Matahari telah tenggelam diujung barat saat Vero terbangun dari tidurnya.
Namun saat dia membuka matanya, yang didapatinya hanyalah kesunyian dipenjuru ruangan ini.
Vero pun turun dari ranjang dan melangkahkan kakinya menuju pintu kamar ini. Namun yang didapatinya tetaplah kesunyian.
Vero mengela nafasnya. Lalu kembali masuk kedalam kamar yang tadi ditidurinya. Dan saat yang bersamaan, di tak sengaja melihat betapa berantakannya penampilannya sekarang.
Melihat itu, Vero melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang ada di pojok kamar ini dan berniat untuk mandi supaya badannya lebih segar.
Disaat Vero mulai melakukan ritual mandinya, terdengar suara pintu dibuka dengan paksa. Dan bau harus khas dari Raven pun tercium dihidungnya.
Vero semakin mempercepat mandinya dan segera mengeringkan badannya. Namun saat akan memakai pakaiannya, Vero tak sengaja mendengar suara wanita. Dan sepertinya juga ada Raven yang berbicara dengannya.
'Kau tak harus selalu bersamanya Raven. Kau seharusnya menemaniku setiap hari. Aku kesepian dirumah tanpamu,'
"Sebenarnya aku juga ingin menghabiskan waktuku denganmu, Sayang. Tapi kau tahu kan peraturan packku yang kolot dan menentang jika Luna mereka bukanlah mate ku. Dia hanya sebagai kamuflase untuk tetap bersamamu,"
Itu suara Raven. Dan apa dia bilang? Dia hanya memanfaatkan aku untuk berhubungan dengan seseorang?
'Tapi kalau kau lama lama bersamanya, nanti kalau kamu menyukainya bagaimana?' Kali ini wanita itu yang berbicara pada Raven. Suaranya yang sengaja dibuat centil membuatku muak.
"Aku tidak pernah mencintainya. Aku hanya berpura pura mencintainya supaya dia mudah dikendalikan. Aku hanya mencintaimu Eliza,"
Dia tidak pernah mencintaiku? tanya Abby dengan lirih.
Tidak. Dia tidak boleh mendengarnya, batin Vero meski dia juga tengah menahan perih. Dengan sekuat tenaga Vero menahan Abby yang sudah terlanjur kecewa agar tidak mengambil alih tubuhnya.
Setelah perjuangan selama beberapa lama untuk menidurkan Abby yang akhirnya berhasil dilakukan oleh Vero. Meski itu menguras habis tenaganya, tapi itu lebih aku daripada Abby yang hancur.
'Tapi bagaimana kalau wanita penghancur itu mengetahuinya?' lagi. Suara wanita itu membuat emosi Vero meningkat.
Wanita penghancur, eh? Apa itu tidak terbalik? Batinnya sinis seraya mendengus.
"Aku mempunyai kekuatan pengendalian fikiran. Jika dia tahu, aku akan memanipulasi pikirannya agar dia melupakan apa saja yang telah diketahuinya."
Sudah cukup. Aku sudah lebih dari hancur hanya dengan mendengar pembicaraan mereka.
Tanganku mengepal erat. Yang ada dipikiranku saat ini hanyalah agar aku bisa menghilang dari sini. Entah kemana, yang penting aku pergi dari sini.
###
"Ada apa, Honey?" tanya Eliza begitu melihat Raven termenung.
Namun Raven tidak menjawabnya dan melangkah menuju kamar mandi yang ada diruangannya.
Entah magnet apa yang menariknya. Tapi yang jelas ia seakan merasakan kehadiran Vero disini.
Dengan pelan, dibukanya pintu kamar mandi itu dan mendapati hanya kekosongan yang mengisinya.
Raven mengedarkan pandangannya dan menemukan sesuatu.
Apa dia baru saja kemari? tanya batinnya sembari mengedarkan pandangannya kesekeliling kamar mandinya.
Mungkin barangnya yang tertinggal dulu, batinnya lalu memasukkan jepit rambut milik istrinya itu kedalam saku celana kainnya.
###
"Dimana aku?" tanya Vero kebingungan.
