Chereads / DaraDira / Chapter 5 - Syarat Putus Yang Mencengangkan

Chapter 5 - Syarat Putus Yang Mencengangkan

"Gue kalah dalam kompetisi calon ketos berarti kita putus begitupun sebaliknya dan pas gue menang nanti lo harus cium gue di depan anak-anak."

Dara tak mengerti syarat macam apa itu?cewek itu hanya melongo saja saat Dira melontarkan persyaratan.

Cewek ini cemberut.

"Bisa ganti syarat nggak?kelamaan kalo syaratnya gitu."Keluh Dara, tak srek dengan syarat pemutusan dari cowok keren itu.

Kalo bisa mereka putus hari ini juga biar Dara terbebas dari Dira, semakin cepat putus maka semakin bagus.

Berlama-lama menjadi pacar cowok sengak itu bikin Max semakin jauh darinya.

Sudah lama Dara naksir Max, bahkan dia yakin Max juga mempunyai perasaan yang sama.

Mendengar protes Dara bikin cowok satu ini cuma bisa geleng kepala.

Menarik dagu Dara agar jarak mereka semakin dekat.

"Ada, tapi yakin lo bakal keberatan." Dengan santai cowok menatap muka cewek cantik yang duduk disampingnya ini.

"Mang apaan si?sampai lo bisa ngambil kesimpulan kayak gitu." mimik Dara terlihat tak sabaran.

Jelas sekali Dara merasa senang saat Dira mengatakan ada syarat lain, dalam hati berharap semoga syarat option kedua bisa lebih mudah.

"Sebelum gue kasih tahu ini adalah syarat option terakhir artinya selain syarat ini sama syarat yang awal gue kasih ke lo nggak akan ada syarat pilihan lain lagi. Ngerti?"

Dan seketika perasaan Dara menjadi was-was karena perkataan cowok itu seolah mengandung sesuatu yang mencurigakan.

Beberapa waktu Dara mencoba mempertimbangkan hal ini, dia tetap harus mengetahui option kedua dari sayarat pemutusan hubungan pacaran mereka.

"Yaudah, Kasih tahu apaan? Ntar gue pertimbangi yang mana yang lebih bisa gue lakuin."

Seringaian tercipta pada ujung bibir cowok itu sekarang.

Kembali berbisik.

"Get shower with me?No more, together in the water."

Mendengar syarat option kedua Dara makin tercengang, gila itu syarat luar biasa gila.

"lo gila apa?Never, Yaudah gue pilih syarat pertama aja, siapa yang mau mandi bareng lo hah. Bisa-bisa lo ngapa-ngapain gue lagi ihhh...ogahhhhhh!"

Cewek ini meriding membayangkan hal yang tidak-tidak jika mereka benaran mandi bersama, Nanti mahkota kesayanganya bisa lenyap gara-gara cowok itu.

Seperti dugaannya Dara pasti akan menolak keras, Dira memang sengaja memberikan syarat yang bikin Dara pasti menolak.

"Padahal cuma mandi doang kok, kenapa mesti nggak mau si?dosa itu kalo kita mandi bareng tapi sambil ngelakuin hal yang bikin kita mendesah hehehe."

Dira sengaja berakting kecewa, bahkan memasang mimik tak kalah kecewa.

Volume suara mereka sengaja pelan tapi penuh dengan emosi terlebih Dara.

Jika tak ingat sedang ada di rumahnya cewek ini pasti akan membentak Dira saking emosi.

Satu pukulan keras mendarat tepat di perut Dira.

Senyuman kepuasan tergambar pada bibir tipis Dara saat melihat Dira kesakitan.

"Sakit kan makanya jangan asal ngomong aja, dasar cowok mesum lo!"

Meskipun nada bicara Dara pelan tapi penekanan kalimat jelas artinya cewek itu tengah kesal.

Dira mengusap perutnya.

"Kok lo nonjok gue?Apa salah gue?"

Karena masih belum menyadari kesalahan Dara makin merasa dongkol.

"Lo masih belum sadar! Syarat kedua lo itu bikin gue marah, lo pikir gue cewek gampangan?asal lo tahu gue masih ting-ting setingting tingtingnya seenaknya ngajakin mandi bareng, kita tuh belum nikah DOSA tahu kalo sampai mandi bareng gitu. Meskipun zaman now hal wajar tapi buat gue itu hal nggak wajarrrr."

Dengan sikap berapi-api Dara melontarkan kata-katanya,  Dira yang melihatnya hanya menggelengkan kepala lalu tersenyum.

Cowok itu menarik kuping Dara dengan ngemas.

"Ngajakin mandi bareng kok dosa si?Aneh. Yaudan kalo gitu deal option pertama nih, pilihan lo udah gue kunci dan jangan nyesel."

Dara melepaskan jari-jari cowok itu dari kupingnya, memasang tampang serius tapi malah terlihat lucu dimata cowok itu. "Pasti dosalah masa kita belum nikah mandi bareng. Ya gue setuju pake syarat awal aja."

"Sejak kapan berenang itu DOSA?"Sahut Dira akhirnya.

Skak.

Cowok itu tertawa, Menyentil jidat Dara denga ekpresinya yang sungguh terlihat puas karena sudah ngerjain Dara sehingga cewek itu berfikir macam-macam.

"Jadi maksud lo itu kita mandi bareng di kolom renang?" Beo Dara melongo kayak orang begok.

Dira menganguk. "Tepat, Gue ini bukan cowok brengsek yang seperti lo kira. Btw gue cabut dulu ya sayang."

Sayang.

Mendengar panggilan itu Dara jadi salah tingkah.

Dira menghabiskan sisa minumannya lalu mengeluarkan sesuatu dari balik saku celananya.

"Berhubung lo masih jadi cewek gue jadi lo harus pake ini." lontar Dira memberikan gelang basketnya.

memakaikan benda itu pada pergelangan tangan Dara. "lo boleh lepas gelang ini setelah kita putus,ok."

Satu kecupan mendarat dikening cewek ini,Dira tersenyum.

Membelai rambut Dara.

Cewek ini merasa tersentuh entah mengapa?

Jangan-jangan dia sudah mulai jatuh cinta?

Dira segera menghempaskan pikirannya

"Gue balik ya, salam buat nyokap bokap lo."

Dara mengangguk.

Cewek itu mengantar sampai teras rumah.

"Hati-hati dijalan." kata Dara pelan tapi masih terdengar.

Baru kali ini Dara mengatakan kata-kata tadi, jujur dalam hati merasa senang.

Dira membalas ucapan Dara hanya dengan senyuman.

Motor gede cowok itu berjalan meninggalkan rumah Dara.

"Kok gue ngerasa tersentuh ya pas tadi dia pakaiin gelang basketnya terus cium gue?udah ah ngapain si sok melankolis gini."

-

-

-

Max masih merasa patah hati gara-gara fakta bahwa Dara adalah pacar saingannya?jujur dia mau ikut calon ketos ini cuma bikin terkesan Dara.

Tidak ada sedikitpun merasa tertarik pada status bergengsi tersebut.

"Kenapa lo,Max?kok mojok disini?" Sahut Dewa teman sekelasnya.

Saat melihat Max sedang duduk dipojokan perpustakaan.

Tak seperti biasa.

"Gue patah hati,Wa. Dara ternyata udah punya cowok."

"Sejak kapan?Bukannya dia deketnya sama lo? Kok pacaran sama orang lain?gagal paham gue."

Max menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Hampir satu bulan dan lo tahu sama siapa?Dirawangsa saingan gue sekaligus teman sekelasnya."

Yap..

Siapa tak mengenal Dirawangsa yang sering dipanggil Dira, cowok sengak dan anti sosial.

Lebih memilih menyendiri dan tak mau bergaul dengan siapapun tapi semua berubah saat tiba-tiba saja cowok itu mulai  membaur bahkan ikut bersaing merebut posisi ketos.

Hal ini tentu membuat banyak orang terkejut.

Sikap dan sifat tertutupnya sedikit demi sedikit mulai terkikis.

Ternyata Dara penyebab semuanya.

"Buset, Kok bisa si?Big News nih teryata Daramitha si tomboy terkenal jutek jadian sama Dirawangsa si misterius anti sosial hahaha..jodoh memang nggak ada yang tahu ya,Bro." Raut muka Dewa jelas sekali terlihat terkejut.

"Nah itu pertanyaan gue, tapi sampai detik ini gue belum dapat jawaban. Menurut lo gue harus apa?jujur gue nggak kuat nerima kenyataan ini,Bro."

Dewa merangkul pundah Max lalu memberikan motivasi. "Alahhh...Baru pacaran mah masih bisa nikung, don't be sad lah. Lo tuh nggak boleh nyerah gitu aja dong.

"Jadi maksud lo gue harus ngerebut Dara?"

"Iyalah, Gue yakin perasaan tertarik Dara ke lo jauh lebih besar dibandingkan ke Dira."

"Kok lo bisa seyakin itu?"

"Karena hubungan kalian jauh lebih lama dibandingkan hubungannya sama Dira. Gue yakin kalo lo terus berjuang bikin keduanya putus maka Dara bakal jadi pacar lo."

Berkat omongan teman sebangkunya ini Max jadi merasa lebih baik, dia setuju dengan perkataan Dewa.

Dan Max memutuskan untuk membuat Dara putus dan akirnya berpacaran sama cewek itu.

Sekarang senyuman tergores pada bibirnya.

Tbc