"sepertinya sudah waktunya memanggil mereka." kata Vergil, "Kalau begitu lakukan Shadow Master, sudah waktunya Azeroth dan Lunavara menjadi satu kerajaan lagi." kata Queen Xesinus, "Apa maksudnya Azeroth dan Lunavara menjadi satu lagi?" tanya Shadow, "Sebetulnya Azeroth dan Lunavara dulu adalah saudara, pendiri Azeroth dan Lunavara sebetulnya saudara." kata Queen Xesinus, "Heart dan Morevna sebetulnya adalah kakak beradik, Raja pertama dan Azeroth adalah kakak dari ratu pertama Morevna." kata Xesinus, "Itu benar, Azeroth dan Linavara secara tidak langsung adalag saudara. Sejarah ini hanya para Royal Family yang tahu, karena sudah lewat dari beberapa generasi hubungan darah tersebut sekarang hanya tertinggal nama." kata salah satu mentri, Vergil mengangguk. "Aku akan segera meminta Azeroth Hidden Counsel berkumpul." kata Vergil mulai meninggalkan lokasi.
"Paman tunggu...." kata Shadow menyusul, "Jika ada sesuatu segera..." kata Vergil sambil berjalan menuju ke menara paling tinggi, "Apa maksudnya Hidden Counsel?" tanya Shadow, "Sebelum perang itu terjadi, ayahmu mengumpulkan semua pemimppin ras yang masih setia dengan Azeroth, dia tahu kalau Azeroth akan kalah karena itu ayahmu meminta agar semua ras bergerak dengan rahasia tapi tetap patuh dengan Bellarus." kata Vergil meuju ke tower, "Tapi kenapa ayah tidak bilang ini?" tanya Shadow menyusul Vergil, "Ayahmu tahu bahwa kau tidak siap dengan Azeroth Hidden Counsel." kata Vergil, "Apa maksudnya tidak siap?" tanya Shadow, "Kau yang baru saja kehilangan ayah dan rumahmu... Apa yang terlintas pertama dipikiranmu?" tanya Vergil, "Segera balas dendam pada paman Disonius." kata Shadow, "Karena itulah kau tidak siap, ingat menjadi raja Azeroth harus tahu rasanya menjadi rakyat... Sama dengan ujian ayahmu, kau sudah lulus." kata Vergil. "Jadi...." kata Shadow, "Ayahmu juga diuji menjadi petualang, dia lulus karena bisa tahu rasanya jadi rakyat biasa dengan penghasilan yang rendah." kata Vergil naik ke menara, "Paman memakai apa untuk memanggil semua Shadow Counsel?" tanya Shadow, "kau lihat saja nanti" kata Vergil.
Vergil dan Shadow segera naik ke menara istana Lunavara, dengan cepat tiba dibagian atas. Vergil mengeluarkan sebuah boom stik dengan ukuran kecil berwarna merah, Shadow mengarahkan boom stik tersebut kearah langit dan saat ditembakan mengeluarkan bola api berwarna magenta dan secara perlahan menghilang dan bola api itu menghilang secara perlahan.
"Apa itu tadi paman?" tanya Shadow, "Inilah signal yang yang aku maksud, ditunggu saja Shadow Counsel akan berkumpul disini." kata Vergil.
3 hari perjalanan dari Lunavara kembali utusan dari Bellarus tersebut kembali. "Bagaimana hasilnya?" tanya King Disonius, "Mereka minta bukti atas kejahatan dari pangeran Blackheart." kata utusan tersebut, "Tentu saja kita tidak ada bukti karena memang tidak ada..." kata King Disonius, "Bagaimana kalau kita membuat bukti palsu?" kata salah satu penasehat, "Boleh juga." kata King Disonius, "ada apa?" tanya King Disonius kepada salah satu jendralnya yang melihat ke jendela, ""Tidak ada apa-apa, yang mulia King Disonius." kata jendral tersebut, "Aku ijin pergi dulu yang mulia, aku ada urusan mendadak." lanjut jendral tersebut, "Baiklah.... Segera kumpulkan catatan kriminal berat beberapa hari terahkir, dan kita bisa jadikan bukti palsu." kata King Disonius, "Baik yang mulia." kata salah satu mentri.
Jendral yang meninggalkan King Disonius segera mencari kuda terbaik yang ada di kandang kuda, jendral tersebut segera memacu kudanya ke huta Dark Elf Ranger, Cassandra sudah menunggu didepan hutan.
"Sir. Edward, sudah waktunya." kata Cassandra, "Benar, makanya aku kemari menjempu dirimu." kata Edward mengulurkan tangan, Cassandra segera naik kuda tersebut dan menuju ke Lunavara.