Pasalnya saat dia memejamkan matanya tadi, dia masih berada didalam kamar mandi. Dan kini saat dia membuka matanya, hal pertama yang didapatkannya hanyalah gelap. Dengan sedikit cahaya putih.
Lalu dia melangkahkan kakinya menuju arah datangnya cahaya putih itu. Dan saat keluar dari tempatnya tadi, Vero dihadapkan dnegan pemandangan indah yang sangat menyejukkan mata.
Barisan pepohonan hijau berderet sedikit tak beraturan. Bunga bunga tumbuh mekar dengan kelopaknya yang serupa pelangi.
Dan satu hal yang menarik perhatiannya, yaitu sungai jernih yang ada dibalik tebing itu.
Entah bagaimana, tapi tanpa memastikan Vero tahu dan yakin kalau ia melihat sungai dibalik sana.
Dengan keyakinan penuh Vero melangkahkan kakinya menuju belakang tebing itu. Dan saat sampai di balik tebing itu, ia menemukan pemandangan air terjun yang sangat indah dengan sungai jernih di bawahnya.
Untuk beberapa saat Vero terdiam hanya dengan memandangi air terjun itu.
Seakan tidak puas jika hanya memandangi air terjun yang indah itu Perum melangkahkan kakinya mendekati air terjun itu dan memasukkan kakinya ke dalam air sungai itu ajaibnya meskipun suhu di sana sejuk namun air itu tidaklah dingin malah cenderung hangat belum lagi wangi air itu bagaikan semerbak bunga yang baru mekar.
Lagi lagi karena tidak puas jika hanya mencelupkan kakinya ke dalam air, Vero menanggalkan pakaiannya dan hanya menyisakan pakaian dalamnya lalu masuk kedalam sungai itu untuk berendam.
Namun saat sedang asyik asyiknya berendam di dalam Sungai itu tiba-tiba cahaya putih mengelilingi tubuh Vero ajaibnya sepasang sayap berwarna hitam tiba-tiba muncul di punggung Vero.
Vero kebingungan mendapati sayap hitam yang membentang di belakang punggungnya. Namun sebuah suara saya akan menjawab kebingungannya. "Kau sudah menerima berkat ku. Gunakan itu sebaik-baiknya. Apabila nantinya pasangan hidupmu menolakmu, jangan menolaknya kembali. Kau hanya harus pergi dari sana. Biarkan ia mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Kau harus kembali tempatmu yang sebenarnya bukanlah disini. Dunia menunggumu untuk sebuah tugas dan aku hanya mampir di sini untuk memberikan sesuatu," ujar seorang wanita dengan lambang bulan di kepalanya
Begitu melihat lambang bulan di kepala wanita itu seakan sadar Vero membungkukkan kepalanya "Anda Moon Goddess? Sang Dewi bulan?"
"Itu aku. Bangunlah Veronica! Jangan menundukkan kepalamu padaku. Kedudukan kita bahkan hampir sejajar. Kau dan takdirmu kini saling bersinggungan. Dan kau harus mempertahankan apa yang telah menjadi milikmu. Jangan biarkan dia lepas atau jangan melepaskannya sekalipun dia yang memintanya.
Dan kini dengan sayap yang membentang dibalik punggungmu itu, kau telah menjadi keturunan terakhir dari clan Demon bangsawan yang hampir punah. Tuntaskan takdirmu dengan para pembunuh itu atas nama para kaum Demon. Kematian orangtuamu membawa kesedihan besar bagi dunia mereka.
Dan mulai saat ini, sejarah telah berubah. Demon yang selalu dipandang buruk akan kembali bangkit. Mereka akan mengasihi dunia tapi para vampire dan rogu itu membuat semuanya menjadi berantakan kini Takdirmu dan pasanganmu berada di tanganmu. Kau memilih mempertahankannya atau lebih memilih melepaskannya. Tapi yang pasti akan ada penghancur diantara kalian jika kalian tidak bisa melepas ego kalian masing-masing. Itu pasti dan tidak bisa dirubah," lalu setelah itu, semua yang ada dihadapannya memudar dan digantikan pemandangan kamar tidurnya.