pucat muncul. Penyihir wanita tua tersebut sedang menggigit tulang, dengan nada serak dan berat.
"Siapa dirimu? Kenapa kau masuk kehalaman rumahku." tanya Baba Yaga, "Aku hanya petualang yang kebetulan lewat." kata Shadow, "hmm.... ya ya... kau terlalu merendah untuk seorang petualang yang punya bau keluarga kerajaan." kata Baba Yaga, "Jadi apa maumu sebetulnya?" tanya Baba Yaga, "Sebetulnya aku mendengar dari Kochei kalau anda punya tunggangan bagus dan untuk mendapatkannya, aku harus menjaga kuda yang lain selama 3 hari." kata Shadow, "Hmm.... Kochei ya, aku ingat dia... Orang yang menarik.... Kalau begitu aku berikan syarat yang sama, jaga kudaku selama 3 hari, Malan ini kau makan malam bersamaku dan mulai besok kau mulai bertugas. Malam ini kau bisa tidur di gudang dekat kandang kuda." kata Baba Yaga.
Malam itu Shadow dan Baba Yaga makan malam seperti biasa, setelah makan malam Shadow segera menuju ke gudang dekat kandang kuda. Paginya Shadow segera menuju kekandang kuda, dan kuda milik Baba Yaha langsung menyebar dengan sangat cepat. Shadow berusaha mengejar kuda terebut tetapi gagal mengejar kuda tersebut. Shadow duduk murung disebuah batu karena hari mulai sore, seketika seekor burung hinggap di pundak Shadow.
"Pangeran Shadow, sudah jangan murung. Kuda yang harus kau jaga sudah berkumpul, jadi segera kembali dan tidak perlu murung." kata burung tersebut, Shadow segera kembali dan benar sesuai kata burung tersebut, kuda milik Baba Yaga sudah kembali kedalam kandangnya.
Pada malam harinya setelah makan malam bersama Baba Yaga, Shadow kembali ketempat dia bisa istirahat. Shadow mendengar Baba Yaga datang ke kandang kuda tersebut dan mulai marah.
"Kenapa kalian kembali?" tanya Baba Yaga dengan marah, "Sekelompok burung menyerang kami dan hampi melukai mata kami." kata salah satu kuda tersebut, "Begitu ya, kalau begitu kalian besok lari ke hutan lebih dalam lagi dan jangan kembali sebelum ada signal dariku." kata Baba Yaga.
Shadow yang mendengar hal tersebut dan kembali tidur. Paginya Shadow kembali menjalankan tugasnya untuk memjaga kuda milik Baba Yaga, sama seperti hari sebelumnya, disaat kandang kuda tersebut dibuka pintunya, kuda tersebut segera berlarian menuju bagian dalam hutan. Shadow kembali mengejar kuda tersebut hingga menjelang sore dan tetap gagal, sorenya singa betina muncul didepan Shadow dan mulai berbicara.
"Pangeran tidak perlu bingung dan sedih, kuda tersebut sudah kembali kekandangnya." kata singa betina tersebut, Shadow segera kembali ke kandang kuda tersebut dan semua kuda milik Baba Yaga sudah berada dikandang mereka. Shadow istirahat dan makan malam bersama Baba Yaga kembali, Baba Yaga tidak berkata apapun dan segera kembali istirahat di gudang sepeerti malam berikutnya. Baba Yaga datang kembali kekandang kuda tersebut dengan marah.
"Kenapa kalian kembali kemari?" tanya Baba Yaga dengan nada yang lebih marah dari sebelumnya, "Sekawanan singa betina mengejar kami, jadi kami takut dan berlari kemari." kata salah satu kuda tersebut, "Kalau begitu kalian segera menuju lautan lepas, dan jangan sekalipun coba-coba kembali." kata Baba Yaga dengan nada yang sangat marah, Shadow mendengar hal tersebut.
Paginya seperti biasa, Shadow membuka kandang kuda dan kuda milik Baba Yaga segera berlarian keluar, menyebar entah kemana. Shadow kembali mencoba mengejar kuda tersebenu tetapi gagal, Shadow kembali duduk dan murung, seekor ratu lebah mendatangi Shadow
"Pangeran Shado jangan murung, kuda milik Baba Yaga sudah kembali kekandangnya. Nanti malam pangeran harus segera bersembunyi di balik kandang kuda tersebut, belakang kandang kuda tersebut terdapat seekor kuda tercepat yang ada. Baba Yaga ingin ingin memakanmu, jadi segera pergi dengan kuda tersebut." kata sang ratu lebah, Shadow mengangguk dan segera kembali. Sesuai kata ratu lebah tersebut kuda tersebut sudah berada didalam kandangnya, Shadow segera bersembunyi karena hari sudah mulai malam.
