Chereads / Destiny of A Luna / Chapter 13 - Truth

Chapter 13 - Truth

"Cari tahu masalah yang menimpa Lunaku belakangan ini! Setelah ketemu, letakkan berkasnya dimejaku." ujarku pada John.

Aku memberikan perintah pada John, betaku itu bukan tanpa alasan.

Sikap Vero yang belakangan ini menjauh pun sudah cukup membuatku penasaran atas apa yang tengah melandanya.

Aku... Aku ingin mate-ku bergantung kepadaku. Itu pastinya akan membuatku dan Lud merasa berguna.

###

"Dia baru menerima shift nya Alpha. Namun ada yang aneh. Aromanya berubah!"

"Aromanya berubah? Bagaimana aroma khas nya? Seperti apa?" tanyaku mulai tertarik akan informasi yang dibawakan anak buahku ini.

"Dia memiliki aroma yang sangat khas dengan demon. Dia, kemungkinan besar bahwa dia adalah keturunan terakhir klan Vergosinovta.

Mengingat dia memiliki aroma bunga bungaan segar yang kudengar dengar merupakan aroma khas demon bangsawan dari klan Vergosinovta. Sang demon terkuat pada masa itu sekaligus penghancur keluarga mate nya sendiri."

Klan Vergosinovta ya. Menarik. Keturunan terakhir Lucifer dan manusianya.

"Vergosinovta ya? Itu berarti Luna bodoh itu sedang bermain main dengan takdirnya. Siapkan pasukan. Demon akan sedikit kurang waspada saat musim semi.

Yang artinya empat bulan dari sekarang kita akan mengakhiri garis keturunan Vergosinovta. Dan klan demon sialan itu akan hancur, berikut dengan pack Alpha bodoh itu!"

"Baik Alpha," ujar anak buahku itu lalu beranjak pergi meninggalkan aku sendirian diruangan ini.

###

"Dia adalah demon!"

"Demon?! Bagaimana bisa seorang demon masuk dengan bebas kedalam wilayahku?!"

"Maaf Alpha. Tapi menurut tuan Marcus, bahwa Luna Veronica adalah seorang Demon bangsawan.

Segelnya baru terbuka tepat saat anda menandainya Alpha," ujar John dengan sabar padaku.

Aku marah!

Tentu saja. Karena tenyata selama ini aku dibohongi oleh mate sialan yang ternyata adalah seorang demon?

Apa dia masih pantas kusebut sebagai mate? Dia bahkan tidak menghargai ikatan diantara aku dan dia?!

Betapa bodohnya aku terbuai akan rayuan ikatan takdir sialan ini.

Aku membenci demon dan selamanya akan tetap begitu.

Aku akan segera mengakhirinya. Tak perduli dia adalah mateku sekalipun. Aku akan mengakhiri ikatan menjijikkan ini.

Aku keluar dari ruangan kerjaku dengan menahan amarah. Seluruh omega yang ada dimansion pack ini pun seolah tahu diri dan tidak menggangguku saat auraku mengerikan seperti ini.

Aku melangkah lebar lebar menuju kamar pribadiku yang telah dinodai oleh wanita menjijikkan itu.

Aku akan ganti kamar setelah ini, batinku.

Semantara aku bergelut dengan dendam, Lud berusaha keluar dari tubuhku untuk menghentikanku agar tidak mereject Vero -yang bahkan kini pun namanya terasa asing dilidahku-

Jangan berbuat gegabah, Raven! Jangan menghancurkan ikatan yang di buat oleh Sang Dewi, Raven!

Tidak dengan menjadi mate dengan darah demon miliknya, Lud. Tidak ada tempat untuk seorang demon di sini, Ludwig.

Aku menggeleng menolak keras bujukan serigalaku yang kini berusaha mengendalikan amarah yang kini tengah berkobar didalam hatiku yang telah tertutup dendam.

Aku membuka pintu kamar ini -atau dapat juga disebut menendangnya keras keras- dan mendapati wanita itu tengah duduk ditengah ranjang dengan raut muka yang terlihat terkejut atas tindakanku.

Aku mendekatinya dengan langkah lebar dan meraih belakang kepalanya bermaksud mengambil segenggam rambutnya untuk kutarik.

"WANITA SIALAN!" teriakanku sepertinya menggelegar diseluruh penjuru mansion besar ini. Belum lagi telinga werewolf yang sensitif.

Tapi aku tak mempedulikannya dan tetap menarik rambut wanita ini keras.

Kulihat dia merintih kesakitan karena tarikanku pada rambutnya. "Ah. Apa yang terjadi Raven? Kenapa aku terlihat marah padaku?" tanyanya dengan suara yang jujur saja membuatku mual mendengarnya.

"Kenapa kau berani masuk kedalam wilayahku? Demon?" tanyaku sambil tetap menarik rambutnya dan memandangnya mencemooh.

Kulihat dari raut wajahnya yang pias seperti kehilangan aliran darah dari wajahnya. Dia menyembunyikan hal seperti ini dariku.

"BERANINYA KAU MAKHLUK BUSUK MASUK KEDALAM WILAYAHKU!!!!" lagi. Teriakanku menggelegar seantero pack house ini.

Aku tidak perduli walau dia mateku sekalipun, tapi dia demon. Dan demon harus musnah.

Bagaimanapun caranya. Disini harus bersih dari demon.

###

"Aku mohon, biarkan dia menyegelnya Vanessa. Ini demi keselamatan putri kita." ujar seorang pria dengan nada memohon pada wanita paruh baya yang tengah mendekap seorang bayi yang nampaknya baru lahir karena kulitnya yang masih kemerahan.

"Tapi dengan menyegelnya, itu akan membuat kita kehilangan dia Marcel! Dan aku tidak mau berpisah dengan putriku!" seru wanita yang dipanggil Vanessa itu sembari mengetatkan dekapannya pada bayi mungil itu.

"Kita harus membuatnya memenuhi takdir yang ditentukan olehnya demi keseimbangan kaum demon Vane. Mengertilah! Kita akan bertemu dengan putri kita saat waktu yang tepat." ujar Marcel berusaha meyakinkan istrinya perihal keselamatan putrinya.

Vanessa mendekap putrinya erat. Setengah tidak rela kalau putri kecil yang beberapa hari lalu baru dilahirkannya harus dipisahkan darinya.

Ia mengecup dahi dan kedua pipinya dalam. Menghayati ciuman bermakna itu. "Mommy akan selalu mencintaimu sayang. Tumbuh dan besarlah seperti seharusnya!"

Lalu sepasang suami istri itu menyatukan tenaga nya untuk membuat segel bagi putrinya.

Seiring cahaya yang keluar karena kekuatan mereka yang semakin kuat maka semakin pudar pula tubuh mungil bayi itu.

Setengah sesegukan, Vanessa meneruskan rapalan mantranya dan berbisik, "Mommy selalu mencintaimu, Veronica. Wait for us!"

Dengan itu, bayi mungil bernama Veronica itu lenyap tak berbekas. Meninggalkan selimut bekas lilitan dengan aroma bunga bungaan segar yang melingkupinya.

###

"RAVEN KEPARAT!! KELUAR KAU. JANGAN MACAM MACAM DENGANKU!"

Suara teriakan lagi lagi menggema. Namun tidak hanya di mansion pack, juga sampai penjuru pack.

Sekelompok warrior pack keluar dengan sigap dan sedikit waspada.

Pasalnya, pria yang baru saja berteriak dengan lantang itu merupakan salah satu Lord Vampire yang menetap di Venezuela.

"BERITAHUKAN PADA ALPHA SIALANMU ITU TENTANG KEDATANGANKU!" lagi lagi orang itu berteriak.

Dengan tergopoh gopoh, salah satu omega yang kebetulan berdiri di dekat sana berhambur masuk kedalam pack house untuk memanggil Alpha mereka.

"Alpha! Alpha!" omega itu berteriak ketakutan.

Raven yang mendengar teriakan itu memendam emosinya pada Vero dan beranjak turun.

"Kalau yang kau sampaikan tidak bermutu maka kepalamu taruhannya!" ujarnya sengit.

Sedikit terbata, omega itu menjawab. "Lord Teegan dari Venezuela datang kemari dengan amarah yang membuncah, Alpha."

Emosinya kembali tersulut mendengar ucapan omega itu. "Untuk apa lintah sialan itu kemari!" tanyanya menahan geram.