"Aku akan memakai jalan rahasia lama menuju Lunavara, kita perlu segera sampai ke Istana Lunavara dalam waktu 1 hari." kata Edward memacu kudanya, "Bukannya jalan itu dijaga oleh Assassin Cross Unit?" tanya Cassandra, "Tenang aku ada kata sandinya." kata Edward dengan cepat memacu kuda tersebut.
perjalanan selama 1 jam dengan cepat, Edward dan Cassabdra segera tiba lokasi yang dimaksud. beberapa Assassin dengan senjata katar melihat Edward. Para Assassin tersebut segera mencegat mereka.
"Tahan, kalian dilarang masuk." kata para Assassin, "Azeroth Imperatus Dominus." kata Edward, "password itu... Sir. Edward?" tanya Assassin yang lebih senior, "Tentu saja...." kata Edward, "Imperatoria Umbra Custodia." kata Cassandra, "Lady Cassandra disini juga rupanya, silakan lewat." kata Assassin tersebut, "Lebih baik kita menunggu dulu... seharusnya Queen Amadeus dari Moon Glave Hight Elf dan King Brunar dari Brumarc Dwarf Clan." kata Edward, "Tidak perlu, kami sudah disini." kata seorang elf berambut pirang dan Dwarf, "Semperatus Strom" kata ratu elf tersebut, "Queen Amadeus...." kata Edward, "Ferro Malleo." kata Dwarf berambut putih dengan mahkota emas, "King Brumarc sudah tiba." kata Assassin senior tersebut, "Kalau begitu sudah berkumpul semua, kalian tinggal ikuti jalan ini saja. Sehari perjalanan kalian akan sampai di Capital City." kata Assassin tersebut. Mereka semua dengan segera menuju ke Capital City, Assassin senior tersebut segera menulis surat dan mengikatkan surat tersebut di kaki seekor burung falcon khusus dan melepas falcon tersebut.
Vergil dan Shadow turun dari menara istana tertinggi, Vergil tampak yakin kalau Shadow Counsel akan tiba secepatnya. Xen bersama mentri dan jendal perangnya sedang membahas sesuatu.
"Menurut kalian untuk bagaimana menahan serangan King Disonius?" tanya Xesnus memeriksa wilayah perbatasan, "Untuk itu kita siagakan meriam yang kita punya" kata salah satu jendral, "Mereka masih belum tahu bahwa kita sudah mengembagkan senjata yang bisa membunuh beberapa orang sekaligus." kata salah satu mentri, "Shadow Master silakan bergabung..... kau pasti punya saran dan strategi." kata Queen Xesinus, "Sebetulnya ada, dan ini bias dibuat dengan cepat" kata Vergil mengeluarkan sebuah gulungan, "Itu gulungan apa?" tanya Shadow, "Ini design ranjau darat, kalau kita ada waktu untuk membuat ini pasti mereka akan ketakutan." kata Vergil, "Shadow Master, memangnya alat itu digunakan untuk apa?" tanya salah satu mentri, "Bila musuh menginjak ini, dipastikan yang menginjak dan orang disektarnya pasti akan meledak." kata Vergil mengeluarkan sebuah gulungan lagi, "Apa ini?" tanya salah satu mentri, "Ini meriam yang bisa dibawa kemapun, walau ukurannya kecil, tapi bisa dibawa kemana saja." kata Vergil, "Sangat mernarik..." kata mentri tersebut melihat gulungan tersebut.
Seketika seekor falcon mendarat di pundak Vergil, Vergil memperhatikan adaa sebuah surat yang terikat di kaki falcon tersebut. Vergil langsung melepaskan ikatan kertas tersebut dan membaca surat tersebut.
"Ada apa paman?" tanya Shadow, "wah wah wah.... sebuah kejutan yang tidak disangka." kata Vergil sambil terseyum senang, "Apa mungkin..." tanya Queen Xesinus, "Azeroth Shadow Counsel sudah masuk jalan rahasia yang aku persiapkan, dalam waktu 1 hari mereka akan sampai di Capital City." kata Vergil, "Bagus kalau begitu, semua persiapan dan design yang sudah dipersiapkan tinggal menunggu kapan dibuat dan uji coba." kata Queen Xesinus, "Kita tidak bisa memakai rakyat biasa sebagai uji coba senjata milik Shadow Master." kata salah satu mentri, "Siapa bilang kita pakai rakyat biasa kalau kita punya banyak kriminal yang menunggu hukuman mati?" kata salah satu jendral, "Benar.... banyak sekalik kriminal kelas berat yang menunggu eksekusi mati, bisa memakai mereka sebagai test." kata Vergil.