Acara ngeliwet ditutupi oleh penampilan Titi, semua warga bersorak gembira saat sang biduan dambaan hati Lukas ini akan tampil.
Titi yang bertubuh super montok itu memakai baju super seksi plus make-up menor tapi terlihat cantik.
Perutnya yang buncit tak menjadi penghalang pesona sang biduan, buktinya semua laki-laki penggemar Titi bersiul mencoba menarik perhatian sang biduan, begitu pula Lukas.
Keuntungan Lukas adalah secara tampang dan penampilan Lukas lebih unggul dari penggemar Titi yang lain di gedung ini.
"Busett..Titi makin hot aja,bikin gue makin cinta."kata Lukas dengan pandangan mata tak bisa lepas dari sang pujaan hati yang sedang goyang lincah yaitu goyang andalannya.
Goyang petir perbaduan dari goyang ngebor,gergaji dan patah-patah.
Sesekali memutarkan rambutnya.
Bahkan dada Titi bergerak lincah ke kanan-kiri dan keatas-bawah bikin laki-laki makin demen dan para perempuan was-was.
Lagu-lagu dangdut yang dinyanyikan oleh Titi juga enak semua.
Dira menggelengkan kepala mendengar ucapan Lukas, Dara malah terlihat tak nyaman karena menurutnya penampilan Titi itu seronok.
"Gue mau balik." Kata Dara dengan volume suara cukup tinggi.
Suara dentuman musik dan suara nyanyian Titi memang cukup keras.
"Satu perfomance lagi kita balik, ok." Balas Dira tapi matanya masih fokus ke arah sang biduan, sama seperti yang lain cowok itu terlihat menikmati perfomance Titi.
Bahkan senyuman nakal sesakali terbentuk dari bibir cowok itu saat Titi bergoyang semakin hot.
Dara merasa bt karena Dira ternyata sama aja seperti laki-laki kebanyakan,Gatel.
Meskipun tak ikut goyang atau bersorak seperti penonton lain tetap aja Dara kesal.
Sesuai janji Dira pun mengajak balik Dara, mereka berpamitan meskipun banyak yang orang-orang kecewa tapi mereka tak menahan keinginan dua remaja itu karena mengerti situasi mereka.
Jam menunjukkan pukul 9 malam sekarang.
"Gimana seru kan?" Tanya Dira memasangkan helm pada Dara.
Cewek ini mengangguk. "Gue si malah ngerasa kurang srek pas mba Titi perfomance, seksi banget."
Dira malah ketawa. "Iri ya nggak bisa goyang mantul gaya dia?
Mendapatkan perkataan seperti itu Dara melotot. "Ihh..siapa yang ngiri, sembarangan kalo ngomong."
"Terus kenapa muka Lo bt?"
"Kepooo." Sahut Dara sewot.
Dira memakai helmnya, melepaskan jaketnya. Memasangkan jaket itu pada Dara.
Gadis ini terkejut.
"Udah malam, udaranya dingin nggak baik buat kesehatan lagian besok lo sekolah kan nggak kayak gue."
Dara baru ingat bahwa Dira sedang izin selama 3 hari, katanya dalam rangka urusan keluarga tapi nyatanya cowok itu jalan-jalan sama perempua cantik dan sekarang bersamanya.
"Lo bohong kan?Minta izin karena ada urusan keluarga tapi ternyata malah keluyuran. Enak banget si jadi lo..ngibulin guru-guru tanpa kena sanksi." Wajah Dara cemberut.
Dira tersenyum kecut. "Enak?jadi gue itu enak?gue malah mau hidup kayak lo atau orang lain yang hidupnya nggak kayak gue, kalo bisa tukeran takdir pasti asik. Balik yuk."
Kali ini Dira menjawab dengan nada ketus, cowok ganteng itu memakai helmnya. Menyadari telah membuat Dira marah, cewek ini merasa tak enak hati tapi entah mengapa mulutnya keluh.
Sesampainya di rumah tepat pukul 21.40 wib. Dira mengetuk pintu dan berpamitan pulang pada Liliana dan Hakim.
"Kamu lagi berantem sama Dira?mukanya kok tadi cemberut gitu?" Tanya Hakim penasaran.
"Iya, Dara..kamu itu jadi pacar jangan mau menang sendiri dong,nggak baik." Kata Liliana main mengambil kesimpulan sendiri.
Dara menggelengkan kepala. "Nggak berantem kok pa. Aku istirahat dulu ya pa-ma."
Cewek ini berjalan ke lantai atas menuju kamarnya, perasaannya masih merasa tak enak. Entah mengapa perkataan Dira bikin dia merasa tak enak hati?
Dara mengirimkan chat pada Dira.
Dira
-------
Makasih ya udah ngajakin gue ke tempat menyenangkan malam ini.
Cewek ini merasa sedikit lebih baik setelah mengirimkan chat, dia beranjak dari ranjangnya dan berganti pakaian.
Mengecek IPhone-nya tak ada balesan dari Dira.
Kok Dara merasa galau si?
***
Pagi ini Dara bareng sama Variz pergi ke sekolah meskipun mereka bertentangga dan hubungan mereka dekat tapi tak pernah pergi bareng ke sekolah sekalipun.
"Tumben lo ngajakin pergi bareng ke sekolah? jangan-jangan lo naksir gue ya?haha...gimana ya gue nggak mau jadi pelakor tapi kalo lo maksa ya ayo."
Dengan gaya tengil cewek ini bergaya sok genit. Variz ketawa dengar ocehan sahabatnya ini, menjewer telinga Dara.
"Hahaha... Ujung-ujungnya mau juga, boleh deh kan enak bisa ciuman sama lo. Asal kita mainnya cantik ya."Variz mengedipkan sebelah matanya, memonyongkan mulutnya seperti ikan koi.
Dara merinding. "Ih...serem ngebayangin ciuman sama ikan lele kayak lo."
"Kok ikan lele si?" Sekarang Variz bingung sendiri.
Dara cuek. "Udah ah berangkat yuk."
Kedua remaja ini langsung pergi meninggalkan kompleks perumahan mereka menuju sekolah.
Setelah sampai kelas ,duduk di bangkunya Dara mengecek chat dan ada satu chat dari Dira.
Perasaannya terkejut dan senang.
Dira
-------
Jangan lupa sarapan pagi dan jangan
kangen sama gue ya.
Cewek ini cemberut membaca chating dari Dira, bisa-bisanya dia PD chat seperti itu.
Dara memutuskan tak membalas chat Dira.
"Tumben lo berdua datang bareng?" Tanya Fera,pacar Variz.
Mukanya udah kayak baju belum disetrika,KUSUT.
Variz mengelus dagu sang pacar. "Ya lagi bareng aja cintaku, jangan cemburu dong.. jiwa raga aku milik kamu seorang, buktinya keperjakaan aku ,aku serahin sama kamu kan hehe."
Dara mendengar perkataan Variz jadi merasa mual..
Bisa-bisa tanpa rasa malu cowok itu membuka aipnya sendiri. Sekarang Fera tersenyum malu.
Cewek itu memeluk Variz dengan sikap manja.
"Awas ya ,kalo kamu selingkuh nanti aku potong adik kamuuu." Kata Fera memperingati sang pacar dengan sikap super manja.
"Jangan dong sayang, kalo adik aku nggak ada kan kamu juga yang rugi. Terus aku nanti nggak bisa pipis..masa kamu tega sama aku..cintaaa." sikap Variz tidak kalah alay dari pacarnya.
Keduanya udah kayak pemain sinetron, sok iye bikin Dara makin jengah.
"Lo berdua mending enyah dari sini, sok romantis lo berdua..mual gue lihatnya." Sewot Dara disertai wajah bt.
"Ihh... jomblo tahu apa si tentang cinta? bilang aja lo cemburu kan? nggak bisa mesra-mesraan kayak kita ya cinta." Fera menjulurkan lidah, tak mempedulikan omongan Dara.
Variz cuma merespon perkataan pacar tersayangnya itu dengan cengiran.
"Makanya cari pacar dong,Ra. Biar Lo nggak sensi pas lihat kita mesra-mesraan kayak gini hehe." Masih bermanja ria bergelantungan pada dada sang pacar Fera memberikan nasehat.
"Lo berdua pergi atau gue dorong?" Dara melotot, bertolak pinggang.
Cewek itu sudah marah sekarang.
Fera buru-buru ngajak Variz cabut dari meja teman mereka itu.
Tak lama kemudian bell berbunyi...
Jam pelajaran pertama dimulai..
***
#Kantin.
Hilman terlihat galau tak biasanya teman sebangku Dara terlihat tak bersemangat seperti itu.
Bahkan makan bakso saja males-malesan.
Dara tak tahan melihat tingkah laku temannya itu pun melakukan interogasi.
"Ada apa si?galau banget kelihatannya? Kayak maling kena tangkep polisi aja lo." Dara memakan baksonya dengan lahap.
Hilma menghembuskan nafasnya. "Masalah gue si lebih dari itu,Ra!"
Suara Hilma terdengar lebih tinggi dari sebelumnya.
"Mang ada apa si? ceritain dong ke gue. Siapa tahu aja gue bisa bantu."
Melihat kondisi teman sebangkunya sudah terlihat "Emergency" maka Dara mencoba memberikan nasehat.
Hilman mengajak Dara pindah tempat buat ngomongin masalahnya.
Setelah menghabiskan makan siang mereka, Hilman mengajak Dara ke gudang sekolah. Meskipun gudang tapi sangat terawat dan tidak ada aura seram di dalamnya.
Dara menunggu Hilman bercerita, setelah kurang lebih lima menit cowok itu sibuk sendiri berjalan mundar-mandir, dia duduk disamping Dra setelah memastikan bahwa tidak ada seorang pun mendengar akan obrolan mereka.
"Pacar gue hamil,Ra." Meskipun suara Hilman kecil tetap terdengar jelas karena jarak mereka dekat.
Dara terkejut tak menyangka persoalan Hilman berurusan dengan persoalan "Anak" seperti ini.
"Ya ampun,Hil. Kok bisa si?Mang Lo nggak pake pengaman?!" Dara terlihat terkejut tapi volume suaranya kecil.
Hilman menggelengkan kepala. "Biasanya gue pake tapi sebulan belakangan ini nggak karena gue mang lagi males pake, padahal cewek gue udah minum pil KB tiap kali kita habis ngelakuin itu.shit..pusing gue,mana gue masih 17 tahun, lulus sekolah juga belum. Gue masih mau jadi pilot belum siap jadi bapak!"
Cewek ini tak mengerti kenapa Hilman bisa seceroboh itu. "Terus gimana?Lo nggak mungkin nyuruh pacar lo gugurun kandungan kan, dosa besar tuh."
"Yaelah, kita ngeseks sebelum nikah udah dosa besar kan. Nggak ada cara lain selain itu kan." Hilman terlihat frustasi.
"Iya, tapi gugurin kandungan lebih dosa soalnya menyangkut persoalan ngilangin nyawa. Ngerti?!"
"Baru 2 minggu, belum ada nyawanya Ra." Kilah Hilman, mengusap wajahnya.
Dara menggelengkan kepala. "Tetap aja itu bukan hal bener, tapi terserah lo kalo menurut lo itu jalan terbaik."
"Sebenernya pacar gue mau mempertahankan anak kami, dia pengen kita nikah dan dia ngizinin gue buat tetap sekolah sampai lulus bahkan kalo gue mau lanjut ke akademik pilot dia bakal dukung " Hilman terlihat lebih tenang.
"Emangnya cewek lo nggak takut di D.O dari sekolah?"
Dara bingung dengan reaksi Hilman kok kelihatannya santai banget,karena itu Dara melontarkan pertanyaan macam ini.
Cewek ini yakin pacar Hilman jika bukan kelas sebelas seperti mereka paling tidak kelas sepuluh.
"Cewek gue udah kerja, asal lo tahu ya.Dia itu jauh lebih tua dari gue, usianya 23 tahun seorang sekretaris di salah satu perusahaan terkemuka di Jakarta." Tawa kecil kini menghiasi bibir Hilman.
Cowok itu dengan santai menjelaskan persoalan sebenarnya, Dara melongo tak menyangka Hilman berpacaran dengan cewek dewasa.
"Jadi pacar lo orang kantoran?"
"Yap, Namanya Kiara dan kami udah pacaran selama 3 tahun."
Tunggu Dara tidak salah dengarkan kan? 3 tahun artinya saat pertama kali pacaran umur Hilman masih 14 tahun!!
"Hilma Lo pacaran sama dia waktu kelas sembilan?!"
Hilman mengangguk santai. "Lebay banget si reaksi Lo, teman-teman sepantaran kita aja dari kelas tujuh udah pacaran."
"Iya si, tapi pacar lo sama kayak pidopil dong kan usia pacar lo saat itu 20 tahun."
"So what!! Kami saling suka dan tertarik ya pacaran deh dan hubungan kami juga baik-baik aja."
"Jadi..." Dara garuk-garuk kepala..
"Jadi apa?" Hilman terlihat bingung
Dara menelan ludahnya. "Jadi lo ngelakuin itu kali pertama saat umur 14 tahun?"
Hilman tersenyum santai lalu mengedipkan sebelah matanya.
Dara pun melongo.
Tbc