Baba Yaga kembali memeriksa kandang tersebut dan terkejut, semua kuda tersebut sudah kembali.
"Kenapa kalian kembali lagi?" tanya Baba Yaga dengan nada sangat marah, "Sekumpulan lebah menyengat kami, terpaksa kami harus kembali." kata salah satu kuda, "Terpaksa besok aku harus membunuh orang tersebut." kata Baba Yaga, Shadow mencoba tenang mendengar hal tersebut.
Shadow menyusup belakang kandang kuda dan menemukan sebuah kuda yang tidak terurus sama sekali, shadow terlihat cukup sedih.
"Ada apa pangeran? kau terlihat sedih." kata kuda tersebut, "Ratu lebah memberi tahu bahwa aku bisa menemukan kuda tercepat dibelakang kandang kuda Baba Yaga." kata Shadow, "Aku memang kuda tersebut, Baba Yaga sengaja tidak merawatku karena dalam kondisi prima, Baba Yaga tidak akan sanggup mengejarku." kata kuda tersebut, Shadow segera melepaskan kuda tersebut dan segera lari dari rumah Baba Yaga.
Shadow dan kuda tersebut dengan cepat menuju kembali ke pinggiran Danau Api, Shadow melambaikan sapu tangan ajaibnya sebanyak dua kali saja. Jembatan kembali muncul hanya saja terlihat sedikit pudar, Shadow segera memacu kuda tersebut dan dengan cepat sudah hampir sampai kesebrang jembatan.
Baba Yaga yang sadar bahwa kudanya yang terbaik dicuri segera mengejar, Baba Yaga menaiki lesung saktinya dan mengeluarkan alu sakti miliknya bersama juga rumah reotnya.
"DASAR PENCURI! KAU TIDAK AKAN BISA LARI!" teriak Baba Yaga mulai menyebrangi jembatan tersebut, Shadow dengan cepat tiba di pesisir Danau Api tersebut hanya terdiam, dan jembatan tersebut menghilang. Baba Yaga dan rumah reotnya terjatuh di Danau Api tersebut dan tewas terbakar dan tenggelam di danau tersebut.
Shadow membawa kuda tersebut ke desa didekat hutan tempat Kochei dan memberikan perawan pada kuda tersebut, beruntung kuda tersebut tidak apa-apa. Shadow membiarkan kuda tersebut merumput dan berlari di padang rumput, Shadow melihat hal tersebut.
"Jadi kuda ini kau dapatkan dari Baba Yaga?" tanya Vergil, "Iya, aku bawa kemarin kedesa beruntung tidak terjadi sesuatu dan kuda ini bisa berlari sangat cepat." kata Shadow, "Kita lihat nanti, apa akan aku bawa keistana atau bagaimana." kata Shadow, "Sudah dilihat saja, dan yang penting tugasmu menyelamatkan Xen." kata Vergil, Shadow hanya mengangguk.
3 hari berlalu dan kuda tersebut sudah kembali sepenuhnya kembali ke kondisi puncaknya, Shadow segera menuju kembali kedalam hutan dan menyusup kembali ke istana Kochei ketika penyihir jahat itu sedang berpatroli.
"Shadow, kau kembali?" tanta Xen, "Tentu saja, ayo segera lari dari sini." kata Shadow, "Tapi... bagaimana kalau kita tertangkap lagi?" tanya Xen, "Tidak akan." kata Shadow membawa Xen keluar istana.
"Ada apa?" tanya Kochei melihat kudanya, "Pangeran Shadow berhasil kembali menyelamatkan Queen Xesinus, tapi kali ini tunggangannya berbeda. Aku tidak yakin bisa mengejar kuda itu." kata kuda tersebut, "Diam dan kita segera kita cegat." kata Kochei.
Shadow bersama Xen berusaha keluar dari hutan tersebut, dan Kochei mengejar. Shadow bersama kudanya sudah bersiap dan mengejutkan kuda milik Kochei. Kochei terjatuh dan Shadow segera turun dan memenggal kepala Kochei, sementara Vergil yang sudah menyusul membakar tubuh Kochei.
"Dasar bodoh, aku ini abadi dan tidak bisa mati." teriak Kepala Kochei. "Kau mungkin tidak bisa mati tapi lihat sekarang dirimu" kaya Shadow, Vergil mengambil kepala Kochie dan memasukan kedalam barel kayu, "diamlah..... kau terlalu banyak bicara...." kata Vergil menutup barel kayu tersebut dan membuang barel tersebut kelaut. Shadow kembali keistana menunggangi kudanya sementara Xen menaiki kuda milik Kochei, Vergil tetap dihutan tersebut memeriksa secara penuh istana Kochei.