"Terima dia dan masa lalunya Raven. Percayalah. Bahwa dia sudah mengalami hidup yang lebih keras daripada ini dan dia bisa bertahan. Karena dia tidak berurusan dengan takdirnya.
Tapi untuk kali ini kau lah takdirnya. Jadi pertahankan dia sebelum dia benar benar menyerah atas kamu," ujar Marcus menasehatiku.
Aku masih belum faham apa yang mendasari ceramah panjang lebar yang baru saja diutarakannya.
Tapi yang kutangkap dari kata katanya itu hanyalah saat nantinya dia akan melepaskan aku?
Siapa yang akan melepaskan aku?
Mengapa aku merasa kalau dia adalah orang yang penting untukku?
Sedikit bagian dari diriku menerima dan berpikir keras tentang ucapannya. Tapi bagian yang menolak untuk percaya pada perkataan vampire sok tahu ini membuat ego Raven bergejolak menolak untuk percaya.
Marcus yang melihat reaksi Racun yang terkesan acuh dengan ucapannya hanya tersenyum tipis. "Tidak masalah untuk tidak percaya padaku, Alpha. Tapi jangan sampai kau terlambat untuk mengetahui kebenaran yang selama ini tertutupi untuk kelangsungan hidup kaum mu. Tapi aku berani bertaruh, lebih baik kau menyelidiki semua hal ini lebih lanjut lagi. Dan pastikan tidak ada penghianatan dan bangsamu juga anak buahmu, Raven."
Raven lagi lagi hanya diam. Dia tidak membuka mulutnya sedikitpun untuk menyahuti ucapan Marcus.
Marcus hanya menyeringai menampilkan taring vampire miliknya lalu melesat pergi. Meninggalkan Raven yang diam seorang diri di tengah hutan perbatasan pack dengan para rogues yang tengah mengincar mereka berdua dalam diam.
###
Dua bulan sudah Veronica meninggalkannya seperti yang telah dimulainya. Dia yang telah mereject gadis itu dan akhirnya dia pergi. Setelah dengan bajingannya dia menandai dan melakukan penyatuan padanya. Dia membuangnya.
Dan secara perlahan, kebenaran mengenai wanita itu pun terungkap.
Orangtuanya bukan mati karena demon itu, demon itulah yang mengorbankan nyawa mereka demi kehidupan orangtuanya.
Tapi kedua orangtua Raven telah terlampau lelah untuk dapat mempertahankan kehidupan mereka setelah mengalami pertarungan hebat diantara dua klan.
Mereka tumbang dan pada akhirnya Raven menyalahkan demon itu.
Dan demon yang dimaksud oleh Raven adalah kedua orangtua Vero.
Marcellino Demonicouses King dan Vanessa Fabrizio Queen.
Sang raja dan ratu para demon yang bahkan mengorbankan nyawa mereka saat raja vampire menyerang mereka.
Namun yang terjadi malah sebaliknya.
Kedua orangtuanya menyerang balik demi mempertahankan nyawanya tepat saat raja dan ratu demon itu datang.
Beberapa kali kedua pemimpin kaum demon itu terluka karena ayah atau ibunya.
Namun mereka tetap bertahan. Tanpa menyerang balik kedua orangtuanya sedikitpun.
Itu terjadi karena mereka hanya ingin melindungi orangtuanya yang kebetulan memiliki takdir yang bersinggungan dengan takdir putrinya.
Mereka mengintip akan terjadi perpecahan besar setelah kematian sang Alpha dan Luna itu.
Maka dari itu, supaya takdir putri mereka berjalan sebagaimana mestinya, Raja dan Ratu demon itu melakukan hal sebisanya untuk mempertahankan nya.
Namun saat akhirnya Raja dan Ratu demon itu gugur dalam medan perang itu, kedua orangtuanya dibunuh telak oleh kaum vampire.
Seharusnya dia tidak mempercayai omongan orang orang di packnya yang mengatakan bahwa pembunuh orangtuanya adalah Raja dan Ratu demon.
Belum lagi kenyataan beberapa omega yang mengatakan bahwa Veronica tengah mengandung anaknya.
Buah hatinya. Calon penerusnya.
Tapi kini, keberadaan Vero menjadi pertanyaan terbesar bagi seluruh klan yang mengincar kekuatan luar biasa yang dimilikinya.
Dia dengan bodohnya melepaskan permatanya demi sebuah kebenaran yang tidak sesuai adanya.
Dia melepaskan Vero beserta calon bayinya untuk berjuang sendirian di dunia yang keras ini.
Berulang kali ia menyusuri belahan dunia demi menemukan keduanya.
Namun, Veronica seolah lenyap ditelan bumi.
Seluruh pack telah dia singgahi hanya demi mendapatkan jejak keberadaan Vero walau hanya petunjuk kecil. Namun semua yang diharapkannya itu nihil.
Vero tetap tidak ditemukan dimana mana.
Veronya, menghilang.
###
"Beberapa pasukan demon berkeliaran disekitar hutan utara, Alpha." ujar betaku melaporkan hasil yang didapatnya dari beberapa warrior penjaga perbatasan.
"Demon?" tanyaku tertarik. Aku berharap, dari sekian banyak demon yang secara perlahan mulai menampakkan dirinya itu terdapat Veronica didalamnya.
"Ya Alpha. Dipastikan itu adalah demon karena bau khas mereka berupa dupa yang masih tertinggal membuat para warrior penjaga perbatasan yakin bahwa itu memanglah demon."
"Ada tanda tanda Veronica di sana?" Aku mulai gamblang mempertanyakan keberadaan mate -atau mungkin mantan mate- yang sudah kucari dua bulan belakangan ini.
Kemungkinan besar wanitaku itu sudah mendekati masa persalinan di usia kandungannya yang hampir 5 bulan.
Karena werewolf yang memiliki masa mengandung lebih singkat dari manusia. Yakni hanya lima sampai enam bulan saja. Bisa dipastikan bahwa kandungan Vero sudah hampir menginjak bulan kelima.
Mengingat ia meninggalkan pack house dua bulan lalu saat usia kandungannya sudah lebih dari dua bulan.
Tapi sayang. John hanya menundukkan kepalanya. Tanpa ada kata kata. Cukup dengan gelengannya bisa membuat harapan yang baru saja muncul mendengar kehadiran para demon itu.
"Maafkan saya karena mengecewakan anda, Alpha. Tidak ada tanda tanda Luna bersama kawanan demon itu." Ucapan John membuat Ludwig yang tadinya gembira dan mengharapkan kehadiran Veronica pun akhirnya pupus.
"Apa yang mereka lakukan di sana?"
"Tidak ada tanda tanda pengintaian ataupun peluang mereka akan menyerang pack, Alpha. Semuanya hanya murni mengelilingi pack tanpa menunjukkan sikap agresif mereka, Alpha. Kita belum tahu mengenai maksud mereka memunculkan diri di perbatasan pack."
"Biarkan demon itu berkeliaran di perbatasan. Tetap pantai mereka. Pastikan segera melapor apabila melihat keberadaan Veronica. Jangan lengah. Bukanlah hal baik apabila demon yang selama ini bersembunyi mulai menampakkan dirinya kembali."
John mengangguk mengerti mendengar titah sang Alpha. Ia keluar dengan kepala tertunduk dari ruang kerja sang Alpha dan mulai me-mindlink beberapa Gamma dan Delta untuk mulai menjalankan perintah Sang Alpha.
Maafkan Aku, Lud. Ini semua karena aku tidak bisa mempercayai perkataannya dan lebih percaya pada orang lain, ujar Raven me mindlink Ludwig yang hanya bungkam. Serigala itu melangkahkan keempat kakinya menjauhi Raven dan menyembunyikan dirinya di sisi tergelap dalam pikiran Raven